Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maafFollow, Vote and coment
Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian.
.
.
.
.
.
.❣️ HAPPY READING ❣️
"ZEA KAMU DIMANA?"
"KAKAK!!" Teriak gadis kecil itu di gendongannya Marven.
Laki-laki itu berlari mendekati Zea. Senna dan Marven tengah berdiri di depan gedung Gramedia. Senna menggandeng tangan Marven. laki-laki itu langsung mengambil Zea dari gendongan Marven.
"Aku sebel banget sama Kakak!" Ketus Zea dengan tatapan malas. Pria itu mengerutkan dahinya.
"Lain kali jagain adiknya, jangan sibuk pacaran," ucap Marven. Kemudian ia pergi meninggalkan mereka, lalu ia menggenggam tangan Senna.
"Nanti kalau lo aku enggak ada, kamu harus cari laki-laki yang baik," ucap Marven. Senna langsung menghentikan langkahnya mendengar ucapan itu lagi yang keluar dari mulut Marven. Laki-laki itu menyentil dahi Senna membuat gadis itu meringis.
"MARVEN ANJING!!" Teriak Senna, lalu mengejar Marven.
Perempuan itu tersenyum miring lalu menghampiri ke duanya. Zea menatap sinis ke arah perempuan itu karena gadis kecil itu sangat tidak menyukai pacar kakaknya itu. Zea melingkarkan kedua tangannya dileher pria itu.
Senna dan Merven kini tengah duduk di pantai Ancol mereka menikmati keindahan laut, siang ini langit tidak begitu cerah ada beberapa banyak awan gelap diatas sana membuat Senna tersenyum gembira kerena ia tidak sabar menunggu hujan. Marven memejamkan kedua matanya lalu kembali membuka dengan tatapan kosong dan sendu. Ia meresahkan suatu dalam tubuhnya namun ia tahan dan tidak ingin menjadi lemah.
Senna menoleh ke arah Marven. "Ven lo kenapa?" Tanya Senna panik.
"It's okay gue enggak apa-apa," ucap Marven sambil memegang kepalanya yang terasa nyeri wajahnya terlihat pucat.
Suara petir mulai terdengar. Senna memperhatikan semua orang yang ada di sana. Tiba-tiba Marven menyandarkan kepalanya di bahu Senna. "Ven lo jangan bercanda enggak lucu Ven," ucap Senna panik sambil menampar pipi Marven.
"TOLONG TOLONG!!" Teriak Senna. Semua orang yang ada di sana berjalan mendekati keduanya.
"Kenapa Dek?" Tanya seorang pria paruh baya.
"Teman saya pingsan tolongin Pak," ucap Senna dengan nada suara sedikit bergetar.
Tidak lama kemudian ambulans datang dan langsung membawa Marven, Senna masih tetap setia berada disisi laki-laki itu. Ia menangis sambil menggenggam tangan Marven namun tangan laki-laki itu sangat dingin.
"Pak cepat, badan teman saya pada dingin semua," ucap Senna khawatir sambil menangis. Supir ambulans tersebut melajukan mobil dengan kecepatan tinggi hingga tak lama kini mereka sampai di rumah sakit.
Marven langsung di bawa keruang ICU dan Senna terduduk membeku di luar sana sambil menangis. Seorang pria paruh baya dan wanita paruh baya tak lain mereka adalah kedua orang tuanya Marven baru saja datang.
Nesa langsung memeluk tubuh Senna kemudian ia menangis. "Hiks hiks hiks."
"Ini semua salah Senna, Tan," ucap Senna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (On Going)
Teen FictionSEBELUM BACA DI WAJIBKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU ❗ Menceritakan tentang wanita muda bernama Senna Aylara ia adalah wanita pintar dan rajin saat mendekati kelulusan SMA tiba-tiba kekasihnya meninggal karena penyakit mematikan yaitu Marven Ravendra. Se...