Jennie pov."Jennie putri Eomma" aku membeku saat Eomma memeluk tubuhku.
"Lili cucu kakek" Appa ku hendak menggendong Lili namun aku segera menghentikannya.
"Jangan sentuh putriku!" Tegas ku kemudian menggendong Lili.
"Jennie-yaa, Lili cucu kami" Appa menatap sendu ke arahku.
Aku menggeleng keras.
"Lili hanya milikku dan Lisa. Setelah apa yang kalian lakukan padaku dan Lisa kalian masih berani mengklaim Lili cucu kalian? Tidak tau malu sekali" aku terkekeh sinis.
"Eomma dan Appa sudah lama menyesalinya nak, tolong maafkan kami, kamu tidak seharusnya menaruh dendam Jennie-yaa" lirih Eomma.
Aku mengepalkan tanganku.
"Eomma tidak tau betapa menderitanya aku dan Lisa karena keegoisan kalian!" Teriakku marah.
"Mommy baby tatut" Lili meremas bajuku.
Aku sampai tidak sadar telah berteriak di depan Lili, maafkan Mommy nak.
"Sorry baby" aku mengelus sayang punggungnya.
"Mommy malah" bisik Lili dan aku menggeleng.
"Sayang, baby" syukurlah Lisa datang tepat waktu, kalau tidak aku bisa lebih meledak-ledak.
"Jangan ganggu keluargaku" Lisa menatap tajam kedua orang tuaku.
Kemudian Lisa mengambil Lili dari gendongan ku, dia merangkul pinggangku dan membawa kami pergi dari hadapan Eomma dan Appa.
"Kita pulang" Lisa mencium pelipis ku.
Biar ku ceritakan masa-masa sulit ku dan Lisa di saat kami tidak punya apa-apa selain punya tabungan Lili di masa depan.
Kalian pikir OA bisa berkembang karena siapa? Karena aku dan Lisa berusaha lebih keras sampai perusahan kecilku maju dan bertahan sampai sekarang.
Meskipun Lisa nakal aku akui dia sangat pintar dan cerdas.
Flashback.
"Oweek.." Lili yang sudah berumur satu bulan terus menangis, aku sudah memberinya asi namun Lili tetap menangis dan aku tidak tau apa penyebabnya.
"Kenapa nak, apa yang membuat baby menangis hemm" aku menimang-nimang tubuh mungil Lili.
"Ngaak oweek oweek" Lili semakin menangis menggerakkan tubuhnya.
Aku memeluk Lili mengusap-usap punggungnya.
"You are my sunshine, my only sunshine.." aku bersenandung pelan.
"Oweek!" Bukannya berhenti menangis Lili semakin terisak.
Aku ingin menangis saja ya Tuhan.
"Mau uyyu hmm" aku membuka kancing bajuku dan mengeluarkan payudaraku.
"Owek owek owek" Lili menolak ketika aku memasukkan putingku kedalam mulutnya.
Aku menghela nafas berat.
"Mommy tidak tau apa yang membuat baby menangis, uyyu juga tidak mau. Mommy harus apa nak" lirihku mengusap pipi Lili.
Aku mengigit bibir bawahku, coba saja Lisa ada disini pasti kami saling bergantian menenangkan Lili.
Itu dia, aku butuh Lisa!
Aku mengambil ponselku lalu menghubungi Lisa.
Sekali tidak menjawab, sampai panggilan berikutnya Lisa tetap tidak menjawab.
"Kemana kamu honey, i need you" aku terus menghubunginya.
Karena belum mendapatkan jawaban aku menghubungi Rosé.
Rosé
"Halo eonnie?"
Aah syukurlah Rosé menjawabnya.
"Halo Rosé, bolehkah aku berbicara dengan Lisa?"
"Lisa? Bukannya Lisa ada di rumah karena eonnie menyuruhnya izin untuk menjaga Lili?"
Aku terdiam, itu artinya Lisa tidak ada di sekolah hari ini.
Kemana kamu honey, sudah beberapa hari ini juga kamu telat pulang dengan alasan kerja kelompok dan mengikuti ekstrakurikuler basket.
"Rosé, aku tidak menyuruh Lisa izin untuk menjaga Lili. Dan Rosé.. beberapa hari Lisa juga telat pulang dengan alasan kerja kelompok dan mengikuti ekstrakurikuler basket" aku berkata lirih.
"Eonnie maaf sebelumnya, kami memang mengikuti ekstrakurikuler basket tapi beberapa hari ini Lisa absen dengan alasan harus menjaga Lili dan tidak tega membiarkan eonnie mengurus Lili sendirian. Tentang kerja kelompok, Lisa malas melakukannya eonnie dan dia tidak pernah ikut"
Aku meremas ponsel di tanganku, pikiran negatif mulai bermunculan di kepalaku.
"Oweek.." tangisan Lili memelan dan aku rasa dia haus dan kecapean.
"Eonnie jangan khawatir aku akan mencari Lisa setelah ini. Fokus saja pada Lili sekarang"
Aku sangat bersyukur Lisa mempunyai sahabat seperti Rosé, dia sangat perhatian.
Aku ingin menangis namun aku menahannya karena tidak mungkin aku menumpahkannya di saat Lili masih menangis membutuhkan.
"Y-ya Rosé, gomawo"
"Nee eonnie"
Tutt
"Sssh baby haus ya nak" aku memasukkan putingku kedalam mulut Lili.
Untungnya Lili tidak menolak, dia juga perlahan mulai tenang menghisap ASI ku.
Aku mengelus pelan dahi Lili, bersenandung kecil sambil menggoyangkan tubuhku.
Huh Lisa.. aku harap kamu tidak macam-macam di luar sana.
•••
Tbc
01/05/24
Bakalan sering flashback ya.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything✓
FanfictionLisa dan Jennie adalah pasangan yang sudah satu tahun menikah, dan memiliki anak di usia Lisa yang tergolong masih cukup muda. Lisa masih berumur delapan belas tahun sedangkan Jennie sudah berumur dua puluh satu tahun. Sebenarnya Lisa maupun Jennie...