6.

6.5K 676 46
                                    

•~•

Ketiganya memandang bingung ruangan di depan mereka, bagaimana tidak Rion ternyata membawa mereka semua masuk ke dalam ruang musik yg jarang mereka gunakan.

"Ngapain papi ngajak kita ke sini?" Garin berujar bingung.

"Ngga tau, udah ayo masuk aja" Ucapan Makoto hanya di balas dengan anggukan oleh Jaki dan Garin, tanpa lama-lama lagi mereka segera masuk.

Garin, Makoto dan Jaki yg baru saja tiba seketika terdiam membeku, keringat dingin membasahi tubuh mereka bertiga, tatapan mata mereka membola sempurna melihat sesuatu yg di depan.

Yah, firasat Jaki dan Makoto benar, hal yg mereka takuti dan hindari akan terjadi saat ini benar-benar terjadi. Mereka melihat Caine yg saat ini terduduk tak sadarkan diri dengan tangan dan kedua kakinya yg di ikat menggunakan tali di dalam sebuah ruangan yg seharusnya menjadi tempat musik sekarang malah menjadi tempat pengurungan.

Tangan Jaki bergetar, lidahnya kelu bahkan untuk bersuara sedikit saja dia merasa tak sanggup, reaksi Makoto dan Garin juga tak jauh berbeda dengan Jaki, Rion yg menyadari keanehan anak-anaknya itu menatap tajam mereka semua.

Funin, salah satu orang yg juga tau keberadaan Caine selain Mako Jaki dan Garin saat ini menghela nafas berat, dia melirik sebentar ke arah dua orang yg sama-sama terdiam kaku dan kembali fokus ke depan mencoba bersikap biasa saja padahal hati nya sudah sangat tak tenang memikirkan apa yg akan terjadi selanjutnya pada Makoto dan Jaki.

Note : (Ingat, Funin itu ga tau kalau Garin juga tau soal Caine bahkan dekat sama Caine dia cuman tau yg kenal sama Caine itu Makoto sama Jaki, yaudh lanjut).

Mereka semua melihat sosok Caine yg terduduk lemah dengan berbagai ekspresi, mereka saat ini melihat dari luar yg di mana di dalam ruang musik itu memiliki kaca tembus pandang yg membuat orang luar dan dalam ruangan bisa saling melihat.

(Bisa di bayangin? Kalau ga bisa yaudah ga usah di bayangin ☺️).

"Emh..." Caine perlahan-lahan mulai sadar, dia merasakan kepala nya yg benar-benar pusing, saat ingin mengangkat tangan menyentuh kepala nya Caine terdiam melihat tangan nya yg terikat tali.

"A-apa ini? Kenapa aku di rantai??" Paniknya, dia masih tak menyadari keberadaan orang-orang yg saat ini melihat dirinya dengan banyak ekspresi.

"Sudah bangun? Yah.. sayang sekali padahal tadi aku ingin menyiram air dingin pada mu." Rion berucap dengan ekspresi datar dan nada dinginnya membuat mereka semua menelan ludah takut, apalagi Caine yg mendengar suara familiar yg terasa tidak asing baginya.

Caine yg berada di dalam ruangan mencoba mencari ke asal suara yg di mana tak ada seorang pun di dalam ruangan itu selain dirinya, Caine masih tidak sadar bahwa dirinya di lihat dari luar.

"Lihatlah ke arah cermin." Nada dingin itu lagi-lagi terdengar oleh Caine, mendengar ucapan itu Caine langsung menoleh ke arah kaca dan betapa terkejutnya dia melihat banyak nya orang yg melihat keadaan nya.

Caine memandang bingung dan takut di depannya, orang-orang itu semuanya memakai topeng yg membuat dia tidak bisa melihat wajah mereka semua.

"Funin, Krow bawa dia ke sini." Mendengar nama mereka di panggil Funin dan Krow dengan segera langsung masuk dan membawa paksa Caine yg memberontak ke hadapan Rion.

"Ugh! Ssh.." Caine meringis saat luka lama nya yg di tekan tanpa sengaja oleh Krow, Krow pasti nya tak tau soal tubuh Caine yg ada luka. Walaupun sudah seminggu di obati, masih ada beberapa luka yg belum sembuh sepenuhnya.

Rion berjalan menghampiri Caine berjongkok dan mencengkeram kuat pipi Caine membuat nya lagi-lagi meringis, mata nya sedari tadi terpejam erat saat melihat langkah seseorang yg berjalan mendekatinya.

WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang