one

1.2K 37 3
                                    

"Kau tidak terluka?"

Tanya pria itu sembari melepaskan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya yang tampan, suaranya yang dominan dan rahangnya yang keras tanpa ekspresi membuat Lana tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Dia tidak terlihat marah ketika mobilnya Lana tabrak, ada apa dengan pria itu?

Lana hanya mengangguk, ia mencoba berdiri dan melihat noda darah di lengan baju kemeja putihnya, Lana juga merasakan lututnya sangat perih sekali.

"Ck! jelas-jelas kau terluka," ucap pria itu setelah melihat lengan Lana kotor dan berdarah.

"Apakah sakit? Perlu aku antar ke rumah sakit?"

Pria itu pasti kasihan dengan kondisi Lana saat ini.

Kemeja putih yang Lana pakai untuk melamar pekerjaan sudah kotor dan terlumuri darah dibagian sikut, dan lututnya pasti akan terluka pertama kali saat jatuh dari sepeda motor tadi karena Lana menggunakan rok pendek, pasti terlihat jelas jika lututnya terluka.

"Tidak, tidak perlu tuan, saya baik-baik saja," Lana menolak ajakan pria itu untuk membawanya ke rumah sakit,

"Apa anda juga baik-baik saja? Maafkan saya tidak fokus saat berkendara tadi,"

Lana bicara dengan gugup, Lana takut jika pria ini akan marah-marah, atau memukulnya, atau melaporkannya ke polisi?

Tidak! Jangan sampai pria ini melaporkannya ke polisi! Bagaimana ayah dan ibu menebus Lana jika ia dipenjara nanti? Mereka tidak punya uang sebanyak itu untuk menebus penjara atau membawa pengacara.

Bagi Lana lebih baik jika pria itu meminta uang saja daripada harus ribet dan ia akan menyicil atas rusaknya mobil pria itu.

"Aku bilang masuk," lama Lana melamun memikirkan bagaimana cara ia akan bertanggung jawab, Lana dikejutkan dengan suara bariton itu.

"Ya?" Lana mengerjapkan matanya.

"Kau tidak dengar? Aku akan mengantarmu ke rumah sakit sekarang," ucap pria itu sembari membuka pintu mobil dan menyuruh Lana masuk.

"Tidak usah! Tuan mobilmu... emm bagaimana ini.. saya sungguh akan bertanggung jawab, saya tidak akan kabur kok, tolong jangan laporkan saya ke poli--" ucap Lana terpotong karena pria itu tertawa sembari menatap Lana dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Aku tidak akan melaporkanmu ke polisi tapi kau harus mengganti mobilku dengan mobil baru, bagaimana?" ucap pria itu dengan santainya meminta mobil baru kepada Lana yang baru akan melamar pekerjaan.

"Apa?" lirih Lana, yang Lana khawatirkan terjadi, "Apa tuan? Tidak mungkin saya punya uang sebanyak itu untuk membeli mobil..."

"Aku tahu," pria itu menjeda ucapannya dan berjalan menghampiri Lana yang masih berdiri kaku, "Aku tahu kau tidak akan mampu mengganti mobilku,"

Kenapa ucapan pria itu sarkas sekali? Meskipun ucapannya memang benar. Lana yang merasa takut hanya menunduk sembari memainkan jari-jari tangannya.

"Ba-bagimana jika saya menyicilnya tuan? Saya akan memperbaiki tapi dengan men--" ucap Lana terpotong lagi ketika pria itu mendekati telinganya dan berbisik.

"Kau terlihat manis ketika sedang ketakutan seperti ini,"

Lana melihat seringai di bibir pria itu, ia yang terkejut secara refleks mendorong pria itu hingga mundur.

"Apa yang anda--

"Tidak... Hmm dimana tempatmu bekerja nona?" Tanya pria itu sembari memperhatikan tubuh Lana, lebih tepatnya memperhatikan pakaian yang Lana kenakan.

"Saya.. baru akan melamar pekerjaan," jawab Lana jujur.

Pria itu berdehem dan memakai kacamata hitamnya kembali.

Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang