•••••••••••
Setelah beberapa hari kematian Junghwan, mereka semua mulai menjalani hari hari seperti biasa.
Walaupun masih ada luka yang belum sembuh karena sebuah kehilangan. Namun, mereka tidak ingin untuk terus berlarut larut dalam kesedihan. Mereka ingin Junghwan tenang dan bahagia di alam sana.
"WOY HARTANTO MANA PULPEN GUE YANG LO PINJEM KEMAREN?!!"
Sudah bisa di tebak bukan ini teriakan siapa? Yap, ini adalah teriakan mematikan dari seorang Park Jeongwoo.
"MANA GUE TAULAH, KEMAREN UDAH GUE BALIKIN!" Jawab Haruto sambil ngegas juga.
"Lo ngebalikinnya dimana?!"
"Ya dimeja lo lah!"
"Kok nggak ada?!"
"Mana gue tau lah!!""Cepetan anjir! Gue mau ngerjain tugas!!"
"Lah tumben, biasanya aja nyontek mulu."
"Bacot lo!!"
"WOY APAAN SIH?! RIBUT RIBUT LO PADA!!" Junkyu datang dengan muka bantalnya. Wajahnya terlihat muram. Sudah jelas pasti dia kesel gara gara tidurnya terganggu.
"Tau tuh Jeongwoo! Dateng dateng langsung ngegas." Jawab Haruto dan melirik sinis Jeongwoo.
"Heh lo ngapain pake ambil pulpen gue!"
"Gue nggak ambil pulpen lo ya!"
"Ohh pulpen? Yang warna pink gambar hello Kitty bukan?" Tanya Junkyu yang seperti nya tau.
"Hehe, iya bang yang itu. Lo tau?" Jawab Jeongwoo malu malu.
"Ohh kemarin gue pinjem. Tuh masih ada di kamar gue." Ucap Junkyu dengan santai.
"Ohh okee." Jeongwoo pun berjalan menuju ke kamar Junkyu. Dan Haruto? Dia cuman ngedumel gak jelas. Masih kesel dia gegara di tuduh ambil pulpennya Jeongwoo. Padahal kan enggak tuh.
.
.
.
.
.
.Setelah mengambil pulpen, Jeongwoo pergi ke kamarnya untuk mengerjakan tugas. Saat sedang fokus mengerjakan tugas, Jeongwoo merasa seperti ada yang lewat di belakangnya.
Jeongwoo menoleh, dan tidak ada apa apa di belakang nya. Jeongwoo mengernyitkan dahinya, bingung.
"To? Haruto?"
"Tohar? Hartono?"
Jeongwoo memanggil Haruto beberapa kali. Bisa jadi kan itu tadi ulah Haruto yang ingin menakut nakuti Jeongwoo.
Daripada pusing memikirkan itu, Jeongwoo memilih untuk kembali fokus pada tugasnya.
Semilir angin kembali berhembus, seperti ada seseorang yang baru saja lewat dengan cepat. Anginnya sangat terasa.
Jeongwoo berbalik dan tidak menadapati ada apapun di belakangnya. Namun tiba tiba saja Jeongwoo merasa seperti ada yang meniup lehernya.
Angin dingin itu membuat bulu kuduk Jeongwoo meremang. Jeongwoo mengusap tengkuknya dan mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar.
Dan tetap saja tidak ada apapun di dalam kamarnya.
"Haruto! Heh kalo itu emang lo mending lo keluar deh." Ucap Jeongwoo dibalas oleh keheningan. Alias tidak ada yang menjawabnya. Hening.
Jeongwoo semakin merinding, dia lebih memilih untuk segera keluar dari kamarnya. Saat sudah hampir mencapai pintu, Jeongwoo merasa seperti ada seseorang yang berada di belakang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ƒαкє ƒяιєη∂ѕ | Treasure
HorrorGara gara adanya penghianat di antara persahabatan mereka, membuat mereka harus kehilangan beberapa sahabat yang mereka sayangi. Hanya karena permainan dari beberapa orang membuat nyawa seseorang melayang.