•> Surat Misterius

20 4 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bel berbunyi dua kali pertanda jam istirahat pertama. Semua siswa-siswi langsung berlarian menuju kantin. Nampak lautan manusia memenuhi area kantin sekolah sangat ramai dan sesak.

" Gila ramai banget Boo" Ucap Senja pada Galven ketika mereka baru saja tiba di pintu kantin.

" Hmm, udahlah mending cepetan masuk keburu makanannya pada habis, ngeluh terus disini nggak bakal bikin perut Lo kenyang" balas Galven sembari menggenggam tangan gadisnya untuk segera memasuki area kantin.

Keduanya kini sudah mengantri disalah satu stand makanan. Tadinya Galven sudah menyarankan agar Senja menunggu saja di meja kantin namun gadis itu memaksa untuk ikut mengantri.

Galven tetap sabar berdiri dibarisan belakang, nakal-nakal begini Galven masih ngerti artinya ngantri. Perlahan demi perlahan posisi barisan Senja dan Galven mulai maju ke depan sebentar lagi mereka bisa memesan makanan walau dari kejauhan makanan yang tersisa mulai sedikit tidak apa masih ada harapan.

Dua murid barisan depan mereka sudah selesai memesan makanan dan melipir pergi akhirnya inilah saat-saat yang sangat dinantikan Galven sedari tadi. Kakinya melangkah begitu mantap untuk segera memesan makanan tapi tiba-tiba saja Galven diselat oleh seseorang dan langsung memesan minuman tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

Galven merasa begitu marah sudah hampir 15 menit dia menunggu disana tapi tiba-tiba saja anak itu datang menyelat barisannya."Lo punya mata, apa buta?!" Ujarnya

" Kenapa? Lo nggak suka" balasnya dengan senyum menyeringai seraya mengunyah permen karet.

Tangan kanan Galven mengepal nampak otot-otot tangan timbul membuat Senja menggenggam tangannya dan mengusapnya lembut.

" Boo kamu boleh pukul dia tapi jangan disini" bisik Senja mencoba meredam emosi Galven perlahan cowok itu mengangguk ia lebih memilih menurut pada perkataan gadisnya.

" Thanks ya Bu" ujar Bagas sembari memberikan selembar uang lima ribu kepada Bu kantin. Bagas membalik tubuhnya dan dengan sengaja menumpahkan sedikit es jeruknya pada baju seragam putih milik Galven hingga meninggalkan noda kuning disana.

" Ups Sorry" Ujarnya tersenyum meledek.

Wajah Galven merah padam, dia merasa sangat marah tanpa ragu-ragu ia menjambak rambut Bagas dan membenturkan kepalanya ke dinding kantin. Semua orang berteriak histeris menyaksikan kebrutalan Galven tak sampai disitu saja Galven juga memberikan pukulan beruntun kepada Bagas mulai dari wajah hingga perut. Teman-teman Galven yang berada di pojok kantin hanya menonton begitu pula dengan Senja ia tidak bisa menghalangi Galven sama sekali karena memang Bagas yang mengundang kemarahan kekasihnya itu.

Galven tersenyum smirk dia sangat suka melihat lawannya tersiksa seperti ini. Cowok itu mengambil sebotol air mineral yang tergeletak di meja lalu menumpahkannya ke baju Bagas sama seperti yang anak itu lakukan terhadap dirinya.

DANGEROUS BROTHERS [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang