twenty four

164 15 7
                                    

Cuaca pagi hari di kota Merlion Park Singapura begitu hangat dengan matahari yang masih sedikit bersembunyi menemani manusia yang akan memulai harinya dengan aktivitas.

"Nanti pulangnya Mama jemput ya? Jangan nakal okay?" Pesan sang ibu pada kedua buah hatinya setelah mereka turun dari taksi di depan gerbang sekolah TK.

"Jangan nakal?"

"Baik Mama."

Kedua anak kembar itu menyahut ucapan ibunya bersama-sama namun dengan perkataan yang berbeda.

"Kenapa sayang?" Tanya Lana pada putrinya itu.

"Tidak. Mama bilang jangan nakal, selama ini Naya nakal ya?" Jawab Nadia.

Lana tersentak karena tanggapan putrinya tentang ucapannya itu.

Lana yang mendengar putrinya berkata seperti itu lantas berjongkok dihadapan Nadia dan memegang pipi berisi milik gadis itu.

"Nadia, Mama hanya memberi tahu kok, sayang. Mama tidak bermak-"

"Lupakan saja.." Nadia memotong ucapan Lana dan berjalan menjauhi Mario dan Ibunya.

Nadia berjalan memasuki kelas hingga tak nampak ujung rambutnya lagi, Lana mendesah sedih melihat tingkah putrinya itu.

"Mario, semangat belajarnya sayang, Mama sayang sama Mario." Ucap Lana pada putranya yang masih berdiri dihadapannya.

"Baik Mama." Jawab Mario, terlihat senyuman yang selalu menghiasi bibir pangeran kecil itu sambil berlari kecil menuju kelasnya.

"Nadia... Mario..." Lirih Lana, kemudian pergi dari gerbang sekolah setelah memastikan anak-anaknya masuk kelas.

"Naya kenapa tadi galak sama Mama?" Tanya Mario, setelah melepaskan tas di gendongannya dan duduk disebelah Nadia.

"Naya ih! Naya dengal Lio tidak?" Ucap Mario, kesal karena tidak mendapat jawaban dari Nadia, Mario memegang tangan Nadia dan mengguncangkannya.

"Naya?" Mario merasa aneh dengan Nadia yang diam saja dan terus menatap lurus ke depan, padahal Mario sedang berbicara padanya.

"Naya apa Lio punya salah sama Naya? Lio minta ma-"

"Diamlah! Lio belisik!" Ketus gadis kecil itu lalu berdiri dan pergi dari hadapan adik laki-lakinya.

"Hufh.. Lio kan hanya ingin beltanya saja.. kenapa Naya galak sama Lio?" Tanya laki-laki kecil itu.

"Anak-anak silahkan masuk kedalam kelas. Pembelajaran akan dimulai sebentar lagi." Suara Ibu Guru terdengar diambang pintu dengan buku-buku yang sedikit menumpuk ditangan kanannya.

Lantas membuat anak-anak kecil segera memasuki kelas dan duduk rapi serta tertib dan pembelajaran pun dimulai.

"Nadia, ada?" Tanya Ibu Guru tiba-tiba, setelah mengabsen siswa dan membagikan buku pembelajaran.

Nadia yang mendengar namanya dipanggil lantas hanya mengangkat sebelah tangannya.

"Nadia sayang, nanti pulang sekolah ada orang yang ingin bertemu sama Nadia." Ucap Ibu Guru.

"Siapa? Mama?" Tanyanya tidak tahu.

"Bukan sayang.. jika dia Mama Lana, Ibu Guru juga tahu." Ucapnya terlihat kerutan di dahinya. "Dia laki-laki. Mungkin ayahmu?"

Nadia yang mendengar itu lantas mengedipkan matanya beberapa kali. "Ayah katanya? Tidak mungkin.." ucapnya dalam hati.

"Baiklah, telimakasih infonya Bu." Ucap Nadia tak mau panjang lebar. Mungkin nanti setelah pulang sekolah akan bertemu dengan laki-laki yang Ibu Gurunya katakan dan akan menanyakan siapa dia?

Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang