Everything - 07

4.6K 576 8
                                    


Jennie pov.

Setelah Lisa mengusir orang tua kami, aku dan Lisa akhirnya bisa bernafas lega tanpa mendengar ucapan menyakitkan dari mereka.

Aku tau orang tua kami pasti kecewa dengan perilaku kasar Lisa, namun mau bagiamana lagi mereka yang mulai dan Lisa juga mengatakan tidak apa-apa selagi kami bisa tenang tanpa ada gangguan dari orang tua kami.

"Sayang minum dulu" aku menatap Lisa, matanya sayu tanda dia kurang tidur.

"Makasih honey" aku menerima botol minuman dari tangan Lisa.

Lisa tersenyum lembut mengusap kepalaku.

"Hon" panggilku.

Lisa berdehem.

"Dokternya belum keluar, kenapa lama sekali aku takut" aku tidak bisa tidak menunjukkan kekhawatiran ku, hatiku tidak tenang sebelum bisa melihat Lili.

"Sabar sayang dokter Kim masih menangani baby. Doakan saja yang terbaik untuk kesembuhan baby hemm, uri Lili pasti kuat" Lisa menguatkan ku, padahal aku tau sendiri Lisa pasti lebih cemas namun dia tetap berusaha menghiburku.

Betapa aku sangat mencintainya.

"Aku ingin baby baik-baik saja dan kalau bisa sakitnya pindahkan saja padaku" lirihku.

"Tidak boleh, jika kamu sakit aku akan sedih, pindahkan saja padaku aku kan kuat. Kamu cukup merawat ku saja sampai sembuh oke"

"No.. tidak ada yang boleh sakit kalau begitu" aku melengkungkan bibirku kebawah, sekarang sakit menjadi trauma tersendiri bagiku.

"Ssh jangan sedih sayang" Lisa membawaku ke pelukannya.

Aku memejamkan mataku menghirup dalam-dalam aroma tubuh Lisa. Sangat memabukkan sehingga memberikan ketenangan bagiku.

Ceklek

Mataku langsung terbuka ketika mendengar suara pintu terbuka.

"Dokter Kim" aku dan Lisa berdiri.

Dokter Kim tersenyum.

"Dokter Kim, bagiamana keadaan putri kami" tanya Lisa terlihat cemas.

"Lili baik-baik saja kan dok?" Aku dengan khawatir bertanya.

"Lili anak yang kuat" dokter Kim menatapku dan Lisa bergantian.

"Jennie Lisa, kalian harus bersyukur karena Tuhan masih baik memberikan Lili bernafas. Lili berhasil melewati masa kritisnya, seperti yang aku bilang tadi Lili adalah anak yang kuat dan tangguh"

Aku menangis lagi, sedih senang bahagia bercampur menjadi satu.

"Hikss putriku, terimakasih Tuhan.." aku terisak memeluk Lisa.

Lisa menitikkan air matanya sambil mengusap-usap punggung ku.

"Terimakasih Tuhan" lirih Lisa.

"Kalian sudah boleh masuk, aku akan pergi meresepkan obat untuk Lili"

"Terimakasih dokter Kim" ucap Lisa, dokter Kim mengangguk dan berlalu setelahnya.

"Ayo masuk sayang" Lisa merangkul ku lalu membuka pelan pintu ruangan Lili.

Klek

Hatiku terenyuh begitu melihat infus menancap di tangan mungil Lili serta alat pembantu bernafas di hidungnya.

Sesakit ini melihat anak kita terbaring lemah tak berdaya.

"Baby.." tanganku gemetar menyentuh wajah pucat putriku.

Lisa membuang muka, aku melihat dia menutup wajahnya dengan lengannya.

"Lili terlalu kecil untuk merasakan sakit" bahu Lisa bergetar menangis tersedu-sedu.

"Honey kemari lah" panggilku.

Lisa menggeleng tidak mau menatap ku dan Lili.

"Aku tidak kuat, rasanya menyakitkan melihat putriku terbaring lemah. Hiks hikss.."

Aku kembali menatap Lili dan lagi-lagi air mataku mendesak keluar membasahi pipiku.

"Cepat sembuh nak" aku memeluk Lili dan mencium lama keningnya.

"Honey kemari lah baby pasti membutuhkan pelukanmu juga, aku juga butuh dirangkul" lirihku.

"Hikss.. hikss.." Lisa akhirnya luluh perlahan menghampiri kami.

"Baby" Lisa memelukku dan Lili.

•••

Tbc

06/04/24

Cepat sembuh baby Lili 😿

Vote komen lanjut.

Everything✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang