Author pov."Owek.. owek.." suara tangisan bayi berusia satu Minggu itu berhasil mengusik tidur nyenyak seorang Lalisa Manoban.
Lisa mengernyit lalu menutup kepalanya dengan bantal.
"Owek!" Tangisan bayi mungil itu semakin melengking.
"Sayang baby menangis" Lisa meraba-raba sampingnya.
Kening Lisa mengernyit tidak mendapati istrinya di sampingnya.
"Owek! Owek!"
Lisa akhirnya terbangun menggaruk-garuk kepalanya.
"Aish berisik" Lisa menatap box bayinya.
"Nghh owek owek.."
Lisa mendesah panjang, mau tidak mau dia menghampiri putri kecilnya.
"Kenapa menangis?" Lisa menatap putrinya.
Bukannya diam bayi mungil itu semakin menangis sampai wajahnya memerah.
"Oh god, kepala Dadda hampir pecah setiap kali baby menangis. Di mana Mommy? Ck diam lah Dadda pusing tau" Lisa mengomel.
"Owek!"
"Aissh sayang! Kamu dimana lihat baby menangis!" Pekik Lisa frustasi meremas rambutnya.
Ceklek
"Apa kenapa ribut sekali" Jennie yang barusan keluar dari kamar mandi langsung menghampiri putrinya.
"Baby Lili, dia tidak berhenti menangis" Lisa menutup telinganya.
Jennie menghela nafas berat, dia juga pusing sebenarnya, belum terbiasa merawat bayi.
"Kenapa kamu tidak mendiamkannya?" Ucap Jennie sambil mengambil Lili dari box bayi.
"Aku tidak tau caranya" Lisa menatap Lili yang mulai berhenti menangis di gendong Jennie.
"Aku juga tidak tau tapi setidaknya aku berusaha membuatnya berhenti menangis. Ingat kita berdua orang tuannya jadi sudah seharunya kita bertanggungjawab untuk mengurus Lili. Jangan melimpahkan semuanya padaku" Jennie menyusui Lili sambil menimang-nimang tubuh mungilnya.
"Aku tau, kamu juga tau sendiri aku sedang berusaha menjadi orang tua yang baik. Ini tidak mudah bagiku sayang" lirih Lisa.
"Kamu pikir ini mudah bagiku? Tidak Lisa, kita sama saling belajar menjadi orang tua yang baik dan layak"
"Sssh don't cry baby, please.." lirih Jennie karena Lili kembali menangis.
"Owek owek owek"
Lisa mengigit bibir bawahnya, dia bingung harus bagaimana mendiamkan Lili.
"Baby please, Mommy capek nak" lirih Jennie menahan tangis.
Lisa mendekat, mengambil alih tubuh mungil Lili dari gendongan Jennie.
"Nina bobok oh Nina bobok.. kalau tidak bobok di gigit nyamuk.." Lisa bersenandung kecil menimang-nimang Lili.
Dan ajaibnya Lili berhenti menangis, dia mulai tenang sekarang.
Jennie menghela nafas lega akhirnya Lili berhenti menangis.
Sudut bibir Lisa terangkat ke atas melihat Lili sudah tenang.
"Tidur yang nyenyak baby" bisik Lisa dan dengan penuh hati-hati kembali membaringkan tubuh si kecil di box bayi.
Chup
Lisa mencium lama kening putrinya.
"Sayang, aku berhasil membuat baby berhenti menangis" Lisa tersenyum sumringah menghampiri Jennie.
Jennie tersenyum simpul.
"Kamu Dadda yang hebat, honey" Jennie mencium bibir Lisa.
Lisa berdehem mendusel di dada Jennie.
"Aku mengantuk sekali sayang, jam berapa sekarang" manja Lisa.
"Jam lima pagi" kata Jennie setelah melihat jam di atas nakas.
"Aah pantas saja aku masih ngantuk. Aku mau tidur lagi howaam.." Lisa menguap dan menimpah tubuh Jennie.
Jennie berdecak kemudian menyamankan posisi tidurnya.
"Ingat sekolah honey"
"Hemm"
"Love you Mommy" ungkap Lisa dengan tulus.
"Love you more Dadda" balas Jennie tersenyum.
Kemudian Lisa membuka kancing piyama Jennie, dia ingin menyusu seperti Lili.
"Ck honey"
"Uyyu hihihi"
Jennie hanya mendesah pelan dan membiarkan Lisa menyusu.
Jennie mengusap punggung Lisa, dia sedikit termenung memikirkan bagaimana masa depan keluarga kecil mereka.
•••
Toxic parents ↓ cek profil!
Tbc
01/04/24
Ketemu lagi di story baru 🤗
Ikutin terus kehidupan sehari-hari Jenlisa bersama baby Lili.
Ramein jangan bosan-bosan!
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything✓
FanfictionLisa dan Jennie adalah pasangan yang sudah satu tahun menikah, dan memiliki anak di usia Lisa yang tergolong masih cukup muda. Lisa masih berumur delapan belas tahun sedangkan Jennie sudah berumur dua puluh satu tahun. Sebenarnya Lisa maupun Jennie...