XXII. Agreement

3.7K 621 322
                                    

"Ada yang datang~"

"Dia datang~"

"Sang Pangeran~"

"Sang Pangeran datang~"

"Dia datang~"

"Dia datang dengan keputusasaan~"

"Sang Pangeran akan menawarkan jiwa~

"Dia menawarkan jiwa~"

Bisikan-bisikan tak berwujud menyambut kedatangan Eiran di hutan kegelapan. Para makhluk yang berkaitan dengan kematian berbisik, membaca isi pikiran Eiran sambil memperhatikan pria itu yang semakin jauh masuk ke dalam hutan sampai salah satu dari makhluk disana menunjukkan diri dalam bentuk wujud berasap.

"Sang Pangeran~" suara serak laki-laki menyapa Eiran. "Boleh aku tahu apa yang kau tawarkan dan butuhkan?"

"Aku Iblis Zenon akan memenuhi permintaanmu apabila imbalannya setimpal." Ucapnya lagi.

"Kau bisa memakan setengah jiwaku." Eiran mengutarakan imbalan yang ia miliki. "Kau... bisa memakan semuanya jika mau."

Zenon terkekeh. "Kau yakin? Hmmm... Kelihatannya kebutuhanmu agak berat, ya~"

"Aku butuh kekuatan yang lebih besar untuk menyingkirkan seseorang yang menjalin kerjasama dengan Anubis." Sahut Eiran menjelaskan situasi yang tengah di hadapinya dan dendam berapinya terhadap Tyler yang sulit dijelaskan melalui kata-kata.

"Makhluk kematian berkepala anjing itu? Hmmm... Aku tak yakin, tetapi bisa." Zenon mengangguk dalam rupa berasapnya lalu perlahan-lahan mengibarkan sayap hitam lebarnya ke udara. "Aku tak akan menyalahi kesepakatan, aku tak serakus itu."

"Jadi, kau setuju?" Tanpa ba-bi-bu Eiran langsung bertanya to the point. "Apabila kau memang mampu mengalahkan orang yang berkerjasama dengan Anubis maka aku bersedia menjalin perjanjian denganmu."

"Bisa, sangat bisa. Selagi tak ada yang memberiku penawaran dengan imbalan lebih baik, aku akan setia padamu~"

Eiran tersenyum mengejek. "Dasar..."

Zenon tertawa keras. "Itu sifat alami para makhluk seperti kami tahu?"

"Aku memberikan seluruh jiwaku padamu, kau bisa memakannya dan bersatu dengan tubuhku. Bukankah itu imbalan yang lebih dari cukup untuk melakukan hal sepele seperti menghabisi orang yang kuinginkan?"

"Baiklah, baiklah~" Zenon menganggukkan kepala dalam bentuk asapnya lalu membuka kedua matanya yang berwarna ungu terang.

"Kita sepakat?" Tanya Zenon sekali lagi menunggu jawaban final Eiran.

Pria itu mengangguk. "Sepakat."

"Kasihan sekali, seorang Pangeran Vampir yang kehilangan kerajaan dan tersegel kekuatannya harus repot-repot membuat perjanjian dengan iblis untuk membunuh satu orang. Pfttt!" Setelah puas tertawa Zenon memfokuskan tatapannya ke arah Eiran, memindah tubuh pria itu dari atas ke bawah lalu memecah asap-asap yang ada di tubuhnya.

Dengan cepat asap-asap ditubuhnya itu menghampiri Eiran, memeluk tubuh Eiran dengan sangat keras sampai beberapa tulangnya remuk dengan cara yang menyakitkan. Tetapi, Eiran tidak akan mati. Dia akan mendapat keabadian meski seluruh jiwanya dimakan oleh Zenon dan dengan kata lain Zenon akan menjadikan tubuh Eiran sebagai inangnya dan menguasai pikiran lelaki itu karena jauh di dalam sana... Eiran akan tertidur layaknya seorang bayi kecil dalam kandungan sang ibu.

"ARGHHHHHHHHHHH!!!"

Kedua mata Eiran terbuka lebar, mulutnya menganga setelah berteriak kencang dan ekspresinya persis seperti seseorang yang tengah sakaratul maut saat Zenon masuk secara perlahan melalui berbagai lubang yang ada di tubuh Eiran hingga seluruh asap hitam yang tadinya memeluk Eiran peralatan lenyap karena telah menyatu ke dalam.

The BloodlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang