7.

4.7K 551 82
                                    

•~•

"Dari mana?."

Di depan mereka saat ini ada Rion yg berdiri di anak tangga atas pertama, berdiri sambil berkacak pinggang menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi.

Yg di tatap udah ketar-ketir, ya gimana mereka ga ketar-ketir Rion berdiri natap mereka sambil megang pisau, mana sekarang keadaan rumah mereka lagi remang-remang karena lampunya yg udah pada di matiin yg nyala cuman lampu yg di area tangga, itu juga cahaya lampunya ga terang-terang amat.

"Kalo di tanya itu di jawab, kalian dari mana malam-malam gini masih belum tidur" Rion nanya lagi sambil melangkah turun.

"E-ee...itu...kita dari-".

"Kita habis dari dapur pi" Sebelum Riji menyelesaikan ucapannya Gin lebih dulu menyela.

Rion yg sudah berada tepat di depan ketiganya menatap mereka lekat sedetik kemudian ekspresinya berubah, tatapannya seolah meremehkan mereka.

"Heh kalian ngga usah bohong, gua tau kalo kalian habis dari ruang bawah tanah" Rion terkekeh melihat tatapan kaget dan panik mereka.

"Tenang aja gua ngga akan marah kalo kalian mau nemuin mereka, gua bebasin kalian" Ucapnya dengan kembali melangkah menuju dapur.

Riji, Gin dan Krow menatap bingung pada punggung Rion yg berjalan ke arah dapur.

Tak lama Rion kembali lagi berjalan ke arah mereka yg masih diam menatap Rion bingung, udah ga ada pisau lagi di tangan Rion sekarang malah ganti gunting, mereka bertiga makin bingung.

"Tadi pisau sekarang gunting mau ngapain Pih?" Krow yg penasaran langsung nanya.

Rion berhenti dan menatap mereka sekilas lalu lanjut lagi berjalan melewati mereka dan menaiki tangga.

"Buat main" Jawab Rion singkat.

Jawaban singkat Rion bikin mereka natap dia aneh, mereka dengan cepat naik tangga dan menghampiri Rion yg sudah berada agak jauh di depan mereka.

"Ngapain mainin gunting Pih? Kek ngga ada kerjaan lain aja dah" Riji langsung nyeletuk pas udah nyeimbangin langkah kaki Rion.

"Hooh masa mainin gunting mending mainin cewe" Ucapan Gin langsung dapat tabokan di kepalanya dari Krow.

"Goblok anying" Kesal Krow yg hanya di balas kekehan tak berdosa dari Gin.

Rion langsung natap julid Gin,
"Gua ngga kaya lo yg banyak cewe nya"

"Gin udah berapa cewe yang lo baperin anj?!" Riji menatap kaget pada Gin.

"Bercanda doang anjir ngga usah di anggap serius" Gin memandang kesal Riji.

Rion geleng-geleng kepala liat mereka lalu tanpa ngomong apa-apa dia langsung masuk ke ruang kerjanya ninggalin mereka bertiga.

Krow yg melihat Rion udah masuk pun menarik Riji dan Gin menuju ke kamar mereka untuk segera tidur karena hari yg sudah semakin malam, Gin sama Riji yg di tarik cuman pasrah aja.

(Oh iya Gin sama Krow itu sekamar ya, Riji sekamarnya sama Makoto).

Oke tinggal kan ketiga orang ini mari kita beralih ke posisi Rion yg saat ini tengah fokus memilih pisau-pisau kecil yg terletak rapi di atas meja kerja miliknya.

"Hmm enak nya pake yang mana ya". Setelah memilih salah satu pisau kecil yg dia mau Rion lalu memakai topeng monyet yg juga terletak di atas meja kerjanya baru setelah itu dia keluar lagi dan berjalan ke arah ruang musik.

Penampilan Rion saat ini agak menyeramkan, dengan dia yg memakai topeng, pakaian serba hitam dan kedua tangan nya yg sama-sama memegang benda tajam, siapa aja yg liat juga pasti ngira dia itu psikopat apa lagi saat ini keadaan rumah mereka sangat sepi karena para penghuni nya sudah pada masuk ke alam mimpi.

WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang