20.

4.7K 484 60
                                    

•~•

Saat ini, kesunyian terjadi di kamar Gin, saking sunyi nya hanya terdengar suara nafas keduanya, tentunya kalian tau mereka yang di maksud adalah siapa.

"Cuaca nya panas, tapi kenapa gua malah ngerasa dingin gini ya?" Batin seorang Riji.

"Anjing merinding gua, ngeliatin nya gitu amat!" Batin Riji tersiksa.

Riji yang saat ini posisinya lagi duduk di kasur Gin cuman bisa nunduk menghindari tatapan tajam Gin.

Sedangkan Gin yang berdiri dengan tangan yang di silang menatap Riji dengan tajam, wajah nya datar tak berekspresi.

"Ck minimal ngomong bangsat! Ngapain narik gua kesini kalau cuma diem doang dari tadi?!" Ucapan tak tertahankan akhirnya Riji keluarkan, tapi sayangnya itu hanya keluar di batin nya saja, ia tak terlalu berani untuk mengatakan hal itu langsung pada Gin.

Gin yang sedari tadi mengawasi tingkah Riji tau bahwa Riji saat ini pasti sedang ngomel-ngomel pada nya dalam diam.

Raut wajah Riji terlihat jelas kalau ia sedang kesal dengan Gin, jika Gin sedang tidak marah dengan makhluk menggemaskan satu itu, mungkin sekarang Riji sudah sesak napas karena di peluk erat oleh Gin.

"Ck! Gin-"

"Jawab jujur."

Deg

Riji yang awalnya ingin memarahi Gin langsung terdiam karena ucapan Gin, jantungnya berdegup kencang, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

"Lo ngapain aja sama dia. Hm?" Nada datar terdengar dari mulut Gin.

Glup

Riji bungkam dengan kepala yang menunduk menatap lantai, matanya tak sanggup membalas tatapan tajam Gin.

"Riji Casanova." Panggil Gin, nada nya mendingin.

Riji lagi-lagi menelan ludahnya kasar, keringat semakin membasahi tubuhnya, bibirnya ia gigit untuk mengurangi rasa paniknya.

Karena tak mendapat jawaban, Gin mulai melangkah mendekati Riji, dengan pelan dan santai ia menghampiri Riji.

Riji yang melihat Gin mendekat ke arahnya makin panik, tapi dia tetap diam menunduk, mengangkat kepalanya saja ia tak berani.

"Riji." Panggil Gin saat sudah berada tepat di depan Riji.

"Y-ya.." Sahut Riji dengan suara kecil, tapi masih bisa di dengar oleh Gin.

"Liat gua."

Riji menggeleng tak mau, Riji menggigit bibirnya dengan keras hingga membuat bibir nya robek dan berdarah, tangan dan tubuhnya bergetar pelan.

Kesal karena Riji yang tak juga menatapnya, Gin dengan tak berperasaan menjambak rambut Riji dengan paksa.

"Akh! Ssh.." Ringis Riji, matanya yang sebelumnya tertutup rapat seketika terbuka, dan tatapannya bersitatap dengan netra tajam milik Gin.

Bola mata Riji bergetar, tubuhnya bergetar hebat, ia ingin memejamkan mata tapi tak bisa! Netra tajam Gin seolah mengunci untuk terus membalas tatapannya.

Ini yang Riji takutkan, sosok lain dari Gin yang tak semua orang tau, atau mungkin hanya Riji yang tau? Entahlah, sifat kasar dan tak berperasaan Gin ini yang paling Riji benci.

Jika Gin sudah marah besar ia akan berubah menjadi seperti sekarang, tatapan mata yang dingin, sifat nya yang kasar dan tak berperasaan,
inilah yang di takuti oleh Riji.

Dan ini, adalah yang keduanya kalinya Gin menjadi seperti ini, yang pertama itu karena Riji yang tak menghubungi nya selama lima hari saat ia sedang di luar negeri.

WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang