•> Orphanage visit

15 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Satu Minggu setelah kejadian kecelakaan waktu itu semua berjalan baik-baik saja. Diam-diam Galven juga meminta anggota geng nya agar tersu mengawasi gerak gerik Evan si anak baru dari jauh karena ia masih memiliki kecurigaan terhadap anak itu.

Ketika Galven membuka pintu toilet ia sedikit terkejut ketika melihat seorang gadis yang sangat ia kenali tengah bersandar disamping pintu toilet ya dia adalah Senja. gadisnya itu terlihat masih sibuk dengan dirinya sendiri yaitu mengemut permen tangkainya yang sedari tadi belum habis.

Setelah melihat Galven yang sudah keluar dari toilet Senja lantas membuang tangkai permennya ke tong sampah terdekat lalu menghampiri Galven. Tangan gadis itu begitu sigap memegang lengan Galven yang diikat slayer kebanggaan Lavender. Tanpa meminta persetujuan sang empu Senja melepas ikatan slayer tersebut cepat.

Dengan sekejap mata Senja membulat ketika melihat sesuatu dibalik ikatan tersebut."Tatapan gue nggak salah kan?" Batin Senja

Dibalik slayer tersebut terdapat luka memar biru hingga luka goresan memanjang yang masih terlihat basah.

Saat ini keduanya sudah berada didepan sekolah yang terdapat bangku kosong untuk para murid menunggu jemputan. Juga terdapat beberapa penjual kaki lima yang masih berjualan didaerah sana. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 17:00 dan sekolah juga sudah sepi sejak tadi membuat kedua insan itu tidak menjadi pusat perhatian. Jika dipikiran berapa jam Galven didalam toilet tersebut hingga matahari mulanya menjulang tinggi sekarang ingin terbenam sedikit demi sedikit diufuk barat.

Galven sedar tadi tadi hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun walaupun makhluk disampingnya sedari tadi mengoceh tanpa jeda.

" Tangan lo kenapa bisa kayak gini? " Tanya Senja untuk kesekian kalinya tangannya sibuk mengompres lengan Galven yang memar tak lupa mengoleskan salep dibagian luka goresan yang sudah Senja bersihkan menggunakan kapas yang sempat ia beli di minimarket depan sekolah.

" Luka lama belum sembuh tapi ditambah luka baru, sakit nggak?" Ringis Senja bergidik ngeri ketika melihatnya.

" Jangan diteken!" Sentak Galven

" Kalo gue tanya tuh jawab" Geram Senja kembali menekan luka tersebut membuat Galven memejamkan matanya.

" Ikhlas nggak?" Tanyanya

" Ikhlas kok" balals Senja

Kini Galven sudah mengganti Jersey basketnya menggunakan celana abu-abu dengan kaos hitam berlengan pendek yang pernah ia tinggalkan di loker. Ia memang baru saja selesai latihan basket dan kebetulan Senja juga ada latihan dance jadi bisa sekalian pulang bareng berhubung hari ini hari Jum'at jadilah mereka kembali kerumah.

" Kalo kamu nggak mau diobatin bisa infeksi" Ujarnya melembut tatapan gadis itu masih sibuk memperban luka dilengan kekasihnya dengan telaten. Detik berikutnya mata gadis itu membulat lalu menyipitkan matanya menatap Galven yang tengah memperhatikannya.

DANGEROUS BROTHERS [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang