4.

4.8K 566 17
                                    


•~•

"Wah bulu telinga kamu lembut banget Caine, astaga lucu kali!!" Jaki teriak kegirangan.

"Ngga usah berisik Jaki ntar ada yang dengar gimana" Kesal Makoto.

Perkataan Makoto tak di hiraukan sama sekali oleh Jaki yg masih asik memegang dan mengusap-usap telinga berbulu Caine yg naik turun.

Sedangkan Caine yg awalnya berekspresi tak nyaman entah kenapa merasa aman-aman saja dengan Jaki yg menyentuh telinga nya, bahkan sekarang dia memejamkan matanya merasakan usapan lembut dari Jaki.

"Ki gantian dong gua juga mau megang" Ucap Makoto yg tak sabar ingin menyentuh telinga berbulu itu juga.

"Telinga nya dua, noh yang sebelah lagi nganggur" Ucap Jaki yg masih asik tanpa menoleh ke arah Makoto.

Makoto tanpa babibu lagi langsung berpindah tempat di samping kiri Caine dan dengan sedikit ragu dan gugup dia memegang telinga berbulu Caine.

Mata nya yg membola dengan senyuman lebar terlihat jelas di wajah Makoto saat ini, ucapan Jaki benar telinga berbulu ini benar-benar lembut dan bikin gemas.

"Beneran lembut anjir, astaga gua rasanya mau gigit nih telinga" Ucap Makoto yg semakin gemas dengan sesuatu berbulu yg naik turun itu.

Jaki seketika melotot tajam ke arah Makoto

"Heh apa-apaan lo, ngga usah macem-macem lo ya setan!" Semprot Jaki kesal.

Makoto tak menghiraukan omelan Jaki dan masih asik memegang dan memandang gemas telinga berbulu Caine.

Sedangkan Garin yg menyaksikan langsung dan mendengar juga apa yg mereka bicarakan menatap tak percaya dengan apa yg dia lihat di depan matanya, yg benar saja makhluk mitologi itu hanya makhluk fiksi yg tak nyata, bagaimana mungkin mereka ada di dunia nyata, pikir nya.

Garin yg sibuk dengan pikirannya tanpa sengaja tangan nya menyenggol salah satu kotak yg berisi kaleng-kaleng bekas yg entah kenapa di simpan di sana, dan menyebabkan suara jatuh yg nyaring.

Plank (kira-kira kek gitu lah bunyinya)

"Mampus gua" Batin Garin yg berdiri kaku.

Di posisi Jaki, Makoto dan Caine saat ini mereka juga terdiam dengan saling memandang, beberapa detik kemudian dengan segera Makoto bangkit dan berjalan pelan ke arah sumber suara berisik tadi dengan menodongkan pistol yg entah sejak kapan sudah dia keluarkan dari saku jaket nya.

"Siapa disana?" Suara dingin dan tegas Makoto terdengar di seluruh ruangan, membuat Garin menelan ludah nya takut apalagi melihat pistol yg mengarah ke arahnya.

"Keluar sendiri atau gua tembak?" Ancam Makoto dengan wajah datar dan nada dinginnya.

Garin menghela nafas saat dia sadar bahwa dia sudah benar-benar terpojok saat ini, tidak ada sesuatu yg bisa menyelamatkan dirinya di sini, dan dengan terpaksa dia keluar dari persembunyiannya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas.

"A-ahahaha... Hai.." Garin tertawa kaku saat tatapannya bersitatap dengan mata Makoto yg menatapnya tajam.

"Ck! Lo ngapain ngikutin gua sm Jaki ha?!" Makoto menurunkan senjata nya dengan tetap menatap tajam ke arah Garin.

"Ekhem! maaf gua ngga bermaksud sebenernya, tapi kalian berdua terlalu mencurigakan dan bener aja kalian menyembunyikan seseorang di sini" Ucap Garin menatap ke arah Caine yg memandang nya was-was.

"Rion pasti belum tau kan? Wah kalo papi Rion kita tau gimana jadinya ya makhluk berbulu itu" Garin tersenyum smrik ke arah Caine yg berada di belakang Jaki yg menghadang Garin menatap nya.

WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang