six

601 34 2
                                    

Harapan.

Apa sih yang kamu tahu tentang sebuah harapan?

Mungkin harapan adalah bentuk dasar dari dalam hati maupun pikiran tentang kepercayaan akan suatu keinginan.

Mungkin harapan adalah tujuan.

Harapan dibangun dari tujuan-tujuan yang paling penting bagi kita, yang terus menerus kita kunjungin, dan yang memenuhi pikiran kita.

Itulah harapan.

Memiliki harapan membuat hidup terlihat lebih menyenangkan, dengan harapan membuat hidup setiap harinya seperti ditantang.

Adakalanya kita benci untuk berharap, tapi bagaimana mungkin kita berhenti berharap?

Hidup harus penuh dengan harapan.

Seperti perempuan yang sedang dihadapkan dengan dua pria dihadapannya.

Lana selalu berfikir bahwa harapan akan selalu berakhir dengan kebahagiaan, terlalu naif memang.

Tapi tidak ada yang salah dari sebuah harapan.

"Lana apa dirimu sedang bersenang-senang disini? Aku mencarimu selama lima hari kau tahu?"

Setelah Lana dan Arman makan siang tadi, mereka mendengar bel rumah berbunyi dan ternyata itu benar Zhafir.

"Mas Zhafir..."

Lana langsung memeluk suaminya itu dan sepertinya Lana terlihat bahagia karena bertemu dengannya.

Namun Zhafir tidak, dia tetap berdiri kaku dan tidak membalas pelukan Lana.

"Maaf mas, aku sungguh ingin pulang namun ada hal yang harus aku selesaikan dulu,"

Lana menatap mata Zhafir dan melirik sekilas kepada Arman.

"Apa ?"

Zhafir bertanya hal apa yang harus Lana selesaikan itu namun Zafir sangat irit bicara, huh...

"Apa? Apa maksudmu?"

Lana yang tidak mengerti malah bertanya balik.

"Ck! Apa urusanmu itu sampai tidak pulang lima hari!?"

Seperti itu saja Zhafir sudah emosi padahal dia sendiri yang tidak jelas, huh...

Lana akhirnya mengerti maksud Zhafir, tapi Lana gugup dan takut mengatakan bahwa ia harus mengganti rugi kepada pria yang ia tabrak mobilnya.

"Istri anda merusak mobil saya,"

Itu suara Arman yang bergabung dalam percakapan.

Zhafir yang mendengar itu langsung menyadari bahwa bukan hanya Lana dan dirinya saja yang berada disana.

Zhafir menatap Arman dari atas hingga bawah. Zhafir merasa familiar dengan pria ini,

"Bukankah anda.. pak Evans?"

Zhafir bertanya dan Arman hanya menganggukkan kepalanya untuk menanggapi.

Zhafir berjalan kearah Arman dan mengajaknya berjabat tangan.

Lana yang melihat mereka seperti terlihat akrab? Entahlah apalagi wajah datar Zhafir yang tersenyum lebar kepada Arman. Mata Lana tidak bermasalah bukan?

"Mas kamu kenal tuan Arman?"

Lana bertanya kepada suaminya.

"Tentu saja dia pe--

"Wah ternyata pak Zhafir Arya ini suamimu Lana.. aku tidak percaya,"

Ucapan Zhafir terpotong oleh Arman, Lana yang mendengar ucapan Arman terdengar seperti sedang mengolok-olok dirinya.

"Kau tidak percaya? Memangnya ada apa dengan kami?"

Lana bertanya dan menatap mata Arman.

"Tidak, lupakan."

Ucap pria itu dan langsung tersenyum penuh arti.

Ada apa dengan mereka? Pikir Lana.

"Mas ayo kita pulang.."

Suara Lana terdengar pelan kepada Zhafir namun masih didengar oleh Arman.

"Baiklah,"

Sebelum pergi, Zhafir melihat Arman lalu berkata,

"Aku ingin meminta nomor teleponmu pak Evans, jika kau berkenan..."

Ucap Zhafir kepada Arman.

"Tentu tentu, ini kartu nama saya,"

Ucap Arman sembari menyodorkan sebuah kartu kecil kepada Zhafir.

"Lana berpamitanlah kepada pak Evans,"

Lana sedikit membungkukkan tubuhnya lalu mereka mulai berjalan pergi dari kediaman rumah Arman.

Setelah Zhafir masuk kedalam mobil, Lana yang masih berdiri diluar mendengar Arman bernyanyi dengan nada bersiul dan memainkan pisau ditangannya sembari mengerakkan bibirnya kearah Lana.

Apa maksudnya? Arman akan membunuhnya? Atau...?

**

TBC.

Hai hai!!

Seneng banget anak secengeng aku bisa lulus SNBP!!!👏👏👏

Gak sia-sia berharap, belajar sampe larut malam ternyata bisa masuk universitas impian 🤲😌

Buat kalian anak-anak imoet kelas 12, yuk semangat! Semoga kalian bisa lulus dan lanjut kuliah tahun ini!

Semoga aku kamu dan kita sehat dan sukses selalu ya!!! Aamiin..

Semoga aku kamu dan kita sehat dan sukses selalu ya!!! Aamiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang