12

159 9 0
                                    

Tangan Asya terulur mengusap bahu Zoya. Gadis itu menceritakan segala yang Uzi lakukan padanya kemarin. Sebenarnya Asya sedikit tak menyangka jika Uzi benar-benar selingkuh. Bukanya ia tak mempercayai sahabatnya, tapi melihat Uzi yang terlihat sangat sangat mencintai Zoya membuat dirinya kini agak sedikit tidak percaya pada Zoya.

"Cowok brengsek!" Umpat Zoya lalu duduk di kursi kosong.

Saat ini jam istirahat tengah berlangsung. Keduanya baru saja memesan bakso di kantin. Zoya mengambil mangkuk kecil berisi sambal lalu menuangkan sambal itu agak banyak ke mangkuk baksonya.

"Itu pedes.." Gumam Asya.

Zoya tak mengindahkan ucapan Asya, gadis itu malah menambahkan saus pada baksonya. Asya hanya menelan ludahnya kasar, Asya sendiri tak begitu menyukai pedas, melihat Zoya yang seperti kesetanan itu Asya hanya bergidik ngeri.

"Ini ga pedes Sya, coba deh." Ucap Zoya menusukan satu pentol bakso untuk Asya.

Awalnya Asya enggan, namun tiba-tiba ia penasaran. Saat ia akan melahap bakso itu tiba-tiba ada sebuah jari telunjuk yang mendorong dahinya.

"Siapa yang nge bolehin makan pedes pedes?" Tanya Arta yang datang bersama teman-temannya.

Arta mengambil duduk di samping Asya. Laki-laki itu menatap Zoya datar sedangkan Zoya memutar bola matanya malas.

"Over posesif" Kesal Zoya.

Gadis itu hendak memakan bakso yang tak Asya makan, tiba tiba garpu itu di tarik oleh seseorang bersamaan dengan mangkuk baksonya.

"Noona gak boleh makan pedes pedes." Ucap Uzi lalu mendorong bakso miliknya yang belum di beri bumbu apapun.

"Apasih lo! Balikin! Itu punya gue!" Jawab Zoya hendak menarik mangkok miliknya namun segera disentil oleh Uzi.

Namun Zoya tak kehabisan akal. Gadis itu menarik mangkuk sambal milik Asya lalu menuangkan semua sambal itu kemangkuk yang Uzi berikan.

"Ga salah dia masuk kelas unggulan." Bisik Gavin ke Kaivan. Sedangkan Kaivan hanya mengangguk anggukan kepalanya sambil terkekeh.

"Noona!"

"Lo ga berhak ya atur atur gue!! Kita udah putus!!" Sentak Zoya cepat.

"Ngga belum." Jawab Uzi.

"Udah!!"

"Putus itu kalau di setujui dua belah pihak."Jawab Uzi lagi. Zoya semakin kesal karna laki-laki itu terlihat sangat tenang.

Apa ia tak memiliki rasa bersalah sedikitpun?!

"Gue ga perduli!! Intinya kita udah putus!! Urusin aja tu cewek yang tiap hari chatingan sama lo!!" Jawab Zoya.

"Uzi bilang bakal jelasin semuanya."Ucap Uzi yang masih mencoba bersabar.

"HALAH BASI!!"

Zoya kembali hendak menyuapkan bakso itu namun segera di tepis oleh Uzi sampai sendok dan bakso itu terjatuh ke lantai.

"Siapa yang nyuruh makan?" Tanya Uzi.

Brak!

"BABI LO!! BRENGSEK!! LAKI-LAKI BRENGSEK!!"

Brak! Pyar!

Semua yang di sana hanya bisa terdiam. Siswa-siswi di kantin mulai berbisik-bisik satu sama lain. Bahkan ada beberapa yang memotretnya.

Zoya yang melihat itu ia meninggalkan kekacauan yang ia sebabkan itu. Mangkuk berisikan bakso pedas itu sudah pecah berserakan di lantai.

Sedangkan Uzi? Laki-laki itu tak berminat mengejar gadis itu. Ia hanya menatap kepergian gadis itu dengan wajah datarnya.

ARTALARIICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang