31🦋~Butterfly~

127 88 55
                                    

Ikuti terus cerita ini sampai ending
Jika ada ke samaan nama
Tokoh dan tempat
Mohon maaf

Follow, Vote and coment

Ramaikan setiap paragraf
Dengan komentar kalian

.
.
.
.

❣️ HAPPY READING ❣️


Senna lebih memilih diam dengan tatapan kosong saat Alvaro datang menghampirinya sambil membawa kamera. Pikiran Senna sedari malam benar-benar kacau. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan di kepalanya. Tentang merindukan seseorang yang sudah meninggal. Serta tentang Alvaro yang kemungkinan cuma menjadikan Senna sebagai wanita yang memuaskan nafsunya. Alvaro menggenggam lengan Senna lalu mereka berjalan untuk berjalan-jalan di daerah pegunungan di Bandung yang tak jauh dari villa.

"Udah jangan sedih lagi ya sayang," ucap Alvaro memulai pembicaraan.

Senna melirik. "Hm!"

Langkah demi langkah akhirnya mereka telah sampai di atas tebing keraton. Kedua mata Senna terbuka lebar kemudian ia melepaskan lengan Alvaro. Gadis itu berlari dan tertawa bahagia saat melihat pemandangan bagus di sana. Gadis itu terpukau dengan keindahan alam di Bandung. Alvaro tersenyum manis memperhatikan Senna di hadapannya.

Para wisatawan laki-laki memperhatikan Senna gadis cantik yang tengah berteriak untuk melepaskan rasa sedihnya. "AAAAAAAAA!" Senna tertawa ke arah Alvaro kemudian ia menarik tangan Alvaro. "Sekarang giliran kamu," ucap Senna.

"I LOVE YOU SENNA AYLARA!" Alvaro berteriak membuat para wanita yang ada di sana iri pada Senna.

"NADO SARANGHAE!" Jawab Senna kemudian ia tertawa bahagia. Alvaro membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"Ah gue baper," ucap salah satu wisatawan perempuan kepada temannya.

"Never feel sad, I'm always with you," ucap Alvaro. Senna melepaskan pelukannya kemudian ia kembali berteriak.

"NA-NEUN PIGONHADA!" Senna sengaja berteriak memakai bahasa Korea agar semua orang tidak mengerti apa yang ia ucapkan.

"Apa artinya?" Tanya Alvaro mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Enggak," jawab Senna sambil tersenyum. Senna kembali menatap pemandangan di sana. Sesekali Alvaro memotret gadis itu.

Kini keduanya tengah menunggu makanan karena Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh siang. Senna dan Alvaro tengah tertawa melihat foto-foto mereka di dalam kamera. Sejak tadi tawa Senna tidak pernah pudar membaut Alvaro sedikit lega. "Ah kiyowo," Senna terlihat gemes melihat fotonya bersama Alvaro.

Alvaro membelai rambut Senna dengan lembut sesekali ia melirik pada wanita yang ada di sana. Senna menyandarkan kepalanya di bahu Alvaro karena pesanan mereka tak kunjung datang padahal sudah lima belas minat lamanya mereka menunggu. Jari jemari Senna terus mengetuk-ngetuk meja karena ia sudah bosan apalagi melihat banyak orang rasanya melelahkan. Senna melirik pada Alvaro namun pandangan laki-laki itu tengah menatap ke arah empat wanita yang tengah duduk di ujung sana.

Senna memperhatikan Alvaro dari atas sampai bahwa dengan tatapan iba. Gadis itu berdiri lalu duduk di kursi berhadapan dengan Alvaro. Laki-laki itu menoleh lalu tersenyum pada Senna membuat Senna semakin jijik dan muak. Senna membuang nafas kasar dengan mata juteknya.

Rian, Ibran dan Kevin memperhatikan Senna dan Alvaro dari jauh. Ketiga laki-laki itu mencurigai bahwa Alvaro bukan laki-laki yang baik. Dan membawa pengaruh buruk untuk Senna selama ini, jika di pikir selama Senna kenal dengan Alvaro sikap gadis itu berubah menjadi cewek yang bego sedangkan dulu Senna adalah wanita yang cuek.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang