Everything - 11

4.5K 618 12
                                    


Author pov.

Dua tahun begitu cepat berlalu, keluarga kecil Jenlisa tampak baik-baik saja dan semakin bahagia meskipun sebelumnya di berikan banyak cobaan dan ujian.

Lisa sendiri sekarang bekerja di perusahaan Jennie, yang di mana dia sendiri sebagai direktur utama dan Jennie sebagai CEO nya.

Perusahaan kecil itu sudah mulai berkembang itu di karenakan Lisa dan Jennie mampu mengelolanya dengan baik.

Lisa tidak mau meneruskan perusahaannya sebelumnya, dia masih sakit hati sampai saat ini.

Daddy nya cukup egois, Mommy nya juga bersalah karena selalu membela suaminya.

Cerita pahitnya pasti ada, masa-masa sulit yang Lisa lalui dua tahun lalu masih sangat membekas di hatinya.

Sedangkan Jennie juga merenggang dengan kedua orang tuanya, itu di karenakan saat kejadian dua tahun lalu mereka menyuruh Jennie menceraikan Lisa. Appa Kim dan Eomma Kim tidak mau Jennie hidup susah bersama Lisa, itu sebabnya mereka menyuruh Jennie berpisah lalu Jennie dan Lili tinggal di mansion Kim.

Jennie tentu tidak mau, dia menolak mentah-mentah, mempertahankan rumah tangganya dan memilih hidup sederhana bersama istrinya dan putrinya ketimbang hidup mewah bergelimang harta namun menderita.

Jadi bisa di katakan Lisa maupun Jennie sudah tidak akur lagi dengan kedua orang tua mereka.

Lili, gadis kecil mengemaskan itu sudah bisa berjalan bahkan berlarian kesana-kemari. Tipe anak yang sangat aktif, bahkan sangking aktifnya Jennie dan Lisa sampai kewalahan di buatnya.

Lili cerewet, Lisa terkadang sampai capek sendiri meladeni putrinya.

Jennie sudah terbiasa, dia ibu yang luar biasa untuk Lili.

Seperti saat ini Lili merengek tidak membolehkan Lisa pergi ke universitas.

Ya Lisa masih menempuh pendidikan sampai saat ini, itupun hanya masuk saat Senin saja dan hari lainnya akan dia gunakan untuk bekerja dan berlibur.

"Noo.." rengek Lili menarik-narik jaket yang di kenakan Lisa.

"Sebentar baby, nanti Dadda kembali lagi kok" bujuk Lisa mengusap rambut Lili.

"Aaaak" Lili menggeleng menghentakkan kaki mungilnya.

"Kenapa hemm kenapa tidak membolehkan Dadda pergi?" Lembut Lisa membersihkan remah roti di mulut Lili.

"Mau main" Lili cemberut.

"Nanti yah setelah Dadda pulang kuliah" bujuk Lisa.

"Ndak mau.. baby mau main cama Dadda" rengek Lili melengkungkan bibirnya kebawah.

"Sayang" Lisa memelas menatap Jennie.

Jennie menghela nafas kemudian mengambil Lili.

"Mommy no.. hikss baby mau Dadda!" Pekik Lili mengepak-ngepakkan kakinya minta turun.

"Dadda mau berangkat kuliah nak, nanti mainnya setelah Dadda pulang. Cuman sebentar kok" Jennie menghapus air mata Lili.

"Dadda! Huwaaaa mau itut Dadda uwaaa Dadda baby itut.." Lili menangis keras.

"Jangan membuat Dadda kepikiran baby" lirih Lisa mengusap rambut Lili.

"D-dadda itut.. mau cama Dadda caja hikss" Lili merentangkan kedua tangannya.

"Honey pergilah aku bisa mengurus baby" kata Jennie.

Lisa menatap Lili yang menangis tersedu-sedu, hatinya tidak tega meninggalkan putri kecilnya.

"Dadda" Lili terbatuk-batuk mengucek matanya.

Lisa terenyuh mengambil Lili dari gendongan Jennie.

"Sayang aku akan membawa baby. Sssh sudah ya nangisnya, baby ikut Dadda" Lisa mengusap punggung lili.

"Honey kamu tau baby akan mengacu"

"Hikss baby janji ndak lagi Mommy, pinky plomise" Lili memberikan kelingking kecilnya.

"Universitas tempat belajar nak, sama Mommy saja ya Dadda cuman sebentar" bujuk Jennie lagi.

Lili menggeleng keras kemudian memeluk erat leher Lisa.

"Sayang aku akan mengawasi baby"

"Bagiamana kalau baby melempar kepala orang lagi?"

"Tidak akan kali ini aku benar-benar mengawasi baby, sayang. Boleh ya hemm" Lisa memberikan puppy eyes nya.

"Mommy boleh ya" Lili mengerjap-ngerjapkan matanya agar terlihat lucu.

"Ck, tunggu sebentar Mommy  menyiapkan susu baby dulu" Jennie mengijinkan meski sedikit terpaksa.

Lisa dan Lili menatap satu sama lain.

"Hihihi" keduanya terkikik senang.

•••

Tbc

14/04/24

Lili kiyowoo siap berulah xixixi.

Vote komen lanjut.

Everything✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang