•••••••
Seseorang tengah berdiri di hutan yang gelap. Tanpa rasa takut sedikitpun. Dia sedang menunggu temannya selesai melakukan tugasnya.
"Gimana? Lo udah siapin semuanya?" Tanya nya saat temannya itu datang.
"Udah kok. Semuanya udah beres." Jawab temannya sambil mengangkat tangannya dan mengacungkan jari jempolnya.
"Lo mau laksanain kapan rencana lo? Gak mau sekarang aja? Udah siap semuanya juga tuh." Temannya bertanya.
"Mungkin besok atau....." Dia menggantungkan ucapannya dengan tatapan tajamnya yang terlihat menakutkan serta senyuman miringnya.
"Yang jelas bukan sekarang kan?"
Pertanyaan itu hanya dibalas dengan anggukan.
"Sebaiknya kita buruan balik, kalo nggak yang lain bisa curiga."
Setelah percakapan singkat itu, mereka segera kembali ke villa.
.
.
.
.
.
.
.
."Ehhh! Stop! Stop! Stop! Dari mana lo berdua?!" Tanya Jihoon sambil berkacak pinggang.
"Eee kita abis jalan jalan sebentar Bang. Biasa keliling, nyari udara segar."
"Ohh gitu, kok kakinya ada lumpur? Abis masuk ke hutan kah?"
"Eheheh iya bang."
"Kalo gitu kita ke kamar dulu ya, mau mandi sekalian bersihin sendal."
Jihoon mengangguk dan membiarkan mereka pergi ke kamarnya masing masing. Jihoon menghela nafas panjang saat melihat jejak lumpur yang ada di lantai.
Kemudian Jihoon pergi ke gudang untuk mengambil alat bersih bersih dan mulai membersihkan lantainya.
Setelah cukup lama membersihkan lantai, Jihoon menghela nafas lega dan mengusap keningnya yang berkeringat.
Namun, dengan tanpa dosanya ada dua bocah kematian yang lewat dan kembali mengotori lantai yang sudah di bersihkan oleh Jihoon.
Jihoon menatap mereka berdua dengan tatapan nyalang.
"WOY!" Panggil nya dengan keras. Dua bocah kematian itupun langsung berbalik dan menatap Jihoon.
"Kenapa bang?" Tanya Haruto.
Jeongwoo menepuk pelan bahu Haruto lalu menunjuk ke arah lantai. Jeongwoo mengikuti arah tangan Haruto. Kemudian kembali menatap Jihoon.
Haruto dan Jeongwoo saling menatap kemudian dengan secepat kilat berlari ke kamar.
Namun, baru beberapa langkah berlari, mereka berdua terpeleset dan jatuh.
"Aarkhh! Aduhh pantat gue sakit banget anjir!" Teriak Jeongwoo sambil mengusap pantatnya yang mencium lantai dengan keras.
"Gue juga, anjirlah!"
"Mampus lo berdua!" Jihoon tertawa dengan keras sambil memegangi perutnya.
Haruto dan Jeongwoo menatap Jihoon dengan tajam. Lalu berdiri perlahan dan berjalan menuju ke kamar mereka.
"Ada apa Hoon?" Tanya Yoshi pada Jihoon sambil menatap Haruto dan Jeongwoo yang berjalan sambil memegangi pinggang mereka.
"Mereka abis jatoh Yosh." Tawa Jihoon mulai mereda. Menyisakan sedikit air mata karena terlalu banyak tertawa.
"Mereka jatoh kok malah di ketawain?" Tanya Yoshi heran.
"Abisnya mereka tadi ngotorin lantai yang udah gue bersihin capek capek." Adu Jihoon pada Yoshi. Dan Yoshi hanya mengangguk angguk lalu pergi ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ƒαкє ƒяιєη∂ѕ | Treasure
УжасыGara gara adanya penghianat di antara persahabatan mereka, membuat mereka harus kehilangan beberapa sahabat yang mereka sayangi. Hanya karena permainan dari beberapa orang membuat nyawa seseorang melayang.