2🦋~Butterfly~

266 108 71
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❤️

Suara ayam berkokok terdengar dengan jelas. matahari mulai menampakan cahayanya dari Timur. perlahan-lahan kedua mata Senna terbuka lalu ia segera merapikan tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk membersihkan tubuhnya. Lima belas menit berlalu Senna kini sudah rapih dengan pakaian sekolah, tidak lupa juga ia memasukan buku-buku yang ia kerjakan tadi malam.

Senna mulai menuruni satu persatu anak tangga, menghampiri kedua orang tuanya yang sedang menyantap sarapan pagi. "Senna sarapan di kantin aja ya Mah," ucap Senna.

"kok gitu?" Tanya mamah Dania.

"Iya Mah," ucap Senna.

Hamdan mengambil uang berwarna merah tiga lembar dan memberikannya kepada Senna. "Buat jajan," ucap Hamdan, Senna mengambilnya dengan senang hati lalu ia pergi meninggalkan orang tuanya
Senna menghidupkan mesin motor metik berwarna hitam, lalu melaju dengan kecepatan tinggi karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya. Tidak butuh waktu lama kini Senna sudah berada di parkiran sekolah. Jarak sekolah dengan rumahnya tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja.

"Itu si Senna, yuk bareng sama dia ke kelasnya," ajak Karina kepada Febi. Mereka berlari kecil menghampiri Senna yang sedang berjalan.

"DOR!"

"Enggak lucu!" Ketus Senna.

Febi dan Karina menggandeng lengan Senna kiri dan kanan, sebenarnya gadis itu merasa tidak nyaman tapi tidak apa mereka adalah temannya. Gerombolan siswa laki-laki menghampiri mereka bertiga di koridor.

"Sen?" Panggil Angga.

"Jangan sok akrab lo sama Senna," ucap Karina menatap sinis kepada para siswa laki-laki tersebut.

"Gue engga ada urusan sama pulu-pulu!" Jawab Syahrul.

"Awas ya lo, Kalau dikelas gue aniaya!" Ancam Karina menarik pergelangan lengan Febi.

"Apa si gue enggak suka lo pada kaya gitu, berbisnis yang sehat dong, jangan ngumpul kaya gini," timpal Senna sambil membuka tas sekolah.

Tiba-tiba Marven membawa paksa tas sekolah Senna, lalu laki-laki itu berlari. "WOY MARVEN, BEGO AH LU SINI TAS NYA SI SENNA!" Teriak Syahrul.

Marven tidak mendengarkan ucapan Syahrul barusan, ia malah terus berlari kecil sambil membawa tas Senna ke dalam kelas XII IPS 5. Laki-laki itu meletakan tas milik Senna di meja. Lalu ia mengambil salah satu buku yang ada di dalamnya.

Para gerombolan siswa laki-laki berjalan menuju kelas XII IPS 5. Mereka masing-masing mengambil bukunya. Senna berdiri diambang pintu sambil memperhatikan mereka. Marven menoleh kearah Senna lalu ia berjalan mendekati gadis itu.

"Kenapa lo enggak bilang, tau gitu gue juga mau di tulisin," bisik Marven.

"Emang si Syahrul enggak bilang ke lo?" Tanya Senna.

"Parah lo, Rul enggak bilang-bilang ke gue," ucap Marven.

"Lo yang budek, kemarin gue udah bilang," toyor Syahrul.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang