"Ternyata dia udah mulai." Batin seseorang.
•••••••••••••
Seperti biasa di pagi hari, di rumah yang ditinggali oleh kedua belas remaja itu selalu saja ramai. Entah dengan perkelahian, canda tawa, atau omelan dari yang tertua.
"WOY BANG JAEMET! BALIKIN BUKU GUE!" Jeongwoo berteriak sambil berjalan menghampiri Jaehyuk yang sedang duduk bersama Asahi.
"Buku? Buku yang mana?" Tanya Jaehyuk bingung.
"Lo kan yang terakhir nyentuh tuh meja belajar gue. Pasti lo yang ambil buku catatan gue kan? Ngaku lo!" Ucap Jeongwoo.
"Bukan gue Woo, asli." Jaehyuk tetap tidak mengakui nya. Yaa, karena memang bukan Jaehyuk yang mengambil buku Jeongwoo.
"Coba lo tanya Haruto dulu. Lo kan sekamar sama dia." Hyunsuk datang dan menengahi perkelahian yang akan terjadi di antara mereka berdua.
"Ohh iya juga." Jeongwoo bersiap siap akan berteriak untuk memanggil Haruto. Namun, Jeongwoo tidak jadi berteriak karena orang yang dia cari sudah berada di hadapannya.
"Eh Hartono, lo liat buku catatan gue gak?" Tanya Jeongwoo.
Haruto nampak berpikir sebentar, baru kemudian menjawab pertanyaan Jeongwoo. Lalu berlari ke arah kamar mereka berdua dan mengambil sesuatu.
"Buku catatan yang ini bukan?" Haruto menunjukkan sebuah buku kepada Jeongwoo. Dan Jeongwoo pun segera mengambil nya dengan semangat.
"Nahh ini buku yang gue cari. Lo dapet darimana To?"
"Ada di kolong kasur."
"Hah? Kolong kasur? Kok bisa yaaa?"
"WOY PADA MAU SEKOLAH KAGAK SIH?! Jihoon datang sambil berteriak dengan keras membuat mereka semua langsung terkesiap dan segera mengambil tas lalu keluar dari rumah.
.
.
.
.
.
.
.
.Seperti biasa mereka menjalani kehidupan di sekolah seperti biasanya. Tapi mungkin kali ini akan ada yang berbeda.
Di kelas sebelas, di kelasnya Mashiho, Jaehyuk dan Asahi.
Saat pelajaran sedang berlangsung Mashiho izin ingin ke toilet. Mashiho berjalan melewati lorong kelas yang sepi karena masih jam pelajaran.
Mashiho memperhatikan sekitar, saat berada di depan UKS, Mashiho merasa seperti ada yang mengikutinya. Mashiho pun menghentikan langkahnya dan berbalik dengan cepat. Tetapi, dia tidak menemukan apapun di belakangnya.
"Mungkin itu cuma perasaan gue aja kali yaa." Batin Mashiho berusaha berpikir positif.
Mashiho tetap melanjutkan jalannya dan mempercepat langkah kakinya. Setelah sampai di toilet, Mashiho membuka salah satu bilik toilet lalu masuk dan akan membuang hajatnya.
Ketika sudah selesai, Mashiho akan berbalik dan membuka pintu toilet. Namun, pintunya seperti terkunci dan tidak bisa di buka. Mashiho pun menjadi panik dan terus berusaha untuk menarik gagang pintunya.
Tiba tiba Mashiho merasa seperti ada tangan yang menyentuh bahunya. Mashiho menelan ludah dengan susah payah. Dan sedikit melirik ke arah bahunya.
Perlahan sentuhan itu berubah menjadi cengkeraman. Mashiho sangat terkejut dan juga ketakutan saat melihat tangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ƒαкє ƒяιєη∂ѕ | Treasure
HorrorGara gara adanya penghianat di antara persahabatan mereka, membuat mereka harus kehilangan beberapa sahabat yang mereka sayangi. Hanya karena permainan dari beberapa orang membuat nyawa seseorang melayang.