•> Complicated Problem

17 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Lorong koridor seketika sepi saat ke-7 anak Lavender lewat. Tidak ada yang berani menatap mereka ketika ekspresi dari masing-masing pemilik wajah saja terlihat sedang tidak bisa diajak bicara. Karena kalo ada yang berani itu sama aja menantang mereka. Bahkan raut wajah Raihan, Ditto dan Jordan yang biasanya tengil kini sedang tak bersahabat.

Brak!.

" Mana si temen banci Lo itu?" Tanya Raka murka, cowok itu tampak kalut untuk menghabisi orang sekarang.

" D-di sana" Jawab salah satu murid dikelas yang Lavender datangi sembari menunjuk kearah koridor.

Mata Galven kian menajam tatkala melirik Deon, cowok yang baru ketahuan dalang dari bocornya masalah Senja dengan Arthur kala itu dan juga orang yang ada di lokasi yang sama dihari pengeroyokan Jordan.

Galven berjalan mendekat kearah murid yang menjawab tadi ber-nametag Arkha Rivandi tak lupa mencengkeram dagunya dengan kuat hingga dirasa nyaris remuk.

" Jangan main-main sama gue!" Tekan cowok itu lalu mengambil flashdisk disaku seragam Arkha."Setelah temen Lo, selanjutnya Lo yang bakal dihukum. Cabut!" Lanjutnya menggedikan dagu mengode teman-temannya mengejar Deon.

Sebelum benar-benar pergi dari kelas tersebut dia menoleh kembali kebelakang."Kalo dia nggak ketangkap Lo sebagai temennya bakal gue tambahin hukumannya!" Cowok itu menggesek ibu jari keleher sembari mengukir senyum miring.

Aksa pun ikut mengancam menunjuk matanya sendiri dengan kedua jarinya kemudian ditujukan kepada Arkha."Berani ngadu, tulang kerongkongan Lo bakal gue pajang ke museum tubuh di Malang"

Mereka menjauh dari Arkha yang gemetar dipojokkan mengejar Deon yang dengan susah payah berlari menjauh dari ke-7 lelaki yang mengejarnya.

Namun bedanya anak-anak Lavender hanya berjalan santai, toh buat apa berlari jika pada ujungnya Deon akan tertangkap juga kan?.

Senyuman terpatri diwajah Galven, cowok itu menyilangkan tangan didepan dada dagunya terangkat naik angkuh bersamaan kedua mata elangnya menyipit fokus.

Jalan buntu, dan dia sudah tahu hal itu. sudah dibilang kan, percuma berlari toh tetap akan tertangkap hari ini.

" Gaten morgen" Jordan menyapa tenang.

Sedangkan Deon sudah terduduk lemas sambil memeluk kedua lututnya ketakutan.

" Santuy cyin, muka Lo tegang amat kayak mau disunat lagi" Ujar Jordan lagi, dia berjongkok dihadapan Deon yang makin beringsut."Atau emang Lo mau di sunat lagi? In your opinion sunat dengan ditembak revolver rasanya gimana?"

Ditto mengernyitkan keningnya bingung." Emang sunat bisa pake revolver?"

Jordan menoleh singkat." Dicoba nggak ada salahnya kan? Mumpung lagi ada orang yang bersukarela jadi percobaannya"

DANGEROUS BROTHERS [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang