2.

4.8K 600 50
                                    

•~•

Di gudang Jaki meletakkan tubuh orang asing itu di sofa yg memang ada di sana, menyamankan posisi orang itu lalu dia keluar dari gudang dan menguncinya dari luar karena mendapat telepon dari Makoto jika papi mereka sudah pulang.

Jaki menarik nafas lalu menghembuskannya dia dengan santai berjalan memasuki rumah sebisa mungkin terlihat biasa saja dan tidak menimbulkan suatu kecurigaan.

"Dari mana kamu?"

Baru saja memasuki rumah Jaki langsung di sambut dengan suara berat yg terkesan datar dan berwibawa menyapa indera pendengarannya.

Dia yg semula menunduk mengangkat kepalanya menatap orang yg memanggil nya dan di sana terlihat jelas wajah papi nya yg memandang nya tajam.

"Eh? Papi Rion udah pulang hehehe" Jaki tertawa kaku.

"Dari mana kamu malam-malam gini" tanya nya, orang yg di panggil papi tersebut bernama lengkap Rion Kenzo, merupakan bos dari suatu organisasi mafia, dari pada di panggil mafia mereka lebih pantas di sebut keluarga karena kedekatan mereka yg tidak seperti organisasi mafia biasanya.

"I-itu habis jalan-jalan cari angin aja kok Pi hehe" jawabnya sedikit gugup.

Rion menatap Jaki curiga tapi tetap mengangguk paham, terlalu malas menanggapinya dirinya lelah karena seharian berada di luar.

"Ya sudah masuk ke kamar lalu tidur, ini sudah malam" Ucap nya dan berjalan menuju lantai atas di mana letak kamarnya berada.

Melihat kepergian Rion, Jaki menghela nafas lega, dia kemudian berjalan memasuki kamar nya dan bersiap-siap untuk tidur.

Keesokan harinya di saat jam masih menunjukkan pukul 3 pagi sosok yang di bawa oleh Jaki dan Makoto itu terlihat gelisah dalam tidurnya.

"Tidak.." gumamnya tak jelas.

"GARA-GARA KAMU ANAK SAYA MATI TERBUNUH!"

"CUCU-CUCU KESAYANGAN KU MATI AKIBAT ULAH MU!"

"PERGI KAU DARI SINI DASAR PEMBUNUH!"

"KAMI TIDAK SUDI HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN SEORANG PEMBUNUH!"

"Hiks... Tidak... Tidak..." Wajahnya sudah di penuhi dengan keringat dingin dengan mulutnya yang terus bergumam tak jelas.

Wush~

Mimpi nya yang awalnya menampilkan orang-orang yang menatapnya marah dan memegang senjata seperti tombak tiba-tiba beralih menjadi pemandangan taman yang indah dengan banyak di hiasi bunga-bunga cantik.

"Bunda lihat! Nia sama kak Rey membuat mahkota dari bunga buat bunda!" Dua orang gadis tiba-tiba berlari menghampiri nya.

"Cantik kan? Seperti bunda hihi.."

"So juga membuat cicin dari bunga buat bundaa" Seorang anak laki-laki yang entah datang dari mana berlari ke arahnya.

"Alya juga membuat sesuatu untuk bunda" Seorang gadis berambut merah juga menghampiri dirinya.

"Furi juga" Kali ini anak laki-laki yang sedikit lebih dewasa dan berwajah datar datang menghampirinya juga.

"Tidak ada yang membuat untuk ayah? Kalian tega sekali" Seorang pria dewasa yang juga ikut menghampiri dirinya yang sedang di kerumuni oleh anak-anak.

WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang