7🦋~Butterfly~

131 79 23
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

"Anjing, mesum banget lo!"

Regan menoleh ke arah Marven dengan tatapan tajam ia berjalan mendekati laki-laki itu kemudian menjewer telinga Marven. Regan tak segan untuk memberi pelajaran pada Marven karena ia telah melakukan kesalahan dan membawa pengaruh buruk bagi Senna.

"Bang sakit ampun Bang," ringis Marven.

Regan membawa Marven keluar rumah bahkan semua semua orang yang ada disana tidak berani ikut campur. "Anjing sakit banget!" Batin Marven.

"Tadi kamu ngapain?" Tanya Regan serius.

"Maaf Bang, gue cuma mau hibur Senna aja," jawab Marven tulus.

Regan memperhatikan mobilnya yang terlihat kotor. "Kamu mau pulang atau mau tetap disini?" Tanya Regan.

"Di sini lah Bang, selamanya juga enggak apa-apa," canda Marven.

"Bersihin mobil itu," Titah Regan menunjuk mobil berwarna hitam kemudian melepaskan jewerannya.

Marven meneguk salivanya sambil mengerjapkan kedua mata kemudian kembali menatap Regan. Marven pasrah lalu menganggukinya. Regan tersenyum miring lalu menarik lengan Marven mendekati mobil tersebut.

Di dalam sana mereka hanya terdiam membuat suasana menjadi canggung. Senna berfikir untuk membuka mulut namun ia bingung harus bertanya apa? Dan bagaimana. Senna menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Jangan di contoh ya anak-anak, si Marven emang gitu orangnya sinting," ucap Ibran.

"Lo juga sama sinting," saut Rian kesal.

"Di makan cemilannya, maaf cuma ada segitu, kalian si enggak bilang-bilang kalau mau kesini tuh," ucap Senna merasa tidak enak.

"Santai aja Ay," jawab Ibran tersenyum.

Marven tengah membersihkan mobil milik Regan, sebenarnya ia tidak pernah sama sekali mencuci mobil ataupun motor karena ia memang anak seorang pengusaha terkenal jadi apalah tenaga bagi dia kalau semuanya bisa pake uang.

Regan sedari tadi mengawasi Marven, sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada. Regan tersenyum karena telah memberikan pelajaran pada Marven.

"Yang ikhlas," ucap Regan.

Seorang laki-laki mengendarai motor baru saja masuk ke dalam halaman rumah itu. Kemudian ia mematikan mesin motor lalu membuka helm dan turun berjalan untuk menyapa Regan.

"Bang," ucap Syahrul.

Regan tersenyum ramah. "Teman kamu lagi rajin," ucap Regan.

Ibran, Rian dan kevin berjalan menghampiri Marven, ketiga laki-laki itu menertawai sahabatnya. Marven menatap sinis, ia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya. "Demi Senna," batin Marven sambil tersenyum ke arah Regan.

"Si Marven kenapa?" Tanya Syahrul.

"Lo kaya enggak tau si Marven aja," jawab Rian.

Waktu menunjukkan pukul empat sore mereka semua bangkit dan berpamitan untuk pulang. "Cepat sembuh ya bebep," ucap Eva memeluk tubuh Senna.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang