VI. Attack

3.7K 641 169
                                    

Dua jam perjalanan berlaku, tetapi mereka masih berada di hutan. Hari semakin malam dan hewan-hewan buas sesekali mulai terdengar, seramnya karena beberapa hewan buas suaranya terdengar seperti manusia serigala tengah mengaum.

"Kita harus waspada!" Eiran berseru memperingati teman-temannya, saat ini Yuriel duduk di belakang pria itu karena ogah berada di depan.

"Aku bisa mencium aroma manusia serigala." Ujarnya.

"Jangan terlalu khawatir, Eiran. Jika manusia serigala itu mencoba menyerang, aku bisa menghabisinya dalam semenit dengan otot-ototku ini!" sahut Cesare terlampau percaya diri.

Dan seolah Tuhan ingin menguji kata-kata Cesare, seekor manusia serigala bertubuh besar dengan tanduk dan ekor melompat ke arah Nik dan Lyra. Berhasil memeluk bagian belakang kuda mereka lalu menggigitnya sehingga hewan berkaki empat itu mengamuk kesakitan sementara Nik dan Lyra melompat turun dan terguling diatas tanah.

Otomatis Cesare dan Eiran langsung menghentikan kuda mereka bersamaan untuk membantu Nix dan Lyra yang saat ini menjadi sasaran utama serangan manusia serigala tersebut.

"Nik!" Eiran berseru, Nix menoleh sekilas dan mengangguk.

‘Mereka berbicara melalui kode atau telepati?’ mata Yuriel menyipit, ia cukup waras untuk tidak mendekat pada mereka atau pun berusaha menghampiri Lyra dan membawa perempuan yang memiliki satu luka gores panjang di lengan kanannya itu menjauh karena kasihan. Yuriel bisa menjadi serangan utama manusia serigala nanti, terlebih dia adalah manusia--menu empuk kesukaan mereka.

Errghhhh... Manusia serigala itu mengaum, terlihat jelas taring-taring tajamnya dipenuhi liur yang terus menetes keluar, sebagian besar tubuhnya berbulu dari atas kepala sampai ujung kaki. Dia memakai celana mirip seperti Hulk, bedanya Hulk itu besar dan hijau. Manusia serigala yang ini tidak sebesar Hulk, kok. Hanya sebesar dua kali badan manusia dewasa.

Nik mundur membawa Lyra, Cesare mengambil tempat untuk menjadikannya dirinya sebagai garda terdepan yang siap melawan apa saja. Sialnya, dua manusia serigala lainnya datang dan sukses membuat dua kuda mereka yang tersisa lari ketakutan.

"Kita di kepung." Nik memberitahu, lama-lama mereka saling mendekat dan menempatkan diri di tengah-tengah termasuk Yuriel.

Manusia serigala itu terus mengeluarkan suara-suara menakutkan dengan rahang lapar yang sesekali terbuka lebar dan kedua mata berwarna merah. Siap untuk menerkam siapa saja, menunggu celah salah satu dari mereka berlima ada yang lengah.

"Eiran, bagaimana sekarang?" Lyra siap menyerang sama seperti Cesare, mereka semua memasang badan waspada kecuali Yuriel yang hanya berdiri lempeng tanpa merasa takut.

Ya, dia cukup muak dengan kehidupan. Kalaupun berakhir di terkam manusia serigala agaknya lebih baik daripada menjadi pesuruh vampir dan dihadiahi kebebasan.

"Satu-satu dari kita, mari menyerang mereka. Yang paling besar tangani berdua, bagaimana?" ujar Lyra memberikan saran, menunggu persetujuan Eiran yang masih mengamati dengan tatap tajam penuh kewaspadaan.

"Eiran?" tanyanya sekali lagi, Lyra selalu cekatan dan berambisi dalam hal-hal seperti ini berkebalikan dengan Eiran yang cenderung berpikir dengan kepala dingin.

"Bagaimana menurutmu?" saat ditanya Lyra, Eiran secara sengaja malah melemparkan pertanyaan pada Yuriel.

"Aku tidak tahu." Tolak Yuriel mentah-mentah tak ingin ikut campur dalam hal ini.

"Dia bodoh, percuma tanya padanya. Cara dariku sudah paling benar." Celetuk Lyra.

"Dia benar." Timpal Yuriel setuju pada Lyra.

The BloodlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang