XI. Execution

3.7K 700 43
                                    

"NOIRRRR!!!"

"KAKAKKKKKKK!!!"

Teriakan Ezekiel dan Noir mengalihkan perhatian Yuriel. Badai semakin besar, pusaran angin yang mendekat berhasil membuat kapal terombang-ambing kencang sehingga para awak beramai-ramai mempertahankan muatan sedangkan Ezekiel fokus mengendalikan kemudi.

Noir yang terguncang di dalam penasaran dan mengecek keluar juga ingin memberitahu pada sang kakak kalau kaca jendela di bawah mengalami retakkan.

Sialnya, Noir tak tahu ada badai. Begitu sampai di atas, tubuh kecilnya langsung terhempas kencang ke bagian kapal yang lebih miring hingga nyaris terlempar keluar namun berhasil memegang erat pinggiran besi pembatas kapal.

"KAKAKKKKK!!!"

Cesare, Lyra, dan Nik sibuk membuat diri mereka berguna dibelakang sana dengan membantu awak kapal mempertahankan muatan yang beberapa kali nyaris terlempar keluar kapal sedangkan Ezekiel tidak bisa keluar dari tempat kemudi. Itu sama saja dengan bunuh diri.

Yuriel beralih menatap Eiran. Hanya pria itu yang bebas disini. "Kau pergi dan selamatkan anak itu."

"Aku tidak bisa." Eiran langsung menolak, bukan tanpa alasan tetapi kekuatannya melemah jika berada di dalam situasi ini.

"Itulah mengapa aku butuh liontin yang menahan sebagian besar kekuatanku, dalam situasi buruk seperti ini anggaplah kekuatan gelap alam tengah menguasai... itu membuatku lemah. Aku tidak bisa."

"Bukankah sebelumnya kau bisa?"

Eiran menggeleng pelan. "Disana alamnya bersahabat tak seperti sekarang. Alam yang seperti ini terasa seperti menghisap sisa kekuatan yang kumiliki. Aku lemah tanpa liontin itu."

"Cukup katakan kau takut pada badai." Pungkas Yuriel.

Merasa Yuriel akan nekat, Eiran mencengkram pergelangan tangan gadis itu sekencangnya. "Cangkupan pengaruh diriku atas dirimu akan memudar, mengecil seiring melemahnya aku. Sihir kemalangan masih mempengaruhimu, lihat tanda dipergelanganmu yang satunya."

Yuriel segera membalik tangannya, mendapati tengkorak hitam itu masih ada disana persis seperti yang Eiran katakan.

"KAKKKK, TOLONG AKU KAKKKK!!!"

Disaat yang sama teriakan Noir mengalihkan perhatiannya lagi. Yuriel memang bukan tipe orang yang gampang memiliki ikatan kasih sayang pada orang lain dan kata-kata beberapa saat lalu mungkin terdengar jahat, tetapi bukan berarti ia ingin Noir mati.

"Yuriel, kau bisa saja meninggal kali ini. Tanda itu terhubung dengan sihir alam dan cuaca buruk sama seperti sihir jahat bagi mereka. Sihir kemalangan itu akan kembali mengalir ke dalam darahmu jika kau melewati lima langkah." Jelas Eiran sekali lagi agar Yuriel mengurungkan niatnya untuk menyelamatkan Noir.

"Dia harus kembali pada ayahnya." Sahut Yuriel sesaat sebelum mengambil langkah nekat usai melemparkan bukunya ke dalam pelukan Eiran lalu berlari ke arah Noir.

Membawa langkahnya yang terasa berat sebab kondisi kapal terombang-ambing dan beberapa barang mulai bergeser atau menggelinding ke arahnya. Bersamaan dengan langkah keenam yang diambil, tanda tengkorak di pergelangan tangannya berubah menjadi merah. Sihir kemalangan aktif kembali menguasai Yuriel, segala hal disekitar gadis itu bergerak mencoba untuk membunuhnya dengan cara yang tidak masuk akal.

Jleb!

Sebuah kapak terbang melewati wajahnya dan menancap pada dinding kayu kapal, nyaris membelah kepalanya apabila tak ada adegan jatuh karena terselimpat kaki sendiri.

"KAKAK TOLONGGHH!!!" teriakan Noir semakin jelas.

Yuriel berusaha bangun, tetapi keseimbangannya kurang alhasil ia menggunakan bantuan tangannya untuk merangkak dengan cepat sambil menghindar dari peti-peti yang bergeser kencang ke arahnya. Peti-peti itu seakan mau menghimpit tubuhnya sampai hancur.

The BloodlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang