8.

5.1K 601 22
                                    

•~•

"Pak Sui orang yang bapak tangani di dalam tadi siapa? Keluarga kita ada yang luka?" Tanya Elya pada Sui.

"Masuk aja biar kalian liat sendiri" Setelah mengatakan itu Sui pergi masuk ke dalam kamar Funin di ikuti oleh Key, Elya dan Riji.

Saat di dalam, dapat mereka lihat saat ini Funin yg duduk di pinggir kasur memperhatikan seseorang yg terbaring di kasurnya.

Elya, Key dan Riji mendekat ke kasur ingin melihat siapa sosok yg membuat Funin tiba-tiba bertingkah aneh.

Melihat siapa yg sedari tadi di khawatir oleh Funin ketiganya melotot kaget dengan kompak mereka menoleh pada Funin yg juga menatap mereka.

Paham dengan arti tatapan mereka Funin akhirnya duduk menghadap mereka, siap untuk menceritakan sesuatu, Sui yg melihat itu segera ikut mendekat.

"Jadi gini.."

(Ku skip aja ya karena di part 7 udah di jelasin gimana Funin bisa bawa Caine)

Mendengar penjelasan dari Funin mereka menatap Caine kasihan.

"Kenapa papi bisa sekejam itu?" Elya menatap Caine yg masih tak sadarkan diri miris.

"Eh bentar, gue masih ada mau nanya sesuatu sama lo Nin" Riji yg tiba-tiba berucap begitu membuat seluruh atensi menjadi ke arah nya, Funin mengangkat satu alis nya seolah bertanya 'apa?'.

"Ada hubungan apa lo sama dia? Dari awal lo kek ngga kenal sama dia, kenapa sekarang lo udah kayak kenal lama bahkan raut wajah lo sekarang keliatan jelas kalo lo khawatir sama dia" Riji tanpa berbasa-basi langsung menanyakan hal yg menjanggal di hati nya sedari awal.

Mendengar ucapan Riji, Funin seketika terdiam, dia bingung harus menjawab apa karena sejujurnya dia saja bingung dengan dirinya, kenapa dia bisa se khawatir itu dengan orang ini.

"Gua... Juga ngga tau Ji.." Funin berucap lirih.

"Gua bingung, gua ngga tau kenapa gua bisa se khawatir ini ke orang asing ini, gua kayak... Pernah liat dia tapi gue ngga tau kapan dan di mana, padahal pas awal-awal gua liat dia gua biasa aja, ngga tau kenapa liat dia yang luka kayak gini bikin gua frustasi, gua bingung sama perasaan yang gua rasain saat ini, perasaan gua saat ngeliat dia sekarang kek perasaan gua yg ketemu sama orang yang udah lama hilang bertahun-tahun Ji... Gue bingung..." Funin berucap panjang lebar, mendengar penjelasan Funin mereka ikutan bingung.

Tapi melihat wajah frustasi Funin mereka memilih diam dan menenangkan Funin yg menutupi wajahnya dengan tangan kanannya, tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi.

"Hari semakin malam lebih baik kalian kembali ke kamar masing-masing, ingat besok kalian harus ke sekolah" Ucapan Sui di balas anggukan oleh mereka semua lalu tanpa berlama-lama lagi ketiganya pamit dan keluar dari kamar Funin.

"Funin tidur lah, jangan khawatir saya akan merawatnya" Sui mengelus puncak kepala Funin singkat, Funin mengangguk paham dan berbaring di kasur milik Jaki dan perlahan-lahan memasuki alam mimpi.

Sui tersenyum singkat, setelahnya dia juga ikut berbaring di atas sofa yg memang ada di dalam kamar Funin dan Jaki ini, karena mengantuk dan rasa lelah Sui dengan cepat langsung tertidur pulas.







Keesokan harinya, seluruh anggota keluarga sedang menikmati sarapan pagi mereka, ruang makan tampak tenang dan tidak ada keributan dan kericuhan.

WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang