Everything - 16

4.9K 589 13
                                    


Jennie pov.

"Honey temani aku shoping" aku menepuk-nepuk pantat Lisa.

Lisa sedang berbaring tengkurap sambil mengetik sesuatu di laptopnya.

"Iya sayang, aku akan bersiap" Lisa menyudahi ketikannya kemudian menyimpan laptopnya.

"Cepat honey anakmu sudah menunggu dia tidak sabar untuk membeli mainan baru" aku hendak pergi namun Lisa menahan tanganku.

"Mana ciuman untukku" Lisa memajukan bibirnya.

Aku tertawa lalu memberikan ciuman di bibir tebalnya.

Chup

Lisa menahan kepalaku semakin memperdalam ciuman kami, aku sebisa mungkin mengimbanginya karena Lisa sangat handal dalam berciuman.

"Aahh.." aku mendesah ketika tangan nakal Lisa meremas dadaku.

"Mommy Dadda!"

Aku dan Lisa segera memisahkan diri, aku sendiri sangat gugup dan sebisa mungkin menetralkan nafasku.

"B-baby" aku tersenyum kaku.

"Apa anak Dadda, kemari lah"

Lili melipat kedua tangannya, wajahnya di tekuk dengan bibirnya mengerucut lucu.

Ooh dia kesal tapi wajahnya sangat lucu dan menggemaskan.

"Jadi ndak te mall nya, talau ndak jadi yacudah baby balik nonton caja. Cibuk pacalan caja, padahal baby cudah nunggu dali tadi tau" Lili kesal menghentakkan kakinya.

Lisa bangkit menghampiri anaknya yang sedang merajuk.

"Jadi baby jangan marah hemm, Dadda pakai jaket sama celana panjang dulu oke. Tunggu lima lima menit sayang" Lisa tampak merasa bersalah, bergegas memakai jaket dan celana panjangnya.

"Baby marah?" Aku berjongkok di depannya.

Lili membuang muka.

"Maaf ya" aku mencium tangannya.

Lili menghela nafas.

"Gendong baby" Lili merentangkan tangannya.

Aku segera mengangkatnya ke gendonganku.

"Sudah ayo baby, sayang" Lisa menggenggam tanganku, dan kami pergi dari rumah.

-

"Mom mau ini ya xixixi" Lili berjingkrak-jingkrak sambil bertepuk tangan menunjuk boneka kuda poni.

"Iya baby" aku tersenyum dan Lili kegirangan memeluk kaki ku.

"Thank you Mommy" Lili tersenyum senang.

"My pleasure baby" aku mengacak-acak rambutnya.

"Sayang aku pergi membeli kopi sebentar, aku sedikit mengantuk"

"Jangan lama-lama"

"Iya sayang, minta uang" Lisa menyodorkan tangannya.

Aku mengambil kartu kredit khusus jajan Lisa, lalu memberikannya padanya.

Chup

Chup

Lisa mencium aku dan Lili sebelum pergi.

"Aku akan kembali" Lisa mengusap kepala Lili dan melangkahkan kakinya pergi setelahnya.

Perlu kalian ketahui semua kartu Lisa aku yang pegang, di saat Lisa membutuhkannya maka dia akan datang padaku seperti anak kecil yang meminta uang jajan pada orang tuanya.

Ini bukan berarti aku serahkan, big no! Ini kemauan Lisa sendiri, katanya dia malas menyimpan kartu kredit, dia ingin aku saja yang menyimpan dan mengelolanya.

"Ayo baby, kita ke toko Chanel dulu" aku memegang tangan Lili.

"Tuda poni nya mom.." rengek Lili memberatkan tubuhnya.

"Paman Dohwan yang membawakan baby" kataku, memang kami membawa satu bodyguard untuk membawakan barang belanjaan.

Lili menoleh ke belakang, begitu melihat boneka poninya di dalam troli barulah dia tersenyum tenang.

Kami memasuki toko Chanel, aku melihat-lihat dan memilih tas mana yang menurutku bagus untuk aku kenakan.

Sementara anakku berlarian kesana-kemari dengan Dohwan yang mengawasinya.

"Lili jangan ke situs bahaya" aku mendengar suara Dohwan melarang Lili.

"Tenang caja paman!" Pekik Lili.

"Saya mau yang ini dan yang ini" aku menunjuk tas berwarna hitam dan pink, pelayan segera mengambilnya dan membawanya ke kasir.

"Hai Mommy" sapa Lili dengan nada  cerianya.

"Hai baby" aku tersenyum.

"Bum bumm.." Lili berlari kencang hampir menabrak cermin.

Aku sedikit shock dibuatnya.

"Hati-hati baby" aku khawatir segera menghampirinya.

"Hihihi baby baik-baik caja Mommy" Lili terkikik sambil menyeka keringatnya dengan punggung tangannya.

"Tapi baby hampir menabrak cermin, Mommy khawatir nak" aku membantu Lili menyeka keringatnya dengan tisu.

"Baby haus mau minum Mommy"

"Tunggu sebentar baby, Dohwan kemari lah"

"Nee Mrs. Manoban"

"Bayar tas nya"

Dohwan mengambil kartu kredit dari tanganku, membungkuk sebentar lalu pergi menuju kasir.

"Ayo kita cari minum yang segar" aku menarik lembut tangannya.

"Baby ndak kuat jalan Mommy, mau gendong" rengek Lili menarik tangannya dari genggaman ku.

Lili juga terlihat lelah karena banyak berlarian tadi.

"Ayo" aku menggendongnya, Lili memeluk leherku dan mencium pipiku setelahnya.

"Manis sekali anak Mommy" aku menggesekkan hidung kami.

"Love you Mommy" senyum Lili.

Chup

Aku mengecup bibir nya.

"Love you more baby" balasku tersenyum manis.

"Jennie, Lili" suara ini, jangan bilang..

•••

Tbc

25/04/24

Lili lagi akti aktifnya, siapa tuh.

Vote komen lanjut.

Everything✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang