Everything - 03

4.8K 517 8
                                    


Lisa pov.

"Yaaak kalian jangan menggangguku, aku sedang fokus main game" aku menyingkirkan lengan Bambam dan Seulgi dari pundak ku.

"Ayolah kita main basket, game tidak akan pernah habisnya" kata Seulgi.

"Benar. Ayolah Lisa kita akan bertaruh dengan Jaehyun cs" bujuk Bambam.

Aku berdecak, malas sekali melawan pria caper itu.

"Apa taruhannya" aku menyudahi bermain game lalu menyimpan ponselku.

"Yang menang akan di traktir makan selama sebulan di kantin. Ini penawar yang baik Lisa, kita bisa makan sepuasnya" Seulgi berbinar.

"C'mon Lisa aku suka hal yang gratisan" Bambam mengguncang lenganku.

"Gratis bukan levelku" aku memutar mata malas.

"Setidaknya demi ketiga sahabat mu ini" Seulgi memohon.

"Kamu ikut Rosé?" Aku menatap Rosé yang dari tadi sibuk membaca novel.

Rosé memang lebih pendiam di antara kami. Pintar dan lembut hatinya.

"Kamu ikut aku ikut" jawab Rosé.

"Ck Rosé, seharusnya kamu mengatakan ikut saja" ucap Seulgi.

"Kalau Lisa tidak ikut kita pasti kalah. Jadi kuncinya ada di Lisa" jawab Rosé santai.

Aku menyeringai.

"Jawaban yang bagus Rosé" aku mengacak-acak rambutnya.

"Stop it" datar Rosé.

"Hehehe piss" aku menyengir.

"Lisa kamu tega melihat kita berdua?" Seulgi dari Bambam melengkungkan bibir kebawah.

"Menjijikkan" aku mengusap wajah mereka.

Mereka semakin membuat wajah sedih.

"Yaak hentikan wajah jelek itu, aissh baiklah kita akan mengalahkan Jaehyun cs"

Wajah keduanya menjadi berseri.

"Yes! Itu namanya sahabat" Seulgi dan Bambam memelukku, aku menyingkirkan mereka karena tidak ingin terlalu lama di peluk. Kecuali pelukan istriku hehehe.

Drrrtt..

Aku merogoh saku celana ku.

"Kalian duluan ke lapangan, aku menjawab panggilan istriku dulu"

"Ya kami tunggu" Seulgi dan Bambam pergi duluan.

"Rosé?" Aku menatapnya.

"Aku ikut denganmu saja"

Aku mengangguk dan mengangkat panggilan Jennie.

My sexy hot wife ❤️

"Ya sayang" lembut ku.

"Owek.." ah putri kecilku menangis.

"Honey nanti langsung pulang ya, badan Lili panas dan aku kesulitan menanganinya sendirian"

"Sudah di bawa ke dokter?" Aku khawatir.

"Sudah hon, kata dokter demam ringan. Lili sangat rewel tidak mau di baringkan di kasur, maunya harus di gendong terus" adu Jennie.

Jennie pasti kecapean sekarang. Tunggu aku pulang sayang, aku akan membantumu menjaga Lili.

"Owek owek owek" suara tangisan Lili semakin keras.

"Sssh jangan menangis baby, nanti Dadda akan langsung pulang hemm"

"Hon sudah dulu ya aku akan memenangkan Lili. Jangan nakal di sekolah ingat kamu sudah memiliki istri dan anak. I love you honey"

"Iya sayang. I ove you too wife"

Tutt

Aku kembali menyimpan ponselku.

"Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Rosé.

"Lili demam" lirihku.

"Kamu harus menemani Jennie eonni, Lisa. Pulanglah bantu dia merawat Lili" Rosé menepuk pundak ku.

"Tapi aku sudah berjanji untuk memenangkan permainan basket"

"Jangan khawatir aku akan mengusahakan agar kami tetap menang. Keluarga yang utama"

Aku menghela nafas panjang.

"B-bagiamana jika kalian kalah? Seulgi dan Bambam pasti kecewa denganku karena telah mengingkari janji"

"Sudah kubilang keluarga yang paling utama. Mereka pasti akan mengerti aku akan menjelaskan pada mereka nanti. Seulgi dan Bambam sahabat kita, kamu jelas tau bagaimana sifat mereka"

"Lagian jika kami kalah bukan masalah, aku yang akan menanggung biayanya" lanjut Rosé.

Aku memeluk Rosé karena dia sangat mengerti keadaanku.

"Terimakasih, kamu memang sahabat yang pengertian"

"Sama-sama. Sudah sana pulang, aku doakan semoga keponakan ku cepat sembuh" senyum Rosé menepuk lenganku.

Aku tersenyum dan mengangguk.

Maaf Seulgi Bambam, Rosé benar aku harus mengutamakan keluarga kecilku terlebih dahulu.

Aku mengambil tas ku dan berlari secepat kilat keluar dari kelas.

•••

Tbc

02/04/24

Dadda bocah masih butuh arahan. Acungi jempol buat Rosé 👍

Vote komen lanjut.

Everything✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang