Author pov."Honey buka pintunya, aku mohon beri orang tua kita satu kesempatan lagi. Aku tau ini memang tidak mudah tapi tolong, tolong jangan egois dan pikirkan kedepannya bagiamana, jangan terus memikirkan masa lalu karena itu akan membuatmu sakit. Please honey.." Jennie mencoba membujuk Lisa yang mengunci dirinya dan Lili di dalam kamar.
Lili juga tidak berhenti menangis, dia takut.
"Dadda buta pintunya.. hikss mau cama Mommy" Lili menarik-narik baju Lisa.
Lisa hanya diam, menundukkan kepalanya sambil memeluk kedua lututnya.
"Honey kasian Lili, jangan menyiksa diri dan anakmu. Aku mohon honey, buka pikiranmu jangan terus di masa lalu. Aku memang sakit hati dengan perlakuan mereka tapi honey, mereka tetaplah orang tua kita, mereka juga telah meminta maaf dan menyesali semuanya. Orang tua kita semakin tua honey, kamu bisa lihat sendiri bagaimana kurus dan pucat nya mereka sekarang. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, honey" lirih Jennie.
Perlahan Lisa mengangkat kepalanya, matanya sudah sembab dan wajahnya memerah karena menangis dalam diam.
"Tidak semudah yang di ucapkan Jennie, aku benar-benar sakit hati kamu tau!"
"Huwaaaa Dadda jangan malah-malah, baby tatut hikss Mommy.." Lili mendekati pintu dan menggedor-gedor nya.
"Aku tau honey, tapi setidaknya tolong lihat mereka, Mommy dan Daddy sangat merindukanmu. Jika kamu belum bisa memaafkan tidak papa, yang mereka inginkan adalah bisa memelukmu dengan erat. Baby, jangan takut nak Mommy disini sayang"
"Hikss Dadda celam Mommy, baby mau telual ukhuk ukhuk hmph Mommy.." nafas Lili tersengal-sengal.
"Lisa! Keluarkan anakku jika kamu tidak ingin keluar, aku benci melihat Lili tersiksa! Cepat sebelum aku memanggil Dohwan untuk merusakkan pintu!" Jennie geram karena sikap Lisa berimbas pada Lili, dia tidak ingin Lili menjadi trauma atau semacamnya.
Lisa menghampiri Lili, dia memeluk putrinya dan mengusap sayang punggungnya.
"Jangan takut baby, maafkan Dadda hmm" Lisa mencium pelipis Lili.
"M-mau Mommy hik Dadda huh huh hikss.."
Lisa menghela nafas panjang.
"Lisa buka pintunya! Aku marah jika kamu menyiksa diri dan membawa-bawa Lili!"
Dugh
Dugh
Dugh
Jennie menggedor-gedor pintu.
Lisa akhirnya membuka pintu.
Klek
"Mommy!" Lili langsung berhamburan memeluk kaki Jennie.
"Oouhh anak Mommy, it's okey" Jennie menggendong Lili, hendak pergi namun Lisa menarik Jennie kedalam dan kembali mengunci pintu.
"What the-"
Lisa langsung memeluk erat tubuh Jennie.
"Hikss.. aku takut"
Jennie menghela nafas lega.
"Ayo kita duduk dulu, honey" Jennie menuntun Lisa duduk di atas kasur.
"Menangis lah sepuasnya honey, nanti kalau sudah katakan padaku hemm" lembut Jennie lalu mencium kening Lisa cukup lama.
Lisa mengangguk lalu membenamkan wajahnya di leher Jennie, menumpahkan tangisnya.
Jennie mengelus-elus punggung Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything✓
FanfictionLisa dan Jennie adalah pasangan yang sudah satu tahun menikah, dan memiliki anak di usia Lisa yang tergolong masih cukup muda. Lisa masih berumur delapan belas tahun sedangkan Jennie sudah berumur dua puluh satu tahun. Sebenarnya Lisa maupun Jennie...