•> Jordan's misfortune

16 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

" Kita semua pasti 'dih apaan sih' dicerita orang lain bro" Aksa menepuk ringan pundak sang kawan yang terlihat kacau.

" Tapi nggak serentak gitu juga kali" balas Jordan lesu, ia menatap layar ponselnya dengan nanar.

Disana tertera belasan pesan masuk ke aplikasi WhatsApp dari para pacar-pacarnya, mereka semua kompak memutuskan Jordan berbarengan.

Tahu kenapa? Karena satu pacar yang telah berubah status menjadi mantannya Jordan akan mendapatkan satu hartanya.

" Buset, ada yang minta mobil gue" lirih cowok itu lagi, merasa dipalak oleh makhluk bumi yang berparas jelita.

Teman-temannya tertawa terbahak-bahak pada saat melihat seorang playboy sejenis Jordan yang tahan banting itu kini tengah meratapi nasib.

" Pendapat Lo apa Ka?" Tanya Raihan

" Nggak ikut komen deh gue, gue ikut prihatin aja sama Jordan yang kekayaannya terkuras tanpa aba-aba" Jawab Raka membuat semua kembali tertawa ngakak.

Mereka semua kini tengah nongkrong dipinggir lapangan outdoor tepat dibawah naungan banyaknya pohon rindang dipagi hari sebelum bel masuk berbunyi. Kebiasaan anak-anak Lavender sekalian menghirup udara segar serta gombalin cewek-cewek yang lagi lewat.

" Karma nggak akan salah alamat kayak lagunya Ayu Ting Ting Dan" Sahut Galven santai, cowok itu saat ini tengah berkaca di spion motor Ditto yang sengaja dibawa kepinggir lapangan untuk memasang kembali tindik ditelinganya yang Minggu lalu sempat disita pak Tommy.

" Serah Lo Gal" Jawabnya

Elang terkekeh sinis tanpa melihat kearah orangnya semuanya juga tahu kalo tawa itu tertuju pada temannya yaitu Jordan."Ulah orang banyak tingkah" Ucapnya.

" Lang, Lo sekalinya ngomong langsung nyelekit anjir, lebih baik diem ok!" Ucap Jordan merasa sakit hati.

" Mulut gue, Lo siapa ngatur?"

Jordan menghela nafasnya berat merasa lelah."Mulut lo tajem banget, ngalahin pisau daging sembelih"

" Kalo gue nggak sabar, dari dulu gue nggak akan mau jadi temen Lo!"

Jordan mengaguk paham." Kalo gue baperan juga dari dulu gue udah mati ditusuk kata-kata Lo!"

Elang bersedekap dada." Lo nantangin gue?!"

" Lo duluan yang nyakitin"

" Mental tempe! Kalo lo nggak jago beladiri, gue yakin Galven nggak akan mau jadiin orang brengsek kayak Lo bagian dari Lavender!"

Jordan menaikan satu alisnya seraya tertawa hambar." Apa? Brengsek?"

Ia tau playboy-nya itu memang brengsek tapi mendengar dipertegas secara langsung oleh orang yang ia anggap sahabat selama hampir 10 tahun itu benar-benar menyakitkan.

DANGEROUS BROTHERS [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang