Everything - 13

4.5K 612 9
                                    


Author pov.

Setelah makan Lisa dan Lili berencana pulang, namun teman-temannya mengajak nongkrong karena beberapa bulan terakhir mereka sama-sama sibuk dan jarang meluangkan waktu.

Lili ikut tentunya, hanya saja Lisa tidak ingin terlalu lama membawa anaknya karena bisa saja Jennie marah padanya.

"Mau ecklim Dadda" pinta Lili.

"Satu ya" Lili mengangguk.

Lisa memanggil pelayan dan memesan eskrim rasa susu untuk Lili.

"Untung saja cafe ini menyediakan menu eskrim, jika tidak Lili akan menangis karena permintaannya tidak di turuti" kata Lisa pada teman-temannya.

"Aku sudah tau makanya aku memilih cafe serba ada ini" sombong Seulgi.

"Bir ada tidak?" Kata Bambam.

"Ada" Seulgi mengedipkan sebelah mata pada Bambam.

Aish dua orang ini tidak pernah berubah, selalu minum di manapun itu.

"Yaak yaak jangan aneh-aneh disini masih ada Lili" tegur Rosé.

"Memangnya tenapa talau ada baby, unty?" Lili memiringkan kepalanya menatap Rosé.

"Tidak, Lili tidak perlu tau, urusan orang dewasa oke" senyum Rosé mengusap pipi Lili.

Lili mengerucutkan bibirnya sambil mengangguk.

"Permisi, ini eskrim nya" pelayan wanita memberikan eskrim pada Lisa, dia tersenyum manis menatap Lisa dengan tatapan menggoda.

Lili melihat itu, dia melipat kedua tangannya tidak suka melihat pelayanan wanita itu. Apalagi pelayan itu sengaja berlama-lama di dekat Lisa.

"Liat caja baby adutan pada Mommy. Huh genit cekali, baby gigit balu tau lasa" Lili bersungut-sungut, dua berdiri dari pangkuan Lisa kemudian langsung mengigit tangan pelayanan itu dengan kuat.

"Aaarggh sakit!" Pekik si pelayan.

Lili menyeringai setelah itu melepaskan gigitannya, kembali duduk dengan santai di pangkuan Lisa.

"Astaga baby" Lisa terlihat shock begitu juga dengan yang lain.

"Omaygod" Rosé menutup mulutnya.

"Ada apa dengan bocil kematian ini ya tuhan, tiba-tiba saja mengigit orang" kata Seulgi.

"Benar-benar monster kecil" kata Bambam.

"Maafkan putriku, aku akan tanggung jawab" Lisa membungkuk sebentar lalu mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Sakit sekali.." pelayan itu menangis.

"Maaf, ini untuk mengobati tanganmu" Lisa menyodorkan beberapa lembar uang kepada pelayan itu.

"Ndak beldalah Dadda, itu gigitan biaca. Tellalu banak uangna"

Lisa menatap Lili dengan tegas dan menyuruh putri nakalnya itu untuk diam.

"Upss" Lili main-main menutup mulutnya.

"Ini terimalah, sekali lagi maafkan putriku" Lisa memaksa pelayan wanita itu menerima uangnya.

Pelayan itu tentu menerimanya, dia beruntung mendapatkan uang sebanyak itu dari Lisa.

"Aku memaafkan putrimu asalkan kamu memberikan nomor ponsel mu padaku. Aku hanya ingin memastikan saat berobat nanti aku tidak terkena rabies"

Kuping Lisa panas mendengarnya.

"Kamu pikir anakku binatang hah! Sialan syukur aku bertanggung jawab memberimu uang, dan apa katamu barusan, nomor ponsel ku? Jangan harap bitch! Aku berdoa semoga kamu benar-benar terkena rabies" marah Lisa kemudian menggendong Lili dan tanpa berpamitan dia pergi meninggalkan teman-temannya.

"Beginilah jika Lisa sudah marah, dia tidak memperdulikan apapun lagi. Mengerikan" Seulgi menghela nafas panjang.

"Lisa paling tidak suka jika anak dan istrinya di rendahkan. Dia bisa lebih gila dari ini" kata Bambam.

"Hei bitch, ucapan mu tadi keterlaluan, secara tidak langsung kamu menyamakan keponakan ku dengan hewan. Asal kamu tau aku bisa membuat mu di pecat dari pekerjaan mu sekarang. Ayo pergi teman-teman" Rosé menatap pelayan itu tajam sebelum meninggalkan cafe.

-

"Kami pulang" dengan wajah kusutnya Lisa memasuki rumah.

"Oh honey kenapa lama sekali, baby Mommy merindukanmu, sini nak" Jennie langsung mengambil Lili dari gendongan Lisa.

"Aku mau mandi" datar Lisa dan melangkahkan kakinya menuju kamar.

Jennie mengernyitkan keningnya bertanya-tanya.

"Wae?" Jennie menatap Lili.

"Dadda malah" cicit Lili melengkungkan bibirnya kebawah.

Jennie menghela nafas pelan.

"Baby membuat ulah lagi?" Tebak Jennie.

Lili mengangguk kecil mengeluarkan air matanya.

"Colly Mommy, hikss.." tangis Lili memeluk erat leher Jennie.

"Ssh tidak apa-apa nak, it's okey hemm" Jennie mengusap punggung Lili sambil menimang-nimang tubuh kecil Lili guna menenangkannya.

•••

Tbc

17/04/24

Kurang itu Lili, lebih ekstrim lagi dong.

Vote komen lanjut.

Everything✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang