11🎤Cedera

86 19 8
                                    

Juna datang ke agensi dengan raut wajah bahagia. Ia tersenyum lebar sepanjang perjalanan menuju ruang latihan.

"Gue lihat-lihat bahagia bener lo." Celetuk Tevin saat melihat Juna baru saja memasuki ruang latihan.

"Ya iya dong bahagia soalnya lagu gue buat debut udah jadi dan bakal mulai proses 2 minggu lagi." Kata Juna dengan bangganya.

Tevin ikut bangga dengan pencapaian bungsu digrupnya tersebut, "Widih keren juga lo."

"Juna Mahendra calon pacarnya Kak Sabrina gitu lho."

"Mulai deh mulai." Cibir Jeri sambil melemparkan topi yang ia pakai pada Juna.

"Telinga gue sampai panas dengernya." Keluh Hiren sambil menutup kedua telinganya.

"Enggak usah pecicilan juga." Tegur Romi saat melihat Juna berlari mengejar Jeri tanpa melihat jalan.

"Tenang aja Bang gue enggak papa." Balas Juna berusaha menenangkan ketuanya tersebut.

Sultan memijat kedua pelipisnya sambil melihat Juna, "Pusing banget gue Jun lihat kelakuan lo."

Hiren yang merasa prihatin dengan anggota tertua digrupnya tersebut berusaha untuk memijat Sultan agar merasa lebih rileks.

Setelah keributan kecil yang terjadi ketujuh orang tersebut memulai latihan mereka untuk penampilan di luar negeri yang dijadwalkan akan berangkat 3 hari lagi.

"Jun kalem aja gue ngeri lo kesleo." Tegur pelatih dance mereka.

"Iya santai aja Jun." Timpal Hiren.

"Tenang Bang soalnya gue lagi bersemangat banget hari ini." Balas Juna sambil menampilkan senyum lebarnya.

"Aduh susah banget kalau dibilangin." Keluh pelatih dance sambil memijat kedua pelipisnya.

"Makanya hampir setiap hari gue migran karena Juna." Timpal salah satu manajer yang memang sejak tadi juga berada di ruang latihan.

Samudra menepuk-nepuk bahu manajernya tersebut, "Banyak-banyak sabar ya Bang."

"Eh mau kemana Jun?" Tanya Romi saat melihat Juna keluar ruang latihan saat jeda istirahat.

"Izin tebar pesona dulu ya Bang..." Pamit Juna sambil melompat-lompat seperti anak kecil.

Baru sekitar 15 menit keluar, tiba-tiba Juna kembali ke ruang latihan dengan keadaan mengangkat kaki kirinya yang terlihat ada goresan dan raut wajah panik.

"Jun lo kenapa?" Tanya Hiren panik yang membuat semua orang yang ada di ruang latihan memandang ke arah Juna.

"Stop-stop jangan ada yang deket dulu." Cegah Juna dengan raut wajah menahan tangis.

"Lo kenapa?" Tanya Romi sambil mendekati Juna secara perlahan.

"Gue jatuh dari tangga kaki gue sakit banget digerakin Bang." Keluh Juna dengan panik.

"Lo tenang dulu sama jangan banyak gerak ya." Kata Sultan yang berusaha menenangkan si bungsu.

Juna mengacak rambutnya frustasi, "Ini semua salah gue."

"Lo jangan nyalahin diri lo terus." Tegur Samudra.

"Bang gimana nih?" Tanya Jeri saat kepala manajer memasuki ruang latihan setelah dihubungi.

"Jun lo tenang dulu, sekarang kita periksa ke rumah sakit dulu aja ya." Kata kepala manajer yang membuat Juna sedikit tenang.

Meskipun menjadi lebih tenang, selama perjalanan ke rumah sakit Juna masih terus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpanya sekarang.

Setelah tiba di rumah sakit dan mendapat pemeriksaan ternyata kaki Juna patah dan dokter mengharuskan Juna untuk beristirahat selama dua bulan penuh.

"Bang debut gue gimana? Penampilan di luar negeri gimana?" Tanya Juna bertubi-tubi dengan nada frustasi.

"Lo tenang dulu, sekarang yang terpenting itu lo sembuh dulu."

"Enggak bisa, harusnya dua minggu lagi jadwal gue nyiapin debut solo."

"Juna Mahendra sadar!"

Juna menunduk lesu, "Maaf ya Bang gara-gara gue kalian harus latihan dari awal lagi."

"Udah enggak papa yang penting lo sembuh dulu." Kata Romi sambil menenangkan Juna.

Juna pun dirawat di rumah sakit selama dua hari, sayangnya kedua orang tua Juna sedang ada pekerjaan di luar negeri yang tidak bisa ditinggalkan dan juga kakaknya ada jadwal tour di luar kota yang juga tidak bisa ditinggalkan.

Selama dua hari tersebut para manajer dan anggota The Scene Boys bergantian menjaga Juna. Namun, saat hari keberangkatan untuk penampilan di luar negeri para manajer cukup bingung perihal siapa yang akan menjaga Juna.

"Enggak papa Bang gue sendiri aja di rumah." Kata Juna sambil menunggu Tio selesai berkemas.

"Sekali gue bilang enggak ya enggak." Tolak Tio dengan tegas.

"Ya terus agensi mau sewa pengasuh buat gue gitu?"

"Kalau dari hasil rapat kemarin itu kurang aman kalau kita mempekerjakan orang asing apalagi lo lagi enggak boleh banyak gerak."

"Kalau satu manajer sama gue pasti di sana nanti kewalahan Bang,"

"kok ya kebetulan banget pas orang tua sama abang gue enggak bisa jagain gue." keluh Juna yang kembali merebahkan dirinya ke kasur.

"Makanya lo itu kalau dikasih tau jangan bandel." Omel Tio yang memang sudah sangat dekat dengan Juna.

Bahkan Juna sudah menganggap Tio sebagai kakaknya sendiri sangking dekatnya, kedua dekat sejak Tio menjadi manajer The Scene Boys lima tahun lalu.

"Ya udah ayo pulang sekarang malah tiduran lagi." Tegur Tio.

Juna cemberut, "Iya Bang iya."

Saat Juna dan Tio pulang ke tempat tinggal Juna, keduanya tidak sengaja berpapasan dengan Reina yang baru saja pulang bekerja.

Reina cukup terkejut melihat kondisi Juna karena memang kondisi Juna untung saja belum diketahui awak media dan memang baru akan diumumkan agensi nanti malam.

"Tetangganya Juna?" Tanya Tio.

Reina mengangguk ragu, "Iya?"

"Tunggu di sini sebentar ya, nanti kita bicara dulu." Juna bingung mendengar perkataan Tio begitu pula dengan Reina.

Tio segera membawa masuk Juna dan tanpa sepakata pun keluar lagi untuk menemui Reina.

"Perkenalkan saya Tio, manajer The Scene Boys." Kata Tio sambil mengulurkan tangan.

Reina menerima uluran tangan tersebut, "Reina, kalau boleh saya tau ada apa ya?"

"Saya mau minta tolong buat jagain Juna selama 3 hari bisa?"

"Maaf enggak bisa soalnya saya harus kerja." Tolak Reina.

"Kalau soal itu tenang aja saya bakal bilang ke pimpinan buat izinin kamu ke atasan kamu, lagian hari kerja cuma besok aja terus 2 harinya jadwal libur kan." Jelas Tio yang membuat Reina mengernyitkan dahinya.

"Emangnya tau saya kerja dimana?"

"MHS Entertainment, sekretaris pimpinan divisi 2."

"Kok bisa tau?" Tanya Reina penuh kecurigaan.

"Kebetulan waktu peresmian pimpinan saya datang sama pimpinan agensi saya yang sekaligus kakak ipar saya."

"Tapi tetep aja saya enggak mau."

"Saya mohon soalnya Juna enggak ada yang jagain, cuma 3 hari sampai kedua orang tuanya pulang."

Reina diam cukup lama, "Cuma 3 hari aja enggak bisa lebih."

"Terimakasih ya untuk sistemnya nanti saya jelaskan lebih lanjut lagi." Reina mengangguk mengerti.




👉Bersambung👈




Jangan lupa tekan bintang, tinggalkan komen dan nantikan kelanjutan ceritanya 💚💚




ayunsambat

Tetangga Artis II Jungkook RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang