Sekarang Senna berada di dalam mobil bersama Marven. Sudah lima belas menit mereka berkendara membelah keramaian kota Jakarta namun tidak ada obrolan sedikit pun yang tercipta di antara keduanya. Senna bertanya-tanya benarkah Marven mempunyai perasaan padanya?
Seperti tidak terjadi apa-apa raut wajah Marven total tidak berekspresi. Laki-laki itu hanya fokus menyetir sambil memperhatikan jalanan di depan. Marven tersenyum tipis.
"Kenapa sayang?" Tanya Marven.
"Ck lo ngapain cium-cium gue?" Ketus Senna.
"Sesekali Sen, kapan lagi gue cium bibir lo yang seksi itu," ucap Marven melirik ke arah Senna.
"Emang gue cewe apaan?" Sinis Senna.
"Lo cewe gue, sahabat gue," jawab Marven.
Keheningan mulai menyelimuti mereka berdua di dalam mobil, sebenarnya Senna merasa senang karena baru pertama kalinya Marven mencium bibir nya.
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. "Ini si Senna sama si Marven kemana sih?" Tanya Ibran.
Rian mengangkat kepalanya melirik ke arah Ibran. Kemudian kedua mengerutkan dahinya menatap satu sama lain.
"Kita ketinggalan," ucap Rian.
Regan menoleh ke arah Rian, laki-laki itu menatap penuh tanya pada Rian, membuat Rian menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia tersenyum cengengesan. Regan memelototi Rian dan Ibran membuat kedua laki-laki itu terdiam mematung.
Senna berjalan di ikuti Marven kemudian keduanya masuk kedalam rumah. "Lo dari mana aja? Jangan bilang habis ciuman?" Celetuk Syahrul. Regan mengepal tangannya.
"KELUAR!!" Amarah Regan pada Syahrul.
"Enggak Bang, gue cuma becanda," ucap Syahrul.
"Ii-ya apa si Bang Regan emosian nanti cepat tua," suat Senna.
Semuanya bangkit menghampiri Senna, lalu memberikan hadiah padanya. "Happy birthday baby," ucap Eva.
Setelah acara makan malam berakhir kini Senna tengah berada di dalam kamar ia bercermin menatap wajah nya sambil menarik-narik bibirnya. Senna membuka kotak kecil pemberian Marven.
"Cantik banget!" Ucap Senna ke senangan. Kemudian ia bangkit menjatuhkan tubuhnya diatas kasur membolak-balik tubuhnya ke kanan dan ke kiri, Senna menutupi tubuhnya menggunakan selimut pipinya memerah seperti kepiting rebus."Awas ya lo Marven!" Monolog Senna.
Senna mencoba menutup kedua matanya karena besok sekolah. Sialnya bayangan Marven waktu mencium bibir gadis itu masih terbayang-bayang di pikirannya. Senna membuka selimut. Membuka mata dan menatap langit kamarnya, membuang nafas kasar kemudian kembali mencoba untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (On Going)
Teen FictionSEBELUM BACA DI WAJIBKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU ❗ Menceritakan tentang wanita muda bernama Senna Aylara ia adalah wanita pintar dan rajin saat mendekati kelulusan SMA tiba-tiba kekasihnya meninggal karena penyakit mematikan yaitu Marven Ravendra. Se...