thirteen

325 23 0
                                    

Aku berusaha meyakinkan diri
Aku jatuh cinta padamu
Ku kira aku tahu segalanya
Ternyata aku tidak tahu apa-apa.

**

Setelah percintaan mereka yang hebat di kamar mandi beberapa hari yang lalu, hari-hari yang mereka jalani terasa begitu canggung.

Ya begitulah... ketika Arman pulang dari kantor, Lana sudah tertidur terlebih dahulu, ketika Arman akan berangkat bekerja, Lana menghindarinya supaya Arman tidak mencium keningnya, bahkan ketika berpapasan di dapur ketika akan mengambil makanan, mereka diselimuti oleh salju, sangat dingin.

Sekarang Lana mulai mengenal Arman bahwa Arman adalah pria yang baik, terlepas dari apa yang Arman lakukan beberapa hari yang lalu di kamar mandi.

Lana percaya pria itu memang sangat mencintainya dan tidak main-main ketika dia mengatakan akan segera menikahinya.

Sejujurnya juga, Lana mulai mencintai Arman ketika pria itu bilang akan menikahinya dan akan menjaganya apapun yang terjadi. Lana sudah mencintai Arman sejak saat itu, itu juga alasan kenapa Lana menyerahkan kesuciannya kepada Arman waktu itu.

Tok! Tok! Tok!

Sedang menyiapkan makan malam di dapur, Lana menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah pintu utama yang diketuk oleh seseorang itu.

"Mas Arman biasanya nggak ngetuk pintu dulu kalau mau masuk kerumahnya sendiri," ucap Lana dalam hati, karena Arman tidak pernah mengetuk pintu terlebih dahulu jika akan memasuki rumah.

Lana berjalan dan membuka pintu itu karena terus diketuk seperti orang yang tidak sabar, dan benar saja dugaannya, seseorang yang mengetuk pintu itu bukan Arman.

"Siapa?" tanya Lana kepada seorang perempuan dihadapannya, Lana tidak membuka pintu itu lebar-lebar dan hanya memunculkan kepalanya saja dibalik pintu.

"Gue Mika, ini rumahnya Arman 'kan?" ujarnya, perempuan itu seperti menatap Lana aneh, perempuan ini terlihat sudah agak dewasa dan mungkin seumuran dengan Arman

"Iya, anda mencari mas Arman?" tanya Lana, kini ia sudah tidak memunculkan kepalanya saja tapi membuka pintu itu lebar-lebar dan mempersilahkan perempuan itu masuk, karena perempuan itu menanyakan Arman, siapa tahu penting, atau ada urusan dengan Arman, pikir Lana.

"Akhirnya setelah gue cari-cari gue ketemu juga rumahnya." ujarnya yang kini sudah duduk diatas sofa.

"Memangnya anda mau apa cari mas Arman?" tanya Lana setelah mengambil teh di dapur untuk tamunya itu Lana duduk disofa dihadapannya.

"Ya mau ketemu sama Arman lah. Bentar, lo siapanya Arman?" ujarnya, gelagat perempuan ini membuat Lana merasa tidak nyaman, apalagi ucapannya.

Perempuan itu mau bertemu dengan calon suaminya? Untuk apa?

Tiba-tiba Lana merasakan cubitan dihatinya.

"Urusan pekerjaan?" tanya Lana.

"Bukanlah! Urusan one night stand." ujarnya, membuat Lana yang merasakan cubitan kini menjadi rasa sakit dihatinya.

"A-apa mbak? One night stand? H-hubungan satu malam?" tanya Lana, yang diangguki bangga oleh perempuan itu.

"Lo belum jawab pertanyaan gue." ujarnya sambil memainkan rambut panjangnya yang pirang, "Lo siapanya Arman?"

"Aku... emm aku sepupunya," entahlah Lana harus menjawab apa, jika ada yang bertanya Lana siapanya Arman Lana mungkin akan dengan tegas menjawab Lana calon istri Arman,

Tapi bibir Lana tiba-tiba kelu mengatakan calon istri Arman kepada perempuan dihadapannya itu,

Perempuan sewaan Arman untuk hubungan satu malam.

Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang