11🦋~Butterfly~

130 71 10
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Hari berganti Senna kini tengah berada di rumah sakit karena tipes. Regan dan Mamah Dania masih setia menunggu Senna bangun dari pingsannya. Regan merasa tidak tenang untuk meninggalkan adiknya dua kali ia membatalkan pertemuan bisnis kuliner di Thailand.

"Bangun Ra," bisiknya, lembut di telinga Senna.

Regan mengecup tangan Senna beberapa kali yang terasa dingin, ia menatap wajah adik perempuannya itu terlihat pucat, Dania terisak memohon agar putri nya cepat terbangun. Regan merasa kecewa pada gadis itu sangat egois pada dirinya sendiri bahkan setelah kepergian Marven ke jerman Senna tidak pernah makan.

Beberapa kali Dania mencium puncak kepala Senna hingga air matanya terjatuh di pipi Senna. "Bangun sayang, Mamah khawatir banget," bisiknya lembut.

Senna berada di taman yang sangat indah banyak tanaman bungga ia tengah duduk sendiri disana sambil memandangi langit yang cerah, taman itu terlihat sepi membuat Senna tersenyum bahagia. Senna terbangun dari duduknya ia berjalan mendekati bunga mawar merah, ia ingat bunga itu yang Marven berikan waktu acara fashion show. Senna memetik lalu ia mencium aroma bunga hingga ia memejamkan matanya meresapi aroma bunya mawar merah.

"Senna?"

Senna mengingat suara itu tanpa tidak familiar di telinga nya, Senna membuka mata dan langsung menatap Marven yang ada di hadapannya, laki-laki itu tersenyum sambil membawa bunga mawar merah.

Senna langsung memeluk tubuh Marven, pelukannya sangat erat membuat Marven tersenyum bahagia, kini mereka saling berpelukan namun Senna malah menangis membuat Marven mengangkat alisnya. Marven mengusap-usap punggung Senna dengan lembut.

"Jangan tinggalin Senna, hiks."

"Enggak sayang."

Senna melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Marven dengan dekat ia menatap kedua mata laki-laki itu kemudian ia tersenyum lalu kembali memeluk Marven.

"Sayang?" Panggil Marven.

Senna melepaskan pelukannya kembali. Marven memberikan bunga mawar merah kepada Senna.

"Ck sok romantis!"

Marven menggenggam tangan Senna kemudian ia membawa Senna untuk duduk di atas rerumputan, Marven tersenyum lalu memakaikan mahkota bunga mawar putih di kepala Senna. Keduanya saling tersenyum satu sama lain. Kemudian setelah itu Senna memakaikan cincin dari ranting pohon di jari manis Marven. Begitu pun Marven.

Mereka berlari-lari kecil di taman itu, Senna memeluk tubuh Marven dari belakang dan tatapan Senna terlihat sendu ia menggelengkan kepalanya agar Marven tidak pergi meninggalkannya.

Marven membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Senna, laki-laki itu mengelus-elus pipi Senna lalu ia mencium puncak kepala gadis itu.

Marven melangkah jauh meninggalkan Senna sendirian disana. "MARVEN JANGAN TINGGALIN SENNA!" Teriak Senna.

"Marven, Marven!!"

Regan menggenggam tangan Senna kedua matanya terbuka dan ia langsung menatap sosok Dania dan Regan yang ada di hadapannya. Senna menangis karena itu cuma mimpi ia berfikir bahwa Marven akan meninggalkan nya seorang diri di sini.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang