Jennie pov.Kami sudah pulang dari rumah sakit, Lisa sudah mendingan selain itu Lisa juga tidak suka berlama-lama di rumah sakit.
"Sayang, aku boleh bermain game?" Tanya Lisa.
"Boleh tapi sampai tiga puluh menit saja oke" aku mengusap kepalanya.
"Thanks love" Lisa mengecup rahang ku.
Aku tersenyum setelah itu Lisa menghidupkan PS nya.
Ting.. tong
"Biar aku yang membuka pintu, kamu disini saja bersama baby" kataku kemudian keluar dari kamar, menuju pintu utama.
Ceklek
Aku mengerutkan keningku saat melihat Eomma dan Appa di hadapan ku.
Dari mana mereka tau tempat tinggal ku dan Lisa?
"Seharusnya kamu mempersilahkan orang tuamu masuk terlebih dahulu, Jennie" Appa memberikan wajah datarnya.
"Eum silahkan masuk Eomma, Appa" aku mempersiapkan orang tuaku masuk.
"Bagiamana bisa kamu tinggal di tempat sekecil ini? Apa cucu Eomma baik-baik saja? Lisa tidak mencukupi mu dan Lili bukan, ckckck" Eomma berdecak memperhatikan sekeliling ruangan.
"Appa tidak mau anak Appa dan cucu Appa hidup susah, apalagi sampai tidak tercukupi" kata Appa.
Aku memejamkan mataku sebentar, sangat tidak suka Lisa di rendahkan seperti ini.
"Mari duduk dulu Eomma, Appa"
Kedua orang tuaku duduk, masih melihat-lihat sekeliling apartemen berukuran sedang ini.
"Aku akan memanggil Lisa"
"Tidak perlu, kami hanya sebentar. Duduklah" kata Appa.
Aku menghela nafas dan duduk.
"Eomma dan Appa tidak ingin berbasa-basi, sebaiknya kamu ceraikan Lisa dan tinggallah bersama Lili di mansion Kim" kata Eomma.
Aku membulatkan mataku tidak percaya, apa-apaan bercerai?
Never!
"Apa yang Eomma katakan, kenapa menyuruhku menceraikan Lisa? Selama ini Lisa menantu kesayangan kalian" aku tersulut emosi.
"Lisa sudah di buang oleh keluarganya. Apa yang kamu harapkan dari dia? Kamu dan Lili akan hidup sulit bersamanya, jadi lebih baik kamu ceraikan Lisa dan tinggallah bersama kami agar kehidupanmu layak tercukupi dan tidak hidup dalam kesusahan" kata Appa.
Sungguh kata-kata mereka sangat menyakiti ku, aku menangis sangat sakit hati dengan perkataan orang tuaku.
"Aku tidak akan menceraikan Lisa bagaimanpun keadaannya! Aku mencintai Lisa bukan mencintai hartanya. Aku bahagia hidup sederhana bersama Lisa, aku senang dan merasa di cintai olehnya. Aku tidak mau bersama Eomma dan Appa, apa gunanya hidup dalam kemewahan jika aku tidak bahagiakan? Itu sama saja membuatku mati dengan perlahan! Lili juga tidak seharusnya di pisahkan dengan Dadda nya, hikss kalian sungguh tega.." lirihku menangis tersedu-sedu.
"Sayang ada apa ini" Lisa berjalan tergesa-gesa menghampiriku.
"Honey hikss mereka jahat ingin memisahkan kita" aku langsung memeluk Lisa.
Lisa menatap Eomma dan Appa.
"Kamu seharusnya tau diri Lisa, jangan biarkan istri dan anakmu hidup susah. Aku sebagai Appa Jennie tidak rela membiarkan putriku dan cucuku hidup dalam kesusahan. Kamu pikir dengan bekerja di cafe akan membuat mu kaya? Pikirkan dengan baik Lalisa Manoban"
Aku melihat rahang Lisa mengeras, itu tandanya dia marah.
"Aku sangat tau diri Appa, membawa istri dan anakku dalam kesusahan bukan rencana ku. Memang orang tua tidak akan rela jika anaknya hidup dalam kesusahan, tapi sebagai kepala keluarga aku tau apa yang akan aku lakukan dan kerjakan agar istri dan anakku tetap tercukupi. Ya memang tidak membuat kaya tapi yang terpenting aku bisa memberi makan anak dan istri ku dari situ. Appa pikir saja, perusahaan mana yang menerima kerja anak di bawah umur? Jika ada aku akan melamar di sana" balas Lisa membuat Appa terdiam.
"Jika kalian tetap menyuruh kami berpisah maka dengan terpaksa, silahkan angkat kaki dari rumah ini" tegas Lisa.
"Tidak punya sopan santun" Eomma menatap tajam Lisa.
Lisa hanya diam dengan wajah datarnya.
"Tidak perlu mengusir kami, dan ingat jangan menyesal jika kamu hidup dalam kesusahan, karena kamu yang memilihnya Jennie. Ayo yeabo, kita lihat saja sejauh mana manusia egois ini bertahan" Appa mengangkat kepalanya terlihat sangat angkuh.
"Kajja yeabo" Eomma menggandeng tangan Appa.
Eomma dan Appa akhirnya pergi.
"Serendah itu aku di mata mereka" lirih Lisa menitikkan air matanya.
"Jangan dengarkan kata mereka honey, kamu yang paling hebat dan terbaik untukku dan Lili" aku menghapus air mata Lisa.
"Aku bersumpah akan membahagiakan mu dan Lili, membuat mereka menyesal dan meminta maaf pada kita" Lisa menyatukan kening kami.
"I love you honey" aku mengecup bibir Lisa.
"I love you more sayang" Lisa mengecup keningku.
Aku mengusap-usap punggungnya, kami sama-sama menangis dan saling menguatkan.
Ini ujian yang berat bagi keluarga kecil kami.
•••
Tbc
07/06/24
Jahatnya 😌
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything✓
Fiksi PenggemarLisa dan Jennie adalah pasangan yang sudah satu tahun menikah, dan memiliki anak di usia Lisa yang tergolong masih cukup muda. Lisa masih berumur delapan belas tahun sedangkan Jennie sudah berumur dua puluh satu tahun. Sebenarnya Lisa maupun Jennie...