Bab 11

3.7K 341 56
                                    

Matahari telah terbit setinggi harapan orangtua. Cahayanya mengenai sisi tubuh Zhou Shiyu. Kelopak mata Zhou Shiyu bergetar. Tak lama kemudian, dia membuka matanya. Begitu terbuka, ia harus menyipitkan mata karena cahaya mentari menyorot wajahnya.

Setelah sekian lama, barulah dia menyadari di mana dia berada. Ini rumah Wang Yi dan di kamar Wang Yi.

Dia merasakan ada sesuatu yang berat di perutnya. Ia menunduk dan menemukan lengan Wang Yi yang memeluk perutnya. Pipinya memanas, apakah mereka tidak berganti posisi sejak tadi malam?

Mengingat mimpinya kemarin, Zhou Shiyu semakin tersipu.

Sedikit berhati-hati, Zhou Shiyu membalikkan badannya untuk melihat posisi tidur Wang Yi. Alpha di hadapannya ini terlihat tidur dengan nyenyak. Cahaya matahari hanya mengenai tubuh Zhou Shiyu, sehingga tidak mengganggu tidur Wang Yi.

Zhou Shiyu mengamati wajah tidur Wang Yi yang terlihat damai. Dengan kedekatan seperti ini, Zhou Shiyu bisa melihat fitur wajah Wang Yi dengan jelas.

Bulu mata Wang Yi cukup panjang, bibirnya berwarna merah muda walaupun lipstiknya hilang, memiliki tulang hidung tinggi, dan garis rahang yang cukup jelas. Ketika menutup matanya seperti ini, alpha di depannya terlihat imut. Tapi ketika membuka mata, ia tampak tampan.

Mereka berdua sama-sama tidak mandi kemarin malam. Riasan tipis masih menempel di wajah masing-masing. Apalagi keduanya tidak berganti pakaian.

Wang Yi masih memakai kaos hitam tanpa lengan yang dipadukan dengan celana hitam panjang. Sementara Zhou Shiyu memakai dress hitam setinggi setengah paha.

Ngomong-ngomong soal kemarin dan dikombinasikan dengan mimpinya semalam, wajah Zhou Shiyu memerah kembali. Kali ini lebih jelas karena menyebar ke leher dan telinganya.

Tindakannya kemarin cukup berani karena didorong oleh nafsu yang terjadi pada masa periode demam. Jadi ketika pikirannya sadar seratus persen seperti ini, kemungkinan besar keberaniannya tak sebesar itu.

Meskipun tersipu, Zhou Shiyu masih mengamati wajah yang ada di depannya. Jarang-jarang dia mendapatkan momen sedekat ini. Begitu ada tanda-tanda Wang Yi akan terbangun, Zhou Shiyu segera menutup matanya; berpura-pura untuk tertidur lagi.

Wang Yi membuka matanya dan sedikit tersentak kaget. Tapi gerakannya tidak terlalu besar. Dia dengan hati-hati melepaskan pelukannya dan duduk di tepi kasur single itu.

"Jam sembilan," kata Wang Yi ketika melihat ponselnya.

Wang Yi menoleh ke wajah tidur Zhou Shiyu. Dia mengamati omega itu dengan tatapan rumit. Semakin lama melihatnya, semakin Wang Yi merasa Zhou Shiyu lebih cantik. Riasan tipisnya belum sempat terhapus semalam, tapi Wang Yi berani bertaruh jika Zhou Shiyu melepas riasannya, wajah Zhou Shiyu akan terlihat lebih imut.

Wang Yi berpikir; haruskah dia membangunkan Zhou Shiyu?

Pada akhirnya, ia tidak membangunkan omega itu. Namun tak lama kemudian, Zhou Shiyu membuka matanya, berpura-pura baru bangun tidur.

"Pagi!" Sapa Wang Yi.

"Pagi ...."

"Apa yang terjadi semalam?" Zhou Shiyu berpura-pura panik.

"Kamu mengalami masa periode demam. Aku sudah bertanya di mana alamat rumahmu, tapi kamu masih tak sadarkan diri. Tapi tenang saja, kamu aman di rumahku," kata Wang Yi dengan lembut.

Zhou Shiyu tidak menjawab. Dia berakting masih shock.

"Kamu baik-baik saja?" Wang Yi bertanya dengan prihatin.

Semakin diperhatikan Wang Yi, Zhou Shiyu semakin memerah. Mimpinya semalam membuat hati dan detak jantungnya naik turun dengan cepat. Ia hampir lupa kalau dia masih berakting melupakan kejadian semalam.

My Little Alpha [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48] ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang