Everything - 19

3.9K 535 9
                                    


Author pov.

"Anak cantik Dadda sudah bangun ya, umumumu lucunya.." Lisa menggesekkan hidungnya di pipi Lili.

Lili menggerak-gerakkan kakinya dan tangan mungilnya meremas rambut Lisa.

Pagi ini Lisa memilih bermain-main dengan putrinya sebelum pergi berangkat ke sekolah.

Chup

Chup

Chup

Lisa gemas menciumi seluruh wajah Lili.

"Dadda gemas baby" Lisa mengigit gigit kecil dagu Lili.

"Nggaah" Lili menggeliat membuka mulutnya menghisap pipi Lisa.

"Hihihi geli baby, haus ya nak, ayo kita cari Mommy di dapur" dengan hati-hati Lisa menggendong Lili.

"Sssh ssh" Lisa berjalan keluar kamar sambil menepuk-nepuk pelan punggung Lili.

"Sayang baby haus" adu Lisa menghampiri Jennie yang tengah sibuk menyiapkan sarapan di atas meja.

Jennie tidak mengucapkan apapun, dia hanya menghampiri Lisa lalu mengambil alih tubuh mungil Lili.

Lisa mengerucutkan bibirnya.

"Baby haus ya utututu ini hisap lah" Jennie mengarahkan putingnya ke mulut Lili.

Jennie duduk di kursi, menepuk-nepuk paha Lili sambil bersenandung kecil.

"Sayang morning kiss" Lisa hendak mencium bibir Jennie namun Jennie membuang mukanya.

Lisa cemberut merasa di abaikan.

"Sayang.." rengek Lisa meletakkan dagunya di pundak Jennie.

"Ck" Jennie menyingkirkan dagu Lisa dari pundaknya, dia tidak ingin di sentuh Lisa.

"Kenapa hemm" lembut Lisa mengelus rambut Jennie.

"Don't touch me" larang Jennie.

"Kamu istriku jadi aku berhak" Lisa mengecup pelipis Jennie.

Jennie langsung menghapus bekas ciuman Lisa lalu menatapnya dengan garang.

"Kamu masih marah sayang? Aku kan sudah minta maaf" lirih Lisa.

"Jangan bicara padaku Manoban. Lebih baik kamu pergi mandi lalu sarapan dan berangkat ke sekolah" setelah itu Jennie melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

Lisa mendesah frustasi meremas rambutnya.

"Oh God" setelah itu Lisa pergi memasuki kamar.

-

Lisa pov.

"Rosé tolong jangan ikut campur dengan masalah rumah tangga ku okey" aku dengan tegas berkat pada Rosé.

Saat ini kami berdua berada di belakang sekolah.

Rosé mengerutkan keningnya.

"Ikut campur seperti apa yang kamu maksud?"

Aku menghela nafas panjang.

"Kamu memberitahu Jennie aku bolos ekstrakurikuler basket dan tidak pernah ikut dalam kerja kelompok. Jadi aku mohon kamu tidak usah memberitahu tentangku pada Jennie, aku tidak mau menambah beban pikirannya"

Rosé menggeleng menatapku dengan sinis.

"Kemana kamu pergi saat kamu izin tidak masuk sekolah? Aku tidak masalah kamu membohongiku tapi Jennie? Dia istrimu kamu tidak seharusnya berbohong padanya. Aku curiga denganmu" Rosé menatapku datar.

"Itu bukan urusanmu Rosé Anne Park. Apa yang mesti kamu curigai padaku?"

"Kamu selingkuh"

"What! Kamu gila ya!" Teriakku marah tidak terima di tuduh.

Rosé terkekeh sinis.

"Kamu tampak sangat kaget, jangan-jangan benar kamu telah bermain api" kata Rosé dengan nada santai.

Aku mengepalkan tanganku, aku sangat marah di tuduh yang tidak aku lakukan.

Mereka tidak tau aku sedang berjuang untuk keluar kecilku, mereka hanya mencela tanpa tau sebenarnya.

"Sebaiknya tutup mulutmu sebelum aku merobeknya. Jangan pernah ikut campur dengan urusan ku" setelah itu aku pergi meninggalkannya.

Bukan seperti ini yang aku mau, aku tidak ingin bertengkar dengan Rosé namun dia sangat menjengkelkan sehingga membuatku kesal dan marah.

Aku perlu menenangkan diri agar tidak meledak.

•••

Tbc

21/05/24

Sorry lupa hehehe✌️

Hayo Mommy J masih marah, eh malah marahan juga sama Rosé.

Vote komen lanjut.

Everything✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang