9🦋~Butterfly~

130 75 31
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Marven melompat dari tempat tidur begitu panggilan masuk dari Senna, Rian yang sedang tiduran sambil bermain ponsel di sofa terkejut melihat reaksi Marven. Laki-laki itu tampak berfikir keras sambil mondar-mandir di sana. Ia merasa kegirangan karena Senna menelpon pertama kalinya.

"Lo kenapa?" Tanya Kevin heran.

Tidak sempat untuk menjawab pertanyaan Kevin, Marven memilih keluar dari kamar apartemen untuk mengangkat panggilan dari Senna. Saat ingin mengangkatnya namun panggilan itu sudah berakhir.

"Cek sial nih bocah!" Marven mendengus kesal.

Saat libur sekolah tiba Marven, Ibran, Rian, Kevin dan Syahrul mereka berkumpul dan menghabiskan waktu di apartemen milik Marven. Mereka memang sudah bersahabat sejak kelimanya duduk di sekolah menengah pertama.

Bahkan untuk berbicara kasar apapun itu di antara mereka sudah terbiasa, dan tak ada saling singgung menyinggung. Kelimanya adalah cowo si mulut lemes bahkan berbicara tanpa pakai otak dan perasaan dulu. Terutama Marven pemalas dan bermulut lemes.

"Hahahaha lihat deh Docil kelas," ucap Kevin menertawai foto yang ada di ponselnya itu.

"Anjing gila banget si Eva makeup nya ketebalan," saut Ibran.

"Ven, lo benaran enggak tertarik sama si Eva?" Tanya Rian sambil tersenyum mengejek.

"Eva mana?" Tanya Marven.

Rian menunjukkan foto Eva kepada Marven lalu laki-laki itu tertawa terbahak-bahak. "Anjir Tante Eva!"

"Kayanya gue suka deh sama si Eva," cicit Syahrul.

Ke empatnya menoleh ke arah Syahrul dan menatap bingung. Ibran mendekati Syahrul ia hendak memeriksa suhu tubuh laki-laki itu, Ibran meletakkan telapak tangannya di dahi Syahrul, kemudian ia mengerutkan dahinya.

Keheningan terjadi di antara mereka. Ibran menoleh ke kanan dan ke kiri, Marven, Rian dan Kevin menatap wajah Ibran dengan penuh pertanyaan. Syahrul menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.

"Hah anjir ini benaran dia pingsan?" Tanya Marven tak percaya. Marven menggelitik pinggang Syahrul namun laki-laki itu benaran tidak bergerak.

"Telepon ambulans sekarang," ucap Rian panik.

Kevin langsung menelpon ambulan untuk membawa Syahrul ke rumah sakit. Ibran menggendong tubuh Syahrul untuk turun kebawah.

Tidak butuh waktu lama kini ambulans datang dan Syahrul pun langsung dibawa kedalam mobil ambulans. Marven, Ibran, Rian dan Kevin ikut masuk untuk menemani Syahrul yang terbaring di hospital bed.

"Si Syahrul kesambet Tante Eva," ucap Kevin panik.

"Telepon Ema bapak nya," perintah Marven lalu Kevin langsung memanggil sambungan telpon kepada orang tuanya Syahrul.

"Halo Tan, Syahrul pingsan, sekarang kita udah ada di mobil ambulans bentar lagi sampe," ucap Kevin.

"Kenapa pingsan? Dia kenapa astaga, perasaan saya tidak enak," ucap wanita paruh baya itu sambil menangis.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang