•> Tuhan, Bisakah Sedikit Adil?

14 3 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tidur nyenyak Galven dibuat terganggu oleh suara dering ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Cowok itu sudah tidak kuat dan langsung mengambil benda pipih tersebut yang tergeletak diatas nakas samping tempat tidurnya.

" Ck. Ini anak gabut apa gimana sih" decak Galven kesal saat melihat nama kontak Elang muncul dilayar ponselnya ia segera menekan tombol berwarna hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.

" Hallo Lang, Lo gabut apa gimana sih brengsek? Pagi-pagi telepon gue emang ada apa?" Ucap Galven ngegas.

" Gal, gue punya berita penting banget" balas Elang dengan nada serius.

" Berita penting? Yaudah cepetan kasih tau gue masih ngantuk nih"

" Ini soal Galvin" Seketika hal tersebut membuat Galven terkejut tatapan matanya mulai terlihat serius, setelah mendengar nama Galvin disebut.

" Gue dapat kabar kenapa akhir-akhir ini Galvin nggak masuk sekolah, ternyata dia lagi di rawat di RS Gal, dan kondisinya lagi kritis" lanjut Elang.

" A-apa?" Bola mata Galven membulat ternyata inilah alasan kenapa dia tidak pernah melihat abangnya di sekolah selama beberapa hari sebelumnya."Galvin kritis?" Batinnya.

Pandangan Galven bergerak kearah sebuah kalender yang menggantung ditembok. Ada sebuah angka yang sengaja ia lingkari 28 sebuah angka yang terdapat lingkaran merah.

" Kata dokter fisik aku semakin melemah, dokter masih berusaha carikan pendonor jantung untuk aku dan tanggal 28 nanti adalah operasi terakhir yang harus aku jalani"

Ingatan Galven kembali mengingat ucapan Galvin waktu itu, rahang Galven mulai mengeras ia terus terdiam dan melamun sampai tidak mendengarkan celotehan dari Elang di sebrang sana.

" Hallo Gal? Lo masih ada disana?" Terdengar suara Elang dari sebrang sana membuat Galven tersadar.

" Iya, emm Lang gue boleh minta tolong?"

" Boleh, apa? Selama gue sanggup bakal gue lakuin"

" Tolong bilangin ke guru, gue izin nggak masuk hari ini gue mau pergi ke RS" Jelas Galven tegas

" Ok beres tenang aja"

" Thanks Lang kalo gitu gue tutup dulu" Panggilan terputus sepihak oleh Galven.

Lelaki itu bergegas bangun dari atas ranjangnya untuk bersiap-siap pergi ke RS.

" Tunggu gue Vin" Ucap Galven melihat pantulan dirinya didepan sebuah cermin. Ia sudah rapi dengan balutan jaket Lavender serta topi hitam pemberian Senja sebagai pelengkap penampilannya hari ini. Sebelum pergi ia meninggalkan pesan untuk gadisnya agar saat terbangun nanti tidak mencarinya.

DANGEROUS BROTHERS [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang