Lisa pov."Bagaimana keadaan Lili sekarang?" Suara Rosé terdengar khawatir.
"Sudah lebih baik Rosé, doakan saja Lili cepat sembuh dan kembali lagi ke rumah" aku mengatur suara ku pelan agar tidak menganggu tidur Jennie dan Lili.
"Aku pasti mendoakan yang terbaik untuk keponakan ku. Btw Lisa sudah dulu ya sebentar lagi kelas di mulai, nanti aku akan datang bersama Seulgi dan Bambam untuk menjenguk Lili"
"Ya Rosé, sekali lagi maaf karena telah merepotkan mu untuk mengurus surat ijin ku"
"Ck aku sahabatmu, sudah masalah absensi jangan di pikirkan yang terpenting adalah kesembuhan Lili"
"Hemm gomawo Rosé"
"Nee, aku tutup bye"
Tut
Aku menghela nafas pelan, menatap Lili yang masih betah memejamkan matanya.
Tadi sekitar jam enam pagi dokter kim sudah melepas alat pembantu bernafas di hidung Lili, dia mengatakan Lili sudah membaik, hanya tinggal menunggu si mungil bangun membuka mata indahnya.
Sebelumnya aku pulang ke rumah untuk mengambil baju ganti untukku dan juga Jennie, tidak lupa membeli sarapan dan vitamin untuk di konsumsi Jennie.
"Honey" Jennie bangun, aku memilih bangkit dari sofa untuk menghampirinya.
Chup
Aku mencium kening Jennie.
"Kamu tidak pergi ke sekolah?" Jennie perlahan duduk.
Aku menggeleng.
"Lili membutuhkan ku, begitu juga dengan kamu" aku menekan hidung kecilnya.
Jennie berdecak memukul pelan tanganku.
"Tenang saja sayang aku sudah minta tolong pada Rosé untuk memberikan surat ijin ku pada kepala sekolah. Jangan marahi aku, ini demi baby" aku memelas mengecup punggung tangannya.
"Aku tidak marah honey" senyum Jennie mengusap pipiku.
"Terimakasih sayang" aku memeluk sayang tubuh Jennie.
"Nggah.." aku dan Jennie sama-sama menoleh menatap Lili.
Putriku akhirnya membuka matanya! Aaaah aku sangat terharu sehingga mataku berkaca-kaca.
"Honey putri kita bangun!" Jennie memekik senang langsung memeluk Lili.
"Aku bahagia sayang" aku mencium punggung tangan Lili, lalu menggenggamnya dengan lembut.
"Aku juga. Anak Mommy.." Jennie mencium pipi Lili.
Lili menguap menggerakkan kepalanya menghadap Jennie.
"Kiyowoo" aku gemas melabuhkan kecupan kecupan di pipi gembulnya.
Lili melengkungkan bibirnya kebawah sembari menggeliat.
"Utututu jangan nangis baby" Jennie segera menenangkan Lili.
"Oweek.." aku menepuk keningku, putri kecilku menangis.
"Honey bantu aku menggendong Lili"
Aku mengangguk, perlahan aku mengangkat Lili dengan hati-hati meletakkan Lili ke gendongan Jennie.
"Sssh mau uyyu ya, tenang baby akan mendapatkannya dari Mommy" aku menghibur Lili yang menangis.
"Hon buka" Jennie menunjuk kancing bajunya.
Aku mengangguk segera membuka tiga kancing bajunya.
Glup
Aku menelan ludahku, gunung kembar Jennie selalu membuatku panas.
Aku menggeleng membuang jauh-jauh pikiran kotorku, tidak! Aku masih waras.
"Owek owek owek" Lili semakin rewel karena belum mendapatkan apa yang dia mau.
"Iya nak ssh, ini hisap lah" Jennie mengarahkan putingnya ke mulut Lili.
Segera setelah mendapatkan apa yang dia mau Lili berhenti menangis dan fokus menyedot ASI-nya melalui puting pink kesukaan ku.
"Honey matamu" Jennie mengusap wajahku.
Aku tersenyum malu menyembunyikan wajahku di lekukan lehernya.
"Sayang" aku memainkan jari-jari ku.
"Hem" dehem Jennie sambil mengusap dahi Lili.
"Emmm bolehkah setelah baby uyyu giliran aku yang uyyu? Tapi kalau tidak boleh aku tidak memaksa kok" aku mengerutkan bibirku.
"Kamu akan mendapatkannya tapi nanti, setelah aku sarapan hemm, aku lapar butuh tenaga untuk menyusui bayi-bayi ku" senyum Jennie mengecup bibirku.
Aku menampilkan deretan gigiku mengangguk senang.
"Terimakasih sayang, i love you"
Chup
Aku mencium bibir Jennie.
"I love you more honey" balas Jennie.
•••
Tbc
07/04/24
Akhirnya bangun juga si kecil, Lisa ga mau kalah sama anaknya 🤭
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything✓
FanfictionLisa dan Jennie adalah pasangan yang sudah satu tahun menikah, dan memiliki anak di usia Lisa yang tergolong masih cukup muda. Lisa masih berumur delapan belas tahun sedangkan Jennie sudah berumur dua puluh satu tahun. Sebenarnya Lisa maupun Jennie...