8🦋~Butterfly~

104 68 18
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Senna mondar-mandir di dalam kamarnya saat telponnya tak kunjung di angkat oleh Marven. Sudah lima kali Senna menelpon laki-laki itu, entah sengaja atau bagaimana, Senna merasa khawatir jika terjadi apa-apa pada Marven, karena tadi ia langsung di bawa ke rumah sakit oleh kedua orangtuanya.

Malam ini pukul delapan malam Senna berniat untuk menemui Marven ke rumah sakit, ia benar-benar merasa khawatir pada laki-laki itu. masalah yang terjadi tadi siang sudah di tangani oleh pihak sekolah hingga Digo dan Valdi di keluarkan.

Senna bergegas pergi ia berlari kecil lalu mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja ruang keluarga. "BANG REGAN, SENNA PERGI DULU YA MAU JENGUK TEMAN!" Teriak Senna berlari. Regan tengah berada di dapur mendengar ucapan itu ia langsung berlari.

Senna menghidupkan mesin mobil lalu melajukan dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah itu. "MAU KEMANA?" Teriak Regan namun Senna hanya menoleh dan kembali fokus mengemudi.

"Kamu kenapa enggak angkat telpon aku hm? Ayl merasa bersalah sama Marven," Senna mengusap wajahnya kasar. Ia sebenarnya kenapa jadi seperti ini bahkan berani keluar sendiri malam-malam gini tanpa di temani oleh Regan.

Senna menghela nafas kasar. Ia berhenti karena lampu merah kemudian gadis itu menoleh ke arah kanan ia melihat sosok Vyan membonceng cewe di belakang motornya. Mereka tampak serasi bahkan cewe itu memeluk pinggang Vyan.
Senna kembali fokus kedepan menatap lampu merah, lalu Vyan menoleh kearah mobil kemudian ia mengucek mata menatap Senna yang berada didalam mobil.

Kini kendaraan melaju kembali karena lampu sudah kembali hijau, Senna melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ingin sekali Vyan mengikuti mobil itu kemana perginya, namun bagaimanapun ia harus menghargai ceweknya.

Tidak butuh waktu lama akhirnya Senna kini berada di parkiran rumah sakit. Ia turun dari mobil kemudian berjalan masuk kedalam rumah sakit. "Sus, atas nama Marven Ravendra di ruangan mana?" Tanya Senna.

"Baru saja pulang, Dek," ucap Suster tersebut.

"Begitu ya, oke makasih ya Sus," ucap Senna lalu membalikkan tubuhnya kemudian berjalan santai meninggalkan rumah sakit. Senna duduk di kursi taman rumah sakit gadis itu terdiam menatap langit yang sudah gelap.

Senna meraba kantong Hoodie dan celana namun ia tak kunjung menemukan benda persegi empat itu. "Sial gue enggak bawa ponsel," Senna berdecak kesal.

Wanita paruh baya berjalan mendekati Senna lalu ia duduk disamping gadis itu. Senna tersenyum kearah wanita itu. "kamu sahabatnya Marven ya?" Tanya wanita paruh baya tersebut.

"I-iya Tante," ucap Senna gugup, ia mempunyai firasat bahwa wanita ini adalah ibunya Marven, karena mereka terlihat agak mirip.

"Ini Senna tante teman Marven waktu kecil, sekarang kita pacaran tapi enggak jelas," batin Senna.

"Ouh iya Tan, Marven udah pulang ya?" Tanya Senna.

"Udah baru saja, Tante tetap di sini karena ada kepentingan," ucap wanita itu bernama Nessa.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang