بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Pagi mulai menampakkan dirinya. Azkia baru saja selesai membereskan kamarnya, setelah ini ia segera menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat Dhuha berjama'ah.
Azkia baru menyadari bahwa temannya sedari tadi tertidur setelah muraja'ah hafalan. "Nadine?" Azkia menghampiri temannya dan mulai membangunkan dengan pelan.
"Eungh..."
"Nadine, kamu tidak ke masjid? sholat dhuha akan segera di mulai" ucap Azkia.
Nadine mulai membuka matanya perlahan, pandangan pertama yang ia lihat kali ini adalah Azkia "Ehm iya, makasih ya udah bangunin."
Azkia mengangguk "Yasudah ayo cepat bersiap siap."
Setelah menyelesaikan sholat dhuha, Azkia dan Nadine kini sibuk sedang mempersiapkan diri, Karna sebentar lagi kelas akan di mulai.
Azkia sedang merapikan hijabnya di depan cermin lalu diikuti oleh Nadine "Heran deh, ga capek apa anti cantik terus?" tanya Nadine.
"Masyaallah, anti juga" jawab Azkia memperlihatkan sederet gigi rapinya.
"Aku sudah siap nih, ayo berangkat" ajak Nadine.
Azkia mengangguk lalu mulai membawa buku-buku nya.
"Oh ya baru ingat, kemarin aku dapat info kalau hari ini ustadzah ghia di gantikan oleh gus Aidan" ucap Nadine dalam perjalanan menuju kelas.
"Gus Aidan?" tanya Azkia menatap Nadine.
"Iya."
"Bukannya gus Aidan anak nya kyai Hakim yang sekarang lagi belajar di khairo ya?."
"Iya, kemarin dapat info dari teman teman kalau ternyata gus Aidan sudah pulang dan sudah menamatkan pendidikannya disana."
"Wah keren ya" ucap Azkia.
Tak sadar kini mereka sudah berada di depan kelas "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap mereka berdua.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab seisi kelas dengan kompak.
"Duh ga sabarnya di ajarin gus ganteng."
"Gus ganteng calon imam ku maksud kamu?."
"Calon imamku kali."
Masih banyak percakapan yang di dengar Azkia dari teman temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMANIS CINTA GUS AIDAN
RomanceAidan Rizqulla Putra Hakim nama lengkapnya, di kenal dengan sebutan gus dingin karna tingkat kecuekannya yang melebihi kulkas 1000 pintu. Namun jangan di remehkan, di balik kecuekannya ia nekat mengkhitbah salah satu santriwatinya tanpa sepengetahua...