29🦋~Butterfly~

124 79 42
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending

Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️

Senna mempercepat langkahnya saat hujan mulai deras. Gadis itu segera masuk ke gedung apartemen. Kemudian ia memencet tombol lift. Saat lift bergerak naik turun. Lift berhenti dan pintu terbuka. Mengantarkan Senna ke lantai sembilan tempat unit apartemen Alvaro berada. Ia melangkahkan kakinya keluar dengan perasaan tak karuan. Sesampainya di depan pintu apartemen Alvaro. Gadis itu membuang nafas berat kemudian mulai membuka kode lalu ia masuk kedalam apartemen itu.

Matanya mengerjap beberapa kali saat melihat sekeliling apartemen di penuhi dengan bunga dan foto-foto kebersamaan Senna dan Alvaro. Laki-laki itu tengah berdiri sambil tersenyum lalu melangkah mendekati Senna. Kemudian Alvaro mencium dahi gadis itu.

"Maafin aku ya sayang," ucap Alvaro dengan tatapan yang sulit di artikan. "Aku ikat kamu secara pribadi dulu ya sayang, aku benar-benar cinta sama kamu Ayl," lanjutnya lalu membuka kotak kecil yang berisi sebuah cincin. Alvaro meraih tangan Senna kemudian ia memakaikan cincin di jemari gadis itu.

"Mulai dari awal lagi ya Kak," ujur Senna di angguki Alvaro.

Alvaro menggenggam lengan Senna tanpa berniat melepaskannya. "Berarti semalam kamu bohong, kalau kamu sakit?" Desis Senna dengan tajam.

"Bohong demi kebaikan," ucap Alvaro kemudian ia membawa Senna mengikuti langkahnya.

Gedung melesat cepat di luar mobil. "Kamu mau bawa aku kemana si?" Tanya Senna.

"Ke bandung sayang," jawab Alvaro.

"Eh gila aja lo kak, aku belum izin ke mamah," ucap Senna.

Alvaro melirik sambil tersenyum. "Aku udah izin dari semalam sayang," ucap Alvaro kemudian memfokuskan pandangan ke depan. Jam menunjukkan pukul sebelas siang Alvaro menghentikan mobilnya di depan restoran.

"Tau aja orang lain laper," ucap Senna di dalam mobil memperhatikan Alvaro yang sedang berjalan untuk membuka pintu untuknya.

Mereka duduk di salah satu kursi sambil menunggu makanan. Sebenarnya Senna masih ragu dan tidak menyangka bahwa Alvaro akan seserius itu. Antara senang dan sedih yang kini gadis itu rasakan. Alvaro meraih tangan Senna namun gadis itu tengah melamun.

"Sayang," panggil Alvaro sambil mengusap lembut punggung tangan gadis itu. Senna langsung membuyarkan lamunannya kemudian menatap wajah Alvaro. "Kenapa sayang? Ko ngelamun gitu?" Lanjut Alvaro menatap bingung.

"Enggak apa-apa Kak," jawab Senna sambil tersenyum manis. "Ish mana si lama banget," gerutu Senna.

"Sabar sayang," saut Alvaro.

Tak lama seorang pelayan laki-laki datang membawa beberapa makanan yang mereka pesan dan meletakkannya di atas meja. "Silahkan menikmati Mas, mba," ucap pegawai laki-laki itu sambil tersenyum.

"Makasih mas," ucap Alvaro. Pegawai laki-laki itu tersenyum lalu berjalan meninggalkan mereka.

Keduanya kini tengah fokus menyantap makanan karena sebentar lagi Senna dan Alvaro akan menuju ke bandung ke mungkin dua jam mereka sampai di sana.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang