13.

5.7K 668 71
                                    

•~•

Malam harinya sekitar pukul 00:10 malam Rion baru pulang ke rumah, dan tentu saja suasana rumah sudah sepi karena anak-anak yang sudah terlelap tidur.

Dengan wajah lelahnya Rion masuk ke kamarnya, mulai membersihkan diri dan mengganti baju menjadi baju putih berlengan pendek dan celana panjang warna abu-abu, setelah selesai Rion menjatuhkan dirinya dan kasur, karena terlalu lelah dalam sekejap Rion sudah tertidur pulas.

05:15

Rion terbangun dari tidurnya, sebelum bangun Rion melirik ke arah jam dinding yang tergantung di kamar nya, karena masih terlalu pagi Rion berencana untuk tidur lagi.

Kembali Rion memejamkan matanya, berusaha untuk tidur lagi tapi entah kenapa matanya yang semulanya terasa berat malah tak bisa tertutup lagi, dengan malas Rion memilih bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Selesai mencuci muka, Rion mengambil pakaian di lemari dan memakainya, pakaian yang dia kenakan saat ini adalah Hoodie bewarna abu-abu dan celana pendek warna hitam.

Rion keluar dari kamarnya, saat keluar rumah terlihat sepi karena pasti anak-anaknya masih berada di alam mimpi, Rion berencana untuk joging, dia turun ke lantai bawah dan berjalan ke arah rak sepatu, memakai sepatu putih nya Rion keluar dari rumah dan memulai aktivitas paginya.

Matahari pagi sudah mulai menampakkan dirinya, Caine yang masih tidur di kamar Sui terbangun, sudah menjadi kebiasaannya bangun pagi-pagi sekali.

Setelah mengumpulkan nyawa, Caine berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri, tak lupa ia mengambil pakaiannya yang di letakkan di sebuah lemari kecil di samping brankar nya.

Lemari kecil yang di berikan oleh Key untuknya, juga pakaian baru yang di berikan oleh Funin juga pak Sui, karena Caine yang tidak memiliki baju selain beberapa baju yang di berikan oleh Makoto Jaki dan Garin dulu, baju yang mereka beri juga baju yang sudah tidak ketiga orang itu pakai tetapi masih bagus.

Setelah nya Caine turun menuju dapur, ia ingin mengambil minum, terdengar tak sopan sebenarnya tapi Jaki dan yang lainnya bilang padanya untuk tidak perlu sungkan jika ia menginginkan sesuatu. Jadi Caine tidak perlu merasa sungkan walaupun sebenarnya dia sedikit tak enak karena ini bukanlah rumahnya.

Selesai minum Caine berencana untuk kembali ke kamar, tapi langkah nya berhenti kala sebuah suara berat tiba-tiba terdengar dari arah belakang tubuhnya.

"Siapa kau?" Tubuh Caine membeku, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, suara ini... Suara yang terus terngiang-ngiang di dalam pikirannya beberapa waktu yang lalu.

Ya, kalian benar itu Rion yang baru saja pulang dari aktivitas maraton paginya, dia berniat untuk minum karena haus sehabis berlari tapi tiba-tiba ia mendapati ada sosok yang tak ia kenal berada di dalam rumahnya.

"Bentar warna rambut lo ngga asing, gua kayak pernah liat di mana ya...!!" Rion dengan cepat membalik paksa tubuh Caine, dan seketika pandangan mereka bertemu.

Netra cantik milik Caine bersitatap dengan netra tajam milik Rion, melihat wajah orang di depannya Rion terdiam, tangan nya yang berada di bahu Caine meremas erat bahu kecil itu membuat pemilik bahu sedikit meringis.

Caine juga terdiam memandangi wajah sosok di depannya, wajah Rion benar-benar mirip dengan 'dia' malah sangat mirip, matanya, bibirnya, dan hidungnya benar-benar sama persis, yang berbeda mungkin hanya warna dan gaya rambutnya, Caine bahkan berpikir bahwa orang di depannya ini mungkin adalah 'dia' tapi mana mungkin? 'dia' sudah tiada.

"K-kau?" Rion menjauhkan tangannya dari bahu Caine, berdiri tegap ia memandang Caine tajam.

"Heh gua ngga nyangka Funin benar-benar nolongin lo, padahal gua berharap lo mati." Rion berucap dengan tatapan tajam dan dingin nya.

WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang