•~•
Sesampainya di lantai dua tepat nya di depan kamarnya Funin, Key dan Elya segera masuk ke dalam.
Saat masuk dapat mereka lihat Caine yg terduduk diam memandang ke arah luar jendela, tatapan nya terlihat kosong.
"Ekhem hei" Elya memanggil Caine yg sepertinya tidak sadar dengan keberadaan mereka.
Tidak ada respon dari Caine, dapat mereka tebak saat ini Caine pasti melamun, karena itu lah Key dan Elya berjalan mendekati ranjang dan menaruh makanan dan minuman yang mereka bawa di atas nakas samping kasur lalu menatap Caine yang melamun.
Sedangkan di dalam pikiran Caine saat ini, banyak hal yang berkecamuk di pikirannya, kejadian tadi malam terngiang-ngiang di kepalanya, mengingat kejadian kemarin di mana dirinya yang di siksa tanpa ampun oleh sosok yang tak asing baginya, tanpa sadar air mata Caine turun dirinya menangis tanpa suara.
Tatapannya masih tetap kosong dengan raut wajah datar, karena terlalu asik melamun dia bahkan tidak sadar dengan Key yang sudah duduk di sampingnya dan Elya yang duduk di kursi belajar milik Funin dan menghadap nya.
Tepukan halus di bahunya dari Key membuat Caine tersadar dari lamunannya, dia menoleh ke arah samping dan terlihat ada dua orang wanita yang saat ini menatap dirinya.
Tubuh Caine tiba-tiba membeku tatapan matanya fokus pada Key yang tersenyum lembut pada nya, senyuman itu... Senyuman yang sudah lama ia rindukan wajah yang sangat familiar ini...
"R-ey?.. ini kamu? Rey ini beneran kamu?.." Caine tiba-tiba menangkup wajah Key dan menangis membuat Key dan Elya kaget dengan apa yg di lakukan Caine, Key terdiam memandang sedih pada Caine begitu juga dengan Elya.
"Rey hiks.. maaf...maaf maaf maaf! maafkan bunda anak-anak.. Maaf Rey" Caine menatap Key dengan air mata yg bercucuran, Key tanpa sadar menarik Caine ke dalam pelukan hangatnya, membenamkan wajah Caine bahunya yang di mana itu membuat Caine semakin menangis keras.
Key mengelus-elus punggung sempit Caine lembut, menenangkan Caine yang tidak henti-hentinya menggumamkan kata maaf.
Tidak ada yang bersuara, Elya dan Key yg menenangkan Caine diam tanpa bersuara membiarkan Caine menangis sepuasnya, suara tangisan pilu dan keputusasaan memenuhi kamar Funin bahkan juga terdengar sampai ke luar kamar.
Caine menangis selama 20 menit lama nya hingga dia yang tertidur di pelukan Key, Key yang menyadari bahwa Caine tertidur segera meletakkan Caine di atas kasur dan menyamankan posisi tidurnya.
Setelah selesai Key menatap sebentar wajah sembab Caine lalu menoleh ke arah Elya yg ternyata sedari tadi juga menangis tapi dia tidak bersuara, dengan pelan Key mengusap lembut kepala Elya menenangkannya.
Setelah nya ia mengajak Elya untuk segera keluar dari kamar Funin dan membiarkan Caine tidur, makanan yang mereka bawa tadi juga masih mereka taruh di sana, agar nanti saat Caine bangun dia bisa langsung memakannya.
Key dan Elya kembali turun ke dapur dan melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda, Elya yang tadinya menangis juga sudah tenang, Gin dan Krow yang baru saja kembali juga langsung melanjutkan pekerjaan mereka.
"Kenapa dia manggil gw Rey? Siapa Rey? Gw ngga ngerti... Kenapa pas gw liat dia nangis gw ngga bisa? Dia ngingetin gw sama bunda..." Key membatin.
"Key? Are you okey?" Tepukan halus di bahu menyadarkan Key, Key menoleh ke samping yang di mana terdapat Elya yang memandang dirinya khawatir.
"Ah aku gapapa El maaf tadi aku melamun, ayo lanjut bersih-bersih" Elya menatap lurus pada Key, dia tau bahwa Key sedang tidak baik-baik saja tapi akhirnya ia mengangguk paham dan melanjutkan kegiatannya begitu juga dengan Key, tidak ingin memaksa Key untuk bercerita dan membiarkan Key yang akan cerita sendiri padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOLF
RandomCaine yg merupakan seorang manusia serigala di usir dari hutan tempat ia tinggal oleh orang-orang ras nya akibat kejadian kelam yg membuat ras mereka hampir kehilangan beberapa keturunan yg berhubungan dengan Caine. Kejadian tersebut yg juga membua...