eighteen

194 17 4
                                    

Enam bulan berlalu begitu cepat bagi pasangan yang sudah resmi menjadi pasangan suami istri itu.

Kehidupan pernikahan mereka pun bejalan dengan baik-baik saja hingga saat ini.

Well, meskipun sedikit ditaburi masalah setiap harinya, seperti Arman yang melarang Lana untuk tidak makan-makanan yang pedas, atau ketika Lana yang memarahi Arman yang terpergok merokok dan meminum win didepannya.

Tapi masalah seperti itu tidak mengurangi sedikitpun cinta diantara keduanya--tunggu! Cinta? Apa Lana sudah menyatakan bahwa ia mencintai suaminya? Sepertinya belum.

Enam bulan usia pernikahan mereka, Lana masih belum mengatakan bahwa ia mencintai suaminya? Ah apa tidak masalah dengan belum mengatakan cinta? Toh suaminya juga tidak pernah menanyakan apakah ia mencintainya atau tidak.

Meskipun suaminya selalu mengucapkan, "Lana aku mencintaimu." "Lana aku sangat mencintaimu." "Lana aku benar-benar mencintaimu." tapi suaminya tidak pernah bertanya, "Lana apa kamu juga mencintaiku?"

Sepertinya menurut Arman dengan Lana berada disisinya saja sudah cukup. Meskipun mencintainya atau tidak.

Ya ampun! Lana juga sama saja kan? Suaminya tidak bertanya ia juga tidak memberitahu bahwa dirinya juga mencintainya.

Harusnya Lana mengucapkan, "Aku juga mencintaimu mas Arman."

Diaat Arman mengatakan, "Aku mencintaimu Lana." berulang kali.

Tapi hari ini, Lana akan memberikan kejutan untuk Arman.

Beberapa hari terakhir tubuh Lana sangat lemas dan lesu, padahal sudah mengurangi aktivitas yang biasanya ia lakukan, dan beberapa hari terakhir ia sering muntah-muntah dan pusing, Lana juga menyadari sudah tidak kedatangan tamu bulanan sejak tiga bulan terakhir, lalu karena khawatir, Lana pergi ke rumah sakit kemarin, tidak bersama Arman karena sedang pergi bekerja, Lana pergi sendiri dengan menggunakan taksi dan ketika pemeriksaan selesai, ternyata yang ia pikirkan terjadi.

Lana hamil.

Lana akan memberikan kejutan juga akan mengucapkan cinta pada Arman hari ini. Begitu berdebar-debar hatinya saat ini menunggu suaminya pulang.

Gadis itu terlihat sangat cantik dengan dress berwarna putih tulang yang terlihat menyatu dengan kulitnya yang bersinar, rambut hitam panjangnya yang diikat hingga menampakkan leher jenjangnya.

"Kenapa aku gugup begini?" ucap gadis itu, sambil mengigit ujung kukunya, gugup.

"Kenapa hatiku merasa seperti... jantungku berdegup kencang, ya Tuhan.." ucap gadis itu, terus mondar-mandir diruang keluarga, menunggu suaminya yang masih belum pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Lana menganggap mungkin itu faktor kehamilannya karena merasa terlalu overthingking. Padahal sesuatu belum terjadi tapi ia mengganggap semua sesuatu yang akan terjadi pasti akan buruk.

Tingtong!

"Mas Arman?" ucap gadis itu, yang langsung berlari kecil menuju pintu dengan senyuman menghiasi dibibirnya yang semerah cherry.

Namun ternyata senyuman itu perlahan memudar ketika yang menekankan bel itu bukan suaminya.

Selama tinggal bersama, Lana selalu saja lupa bahwa Arman tidak pernah menekan bel rumah sebelum masuk.

"Dokter Lucas?" tanya Lana, pada pria dihadapannya.

Lucas Xandra-dokter spesialis kandungan.

Lucas adalah teman satu kelas sekaligus teman pria paling dekat dengan Lana semasa sekolah menengah atas dahulu. Dahulu.

Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang