twenty three

430 26 6
                                    

Waktu berlalu terasa begitu cepat.
Musim demi musim berganti.
Luka demi luka sedikit terobati.
Perlahan semua tentang rasa sakit memudar, begitupula dengan perasaan.

5 tahun telah berlalu begitu cepat tanpa kehadiran seseorang yang pernah mengisi hati.

"Nadia, Mario, kemari nak!" Teriak seorang ibu ketika melihat buah hatinya yang bermain-main mengejar kupu-kupu di halaman rumah.

Bayi kembar itu... Kini tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan menggemaskan.

"Mama Lana ayo sini ikut main cama Naya!" Sahut suara cadel itu terdengar menggemaskan.

Seorang gadis kecil, wajahnya yang mungil itu sangat mirip sekali dengan ibunya, matanya yang indah berwarna cokelat sama seperti warna rambut panjangnya.

"Mama Lana kan sedang membuatkan susu coklat tau buat Lio!" Ucap anak laki-laki kecil dengan matanya yang bening berwarna cokelat sama seperti warna rambutnya, wajahnya yang tampan selalu mengingatkan ibunya dengan seseorang.

"Buat Naya juga! ih Malio jelek Naya tidak suka!" Singgah gadis kecil itu.

"Apa! Lio tidak jelek tau! Lio sangat tampan! Naya yang jelek!" Sahut suara cadel anak laki-laki kecil, saudara gadis itu.

"Naya tidak jelek! Tapi tantik! Lio yang jelek!" Rupanya gadis kecil itu masih tidak mau kalah dari adiknya.

"Hei! Belhenti bilang sepelti itu! Naya yang jelek!" Rupanya anak laki-laki kecil itu juga tidak mau kalah dari kakaknya.

"Nadia, Mario, Mama kan sudah bilang jangan bertengkar. Tidak dengar Mama ya?" Ucap seorang ibu yang datang dengan dua gelas susu coklat ditangannya. "Dan kamu Nadia, Mama sudah mengatakan padamu jangan bilang seperti itu pada adikmu.. apa kamu masih tidak mengerti? Itu tidak baik dan itu tidak sopan." Ucapnya, membuat kedua buah hatinya menatap mata ibunya dengan berkaca-kaca.

"Ya Tuhan, Nadia dan Mario seperti akan menangis saat ini juga, apa perkataanku terlalu keras pada mereka?" Tanyanya dalam hati.

"Maaf Mama, Naya tidak akan belbicala sepelti itu lagi." Ucap Nadia begitu polos, Lana dapat melihat anak perempuannya sedang menahan air matanya agar tidak terjatuh. "Maafin Naya ya Lio? Naya menyesal." Ucapnya lagi sambil memeluk saudara kembarnya itu.

"Iya kakak, Lio maafin kakak, Lio sayang sama kakak." Ucap Mario begitu polos, membalas pelukan Nadia, membuat Lana meneteskan air matanya.

"Nadia dan Mario anak yang baik, mungkin aku yang terlalu keras pada mereka."

"Telimakasih susu coklatnya, Mama." Ucap keduanya kemudian duduk diatas kursi dan mulai meminum susu itu.

"Nadia sama Mario mau ikut sama Mama tidak?" Ucap Lana, setelah menyeka air matanya, Lana berjongkok dihadapan kedua buah hatinya yang sedang duduk diatas kursi sambil meminum susu buatannya itu.

"Ikut kemana Mama?" Tanya Mario terlihat kebingungan diwajahnya yang seperti sedang berfikir keras, terlihat sangat lucu membuat Lana tertawa renyah.

"Kemana ya..." Jawab Lana, dengan nada yang seperti seolah-oleh sedang berfikir keras. "Ke taman balon, mau?" Tanyanya yang langsung diangguki oleh kedua buah hatinya.

"Ih iya! Naya mau pelgi kesana! Ih asik!" Nadia begitu gembira, begitu pun Mario. "Lio mau ikut! Lio mau ikut!" Senangnya.

Lana tidak sadar melebarkan senyumnya, melihat kedua buah hatinya tumbuh sehat dan bahagia didekatnya, adalah hal yang tidak bisa Lana beli dengan apapun.

"Mama Mama, Lio nanti mau beli lobot yang bisa telbang, boleh ya? Plisss" Mario menarik-narik lengan Lana dengan mata bulatnya yang bersinar memohon.

"Iya nanti Mama beliin, sayang." Ucap Lana, lalu mengecup kening Mario dengan penuh kasih.

"Naya?" Sahut suara lain yang membuat Lana dan Mario melihat Nadia secara bersamaan.

"Kalau Nadia mau apa sayang?" Tanya Lana pada putri kecilnya itu.

Gadis kecil yang beberapa saat lalu terlihat cemberut itu langsung melebarkan senyumnya.

"Naya mau beli boneka panda yang besalllll" Ucapnya dengan mata yang berbinar.

"Tentu, Mama akan belikan untuk Nadia." Ucapnya Lana lalu mengecup pipi gembil putrinya itu dengan penuh kasih.

"Sebentar ya, Mama ambil tas dulu." Lana melenggang pergi memasuki rumah.

"Baiklah." Ucap baby twins serentak.

"Naya tau tidak? Uncle David katanya mau kasih coklat yang besal buat Lio." Mario berbicara pada Nadia begitu percaya diri.

"Kapan uncle David bilang sepelti itu?" Tanya Nadia, bingung.

"Waktu itu, waktu Lio tidak sengaja bertemu dengan uncle David di taman balon." Jawab Mario, begitu senang terlihat ketara diwajahnya yang tampan.

"Kok Naya tidak tau sih? Lio seling beltemu ya sama uncle David?" Sedihnya.

"Waktu itu Naya sedang makan iceream belsama Mama dibangku taman balon, Lio kan sedang belmain-main dan kebetulan beltemu sama uncle David." Jelasnya.

"Uncle David?" Tanya Lana yang ikut dalam pembicaraan kedua buah hatinya.

"Ups! Tidak tidak Mama, Mama salah dengal." Singgah Mario, sambil menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya yang mungil.

"Mario mau main rahasia-rahasiaan ya sama Mama?" Tanya Lana dengan nada yang seolah-olah terdengar sedih.

"Tidak Mama, Lio tidak lahasia lahasia, hanya saja Mama tidak boleh tau." Jawab Mario, tetap tidak mengatakan apa-apa pada Lana.

"Lio, Mama, kita pelgi sekalang?" Tanya Nadia, menengahi Ibu dan adiknya yang sedang berbicara.

"Ayo sayang, simpan gelas bekas susu kalian diatas meja lalu pakai sepatu kalian."

Setelah semuanya siap, mereka lalu pergi dengan riang ke 'Taman Balon' tempat yang akan mereka tuju.

"Mario sini nak tangannya Mama pegang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh." Ucap Lana setelah turun dari taksi lalu menyusul Mario yang kelewat riang itu hingga meloncat-loncat dan berlari-lari kecil meninggalkan Nadia yang baru saja turun tanpa dibantu siapapun.

TBC.

Nadia sama Mario ngomongnya cadel ya, jadi L itu sama dengan R

Huhuhu, akhirnya bisa update, terimakasih sudah membaca gais🤍

**

Nadia Zeora Claudine

Nadia Zeora Claudine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mario Ananta Dipta

Mario Ananta Dipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang