34🦋~Butterfly~

99 64 88
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Duduk di atas rerumputan dengan pemandangan danau yang begitu sangat indah, kicauan burung terdengar nyaring di telinga keduanya membuat siapa saja ingin hidup selamanya di dunia yang penuh dengan kedamaian. Sepasang kekasih tengah memeluk satu sama lain untuk menyembuhkan kerinduan yang teramat dalam. Marven melepaskan pelukannya menatap manik mata Senna yang terlihat cantik dengan bola mata berwarna coklat.

"Marven kapan jemput Ayl?" Tanya Senna.

"Nanti sayang," jawab Marven mengusap lembut rambut gadis itu.

"Marven enggak sayang sama Ayl ya?" Tanya Senna kesal.

"Sayang lebih dari apapun," jawab Marven tersenyum kemudian mencubit hidung gadis itu dengan gemas.

"Ayl udah capek, ngadepin dia, maafin Ayl ya, Ayl gagal nemuin laki-laki baik yang seperti kata Marven dulu," jelas Senna dengan tatapan sendu.

Marven hanya bisa tersenyum sebenarnya ia juga kasian pada kekasihnya itu. Namun ia juga bukan Tuhan kalau seandainya ia punya kekuatan mungkin laki-laki itu akan membuat dunia berdua bersama Senna. Keduanya kini tengah menikmati keindahan malam hari di dunia fantasi Senna menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan begitupun dengan Marven. Mereka meringkuk memandang satu sama lain sambil tersenyum bahagia. Senna mencoba memejamkan matanya ia tidak menyadari bahwa Marven tengah menangis dengan segera laki-laki itu langsung menghapus air matanya dengan kasar. Marven memposisikan tubuhnya untuk duduk membuang nafas berat.

"Hiks hiks,"

Suara tangisan itu terdengar nyaring di telinga Senna kemudahan ia membuka kedua matanya lalu terbangun dengan posisi duduk. Marven yang tengah menangis sambil menunduk kemudian Senna membawa kepala Marven untuk bersandar di dadanya sambil mengusap lembut pundak laki-laki itu.

"Seandainya Tuhan ngasih kesempatan aku untuk hidup kembali, aku janji, sedetik pun aku enggak akan tinggalin kamu," ucap Marven disela tangisannya.

Senna mengigit bibir bawahnya menahan rasa sesak agar ia tidak menangis. Gadis itu Meneguk salivanya kemudian menatap Marven sambil memegang kedua pipi laki-laki itu.ia tersenyum untuk menguatkan hatinya lalu membenarkan rambut Marven.

"I love you," ucap Senna.

Marven tersenyum lebar. "I love you too," jawab Marven lalu membawa Senna kedalam pelukannya.

Hari semakin gelap bulan di atas sana begitu sangat terang begitupun bintang-bintang yang menjadi penghiasnya. Keduanya berjalan beriringan di sana sesekali Senna tertawa dengan tingkah konyol Marven. Meskipun ini cuma sementara namun gadis itu terlihat sangat bahagia ketika bersama Marven. Kemudian laki-laki itu mengacak rambut Senna dengan gemas lalu Marven berlari, gadis itu mengerucutkan bibirnya sebal kemudian mengejar laki-laki itu.

Marven menoleh kebelakang ia tertawa melihat Senna yang tengah berlari dengan ekspresi wajah kesalnya. Kemudian ia membalikkan badannya dan berlari kearah Senna dan langsung memeluk tubuh gadis itu. Senna tersenyum smirk kemudian mengigit bahu Marven.

"ARGHHH!!!" Teriak Marven sambil melepaskan pelukannya.

Senna tertawa puas saat melihat Marven kesakitan. "Hahahaha."

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang